Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Selasa, 8 Maret 2016, 05:59 WIB

Mie ayam ya mie ayam. Dalam bayanganku, mie ayam paling ya bentuknya gitu-gitu aja. Rasanya juga paling juga gitu-gitu aja. Jadi, nggak ada yang istimewa deh dari mie ayam pada umumnya.

 

Eh, mungkin yang bisa bikin mie ayam jadi (lebih) istimewa itu bukan penampilan maupun rasanya, melainkan juga lokasi dan perjuangan ke sananya. Seperti misal mie ayam yang dijajakan di Kecamatan Samigaluh, Kulon Progo? Yang jaraknya kalau ditarik garis belok-belok dari Kota Jogja ada sekitar 35 km dengan... ehm... 7 km di antaranya berwujud tanjakan jahanam....

 

Alasan di Balik Misi Mie Ayam Samigaluh

Oke. Jadi, misi bersepeda di hari Rabu pagi (20/12/2015) ini adalah nanjak ke Samigaluh, sarapan mie ayam, pulang. Selesai!

 

Lha kenapa bersepeda di hari Rabu? Ya karena pingin aja sekali-kali anti-mainstream bersepeda pas hari kerja, hahaha . Lagipula jadwal kerjaku kan "agak" fleksibel, alias bisa dialih jadwal dari tengah hari sampai tengah malam. Yaa setiap orang kan ya punya plus-minus dengan pekerjaannya sendiri-sendiri lah ya.

 

Apalagi pas waktu itu aku juga lagi mumet sama kodingan kerjaan. Pagi-pagi langsung kerja ngoding rasanya kok nggak banget. Karena kodingan yang bikin mumet itu kalau dipikir sambil ngendog nggak juga membuahkan endog solusi. Jadi, kayaknya mungkin perlu aku pikirkan sambil... ehm... nanjak...

 

Lha terus kenapa mesti ke Samigaluh? Karena ya aku rasa pas saja.

 

Tanjakan Samigaluh kan tergolong salah satu tanjakan jahanam nan legendaris di provinsi DI Yogyakarta. Jaraknya dari Kota Jogja ya lumayan “dekat” (bersepeda jarak 35 km itu buatku terasa dekat ). Pemandangan menuju Samigaluh juga sedap dipandang mata. Jalan raya menuju ke sana juga nggak terlampau ramai kendaraan. Ya pokoknya pas lah dengan mood di hari Rabu pagi itu.

 

Lalu kenapa mesti mie ayam? Ya karena beberapa hari belakangan ini aku pingin saja menyantap mie ayam. Padahal, di dekat sarang penyamun juga ada warung mie ayam. Tapi nggak tahu kenapa, kok ya nggak kesampaian juga makan mie ayam. Seringnya pelarian ke mie instan. #hidupanakkos

 

Lagipula dari pengalamanku, di wilayah Kulon Progo itu kok jarang yang jual soto ya? Lebih banyak yang jual mie ayam atau bakso. Jadi, mungkin di Samigaluh sana lebih mudah sarapan mie ayam daripada sarapan soto.

 

Oke. Pengantar curhat artikel ini cukup sampai di sini! Setelah ini aku bakal cerita tentang perjalanan ke Samigaluh naik sepeda!

 

Dari Kota Jogja ke Samigaluh Lewatnya Jalan Kebonagung

Mungkin Pembaca yang dari luar Jogja atau bahkan Pembaca yang warga Jogja sendiri belum pernah ke Samigaluh? Takut-takut mau ke sana karena lokasinya dikelilingi hutan? Nah, aku harap artikel ini bisa memberi gambaran ke Pembaca semua tentang perjalanan ke Samigaluh dan juga dokumentasi tentang tanjakan Samigaluh yang legendaris itu.

 

foto selfie tugu pal putih yogyakarta 2016
Ada yang belum pernah foto di sini?

 

Perjalanan menuju Samigaluh dimulai pukul 05.43 WIB (jam DSLR) dari Tugu Pal Putih Kota Jogja yang ikonik itu. Pembaca pasti sudah kenal lah ya dengan landmark Kota Jogja ini. Bahkan mungkin sudah pernah berfoto narsis di sini?

 

Buat yang ingin berfoto di Tugu Pal Putih ini aku sarankan kalau berfoto pada rentang waktu pukul 3 hingga 4 pagi karena arus lalu lintas di rentang waktu tersebut cenderung sepi. Jadi kalau mau berfoto dengan gaya tiduran di badan jalan ya nggak terlalu rawan ditabrak kendaraan yang melintas, hehehe.

 

gapura perbatasan kota yogyakarta dan sleman di jalan magelang pada tahun 2015
Selepas gapura ini sudah masuk wilayah Kabupaten Sleman.

 

Dari Tugu Pal Putih Kota Jogja aku bersepeda menyusuri Jl. Magelang (Jl. Raya Jogja – Magelang) ke arah utara sampai Terminal Jombor. Jl. Magelang ini adalah jalan raya yang menghubungkan Kota Jogja dengan Kota Magelang, Jawa Tengah yang berjarak 40-an km.

 

wujud terminal jombor sleman sebelum perluasan di akhir tahun 2015
Kalau mau naik bus tujuan Magelang, Semarang, dan sekitarnya berangkatnya dari Terminal Jombor.

 

Terminal Jombor sendiri adalah terminal angkutan dalam kota dan juga luar kota. Pembaca yang naik bus dari wilayah Jawa Tengah bagian barat laut seperti Magelang atau Semarang pemberhentian terakhirnya adalah di Terminal Jombor ini. Kalau Pembaca mau naik bus ke Candi Borobudur, ya naiknya juga dari Terminal Jombor ini.

 

suasana jalan kebonagung, mlati-seyegan-minggir di zaman dulu pada tahun 2015
Mungkin, 1, 3, atau 5 tahun dari sekarang sepanjang jalan isinya tempat usaha, bukan sawah lagi.

 

Di dekat Terminal Jombor ini ada jalan raya yang bernama Jl. Kebonagung. Sesuai namanya, Jl. Kebonagung ini adalah jalan raya yang berasal dari  (atau menuju ke) Dusun Kebonagung yang merupakan bagian dari Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman.

 

Kalau ditarik garis belok-belok, jarak dari Terminal Jombor ke Dusun Kebonagung ada sekitar 20 km dengan menyusuri Jl. Kebonagung. Sepanjang perjalanan, aku disuguhkan pemandangan pedesaan khas Yogyakarta. Di mana sawah-sawah kian berganti rupa menjadi lahan hunian dan tempat usaha... #efekmodernisasi

 

patok batas kecamatan seyegan di jalan kebonagung
Masuk wilayah Kecamatan Seyegan, Sleman. Di sini suasananya lebih terasa pedesaan.

 

Pemandangan “hiruk-pikuk” pedesaan ini jamak disaksikan ketika berada di wilayah Kecamatan Mlati, Sleman. Ketika memasuki wilayah Kecamatan Seyegan, barulah pemandangan sawah-sawah nan hijau mulai mendominasi. Apakah kelak sawah-sawah di Seyegan akan bernasib serupa dengan yang ada di Mlati? Biarlah waktu yang menjawabnya...

 

suasana persawahan bertani seyegan sleman
Di masa mendatang, apakah jumlah petani yang ke sawah naik sepeda bakal menyusut?

 

Untuk urusan logistik, di sepanjang Jl. Kebonagung kita bakal berjumpa dengan banyak pasar tradisional, misalnya saja Pasar Cebongan, Pasar Balongan, dan Pasar Kebonagung. Di wilayah Sleman ini jam buka minimarket waralaba termasuk siang. Jadi, untuk urusan logistik pagi-pagi ya mengandalkan kios tradisional yang dikelola warga. Jangan lupa juga untuk nyetok jajanan tradisional yang murah dan lezat sebagai penambah tenaga.

 

suasana depan pasar tradisional cebongan, Mlati, Sleman, Yogyakarta
Suasana di depan Pasar Cebongan, Mlati, Sleman.

 

penjual jajanan tradisional khas sleman, yogyakarta
Belakangan ini aku lebih senang beli jajanan pasar sebagai bekal bersepeda.

 

kue cente jajanan tradisional khas yogyakarta
Kue cente warna-warni seharga Rp500 per buah.

 

Setelah perjalanan pajang yang tidak begitu melelahkan (ceileh! sok kuat ), akhirnya aku sampai di Jembatan Kebonagung sekitar pukul 07.37 WIB atau nyaris 2 jam sejak bersepeda dari Tugu Pal Putih. Kalau sedang diburu waktu, aku pernah bersepeda dari Tugu Pal Putih menuju Jembatan Kebonagung ini dalam waktu sekitar 1,5 jam. Eh, itu pas zaman aku masih muda dulu ya. Pas tenaga, waktu luang, dan semangat masih melimpah-ruah. Kalau sekarang ya mbuh...

 

pemandangan jembatan kreo penghubung kebonagung dan dekso di zaman dulu
Satu di antara banyak jembatan yang menghubungkan Sleman dengan Kulon Progo.

 

Jembatan Kebonagung ini merupakan salah satu jembatan yang menghubungkan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Kulon Progo. Maka dari itu, so pasti di bawah jembatan ini mengalir Kali Progo yang berwarna cokelat keruh karena memang sedang musim hujan. Kalau kata orang Jawa, kaline banjir!

 

kondisi sungai progo Yogyakarta saat banjir
Kali Progo, batas alami Sleman dan Kulon Progo saat sedang banjir.

 

Setelah menyebrang Jembatan Kebonagung, sampailah aku di Perempatan Dekso yang lokasinya ada di Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang, Kulon Progo. Perempatan Dekso ini ibarat starting point penjelajahan Kulon di Progo. Di sini jalan bercabang tiga, ke arah Nanggulan, ke arah Samigaluh, dan ke arah Magelang.

 

Nah, rute bersepeda yang “menantang” itu pun dimulai...

 

Pemandangan Sepanjang Tanjakan Jahanam Samigaluh

Aku memilih cabang jalan ke arah Samigaluh. Kalau dari patok jalan, tertera jarak ke Desa Pagerharjo sekitar 17 km. Sedangkan jarak ke Kota Jogja tertera 26 km. Wah jauh juga ya ternyata?

 

Nah, lokasi di mana aku rencananya bakal sarapan mie ayam adalah di ibu kota Kecamatan Samigaluh yang (kalau nggak salah) bertempat di Desa Gerbosari. Letak Desa Gerbosari ini sebelum Desa Pagerharjo. Kira-kira ya sekitar 9 km lah dari Perempatan Dekso. Asik dong ya jarak yang 17 km itu dapat diskon 50%, hehehe.

 

patok kilometer jarak jalan dari perempatan dekso ke pusat kecamatan samigaluh, Kulon progo, Yogyakarta
Jarak 26 kilometer itu kalau dari rumah sudah sampai pasirnya Pantai Parangtritis.

 

Tapi jangan salah! Karena wilayah Samigaluh ini letaknya ada di Perbukitan Menoreh, sudah pasti jarak yang “hanya” 9 km itu wujudnya ya... ehm... tanjakan. Jahanam pula! Hahaha .

 

suasana jalan raya samigaluh berbataskan hutan sepi rawan pocong
Ini belum tanjakan jahanam. Tapi ya sudah mulai nanjak sedikit sih. Bayangkan suasananya pas malam.

 

Sekitar dua kilometer pertama, kontur jalannya sih masih bersahabat. Sedikit menanjak tapi nggak sampai menguras tenaga. Pemandangannya juga masih sedap dipandang mata. Ada hamparan luas sawah hijau yang mirip-mirip seperti yang ada di Nanggulan.

 

suasana persawahan di pinggir Jalan Raya Samigaluh di kecamatan Girimulyo, Kulon progo
Hamparan sawah hijau seperti permadani. Sayang kalau buat guling-guling nanti kotor lumpur.

 

Selain itu, di pinggir jalan raya kita bisa menyaksikan pemandangan Sungai Tinalah (yang entah kenapa) jauh lebih jernih dibandingkan Kali Progo. Duh, jadi pingin main di sungai.

 

sungai tinalah di Kulon Progo saat debit airnya naik banjir
Sebanjir-banjirnya Sungai Tinalah kok ya airnya nggak cokelat ya?

 

Di pinggir jalan raya juga ada pemandangan unik lain lho! Ada patung pahlawan nasional yang aku yakin kita semua kenal, yaitu Pangeran Diponegoro. Patung Pangeran Diponegoro ini dalam posisi berdiri dengan tangan kanannya menunjuk ke suatu cabang jalan.

 

patung pangeran diponegoro di pinggir jalan raya samigaluh arah ke gua sriti
Mungkin maksudnya Pangeran Diponegoro nunjuk itu menyuruh supaya mampir ke Gua Sriti.

 

Dari pengalamanku bersepeda ke sini di tahun 2011 silam, cabang jalan ini mengarah ke Gua Sriti, salah satu gua persembunyian Pangeran Diponegoro ketika bergerilya melawan Belanda. Tapi saat ini kok yang tertera di cabang jalan itu malah Monumen Rumah Sandi Indonesia ya?

 

spss bersepeda ke Gua Sriti di tahun 2011
Pada suatu ketika saat manusia-manusia ini masih lajang dan senggang.

 

Hmmm... mungkin kapan-kapan perlu aku cek lebih lanjut tentang Monumen Rumah Sandi ini.

 

gapura monumen rumah sandi indonesia di Girimulyo, Kulon Progo searah ke Gua Sriti
Fokus lihat ke gapuranya saja. Jangan ke jalan aspal yang nanjak itu. #eh

 

Objek menarik lain yang aku jumpai di pinggir jalan raya adalah arca Ganesha. Sayang, kepala dari arca Ganesha ini bernasib sama seperti kepala arca pada umumnya, hilang.

 

Kalau dari dugaanku sih arca Ganesha ini bukan benda purbakala. Soalnya aku nggak menemukan nomor registrasi dari BP3 yang biasa tertera di arca-arca.

 

arca ganesha di pinggir jalan raya samigaluh, Kulon Progo
Mengenaskan, arca Ganesha jadi penunggu jalan raya seperti ini.

 

Aku sendiri nggak terlalu lama mengamati arca Ganesha ini. Soalnya, persis di belakang arca ada rumah warga yang punya peliharaan anjing yang cerewet. Itu anjingnya nggak berhenti menggonggong sejak  aku berhenti mengamati arca Ganesha ini.

 

Padahal aku kan ya bukan maling...

 

Eh, tapi tingkahku memang mencurigakan sih...

 

jalan tanjakan hidung petruk di jalan raya samigaluh kulon progo
Ini kontur jalannya nanjak pakai banget. Cuma ya sayangnya di foto nggak terlihat ganas.

 

Nah, selepas arca Ganesha ini kontur jalan raya Samigaluh pelan-pelan mulai berubah wujud menjadi tanjakan jahanam. Awalnya hanya tanjakan curam yang jaraknya pendek-pendek. Lama-lama berubah jadi tanjakan curam yang meliuk-liuk seperti hidungnya Petruk. Seingatku ada lah minimal 3 tanjakan hidung Petruk di jalan raya Samigaluh ini.

 

Seperti biasa, menghadapi medan yang seperti ini bikin aku mengibarkan bendera putih alias nuntun sepeda! Mau gimana lagi? Lha wong tanjakannya nggak manusiawi kok? Tapi sih mungkin buat pesepeda Bandung yang sering melibas trek ke Warung Bandrek, tanjakan seperti ini sih nggak ada apa-apanya...

 

pemandangan sawah indah di pinggir jalan raya samigaluh kulon progo
Seenggaknya pas berhenti bisa sambil menikmati pemandangan indah seperti ini. Lumayan lah.

 

Meskipun medan jalannya tanjakan jahanam, yang membuat istimewa dari tanjakan jahanam legendaris ini adalah pemandangan berbagai air terjun kecil di sepanjang jalan. Aku hitung minimal ada 5 air terjun kecil lah.

 

berhenti bersepeda di pinggir jalan raya menikmati air terjun di samigaluh, kulon progo
Sempat ditanyai orang-orang pas berhenti di pinggir jalan, "Motret apa Pak?"
Oh yes, aku diundang Pak.

 

Kalau buat objek foto, hmmm... sepertinya kurang cocok ya, karena debit airnya cenderung kecil. Tapi untuk sekadar berbasah-basahan, ya... oke lah. Itu pun kalau nggak malu dilihat orang-orang yang lewat karena lokasinya ya benar-benar persis di pinggir jalan raya.

 

air terjun vertikal di pinggir jalan raya samigaluh, Kulon Progo

air terjun kembar di pinggir jalan raya samigaluh, Kulon Progo

grojogan cantik di pinggir jalan raya samigaluh, Kulon Progo
Penampakan sejumlah air terjun musiman di pinggir jalan raya Samigaluh itu.

 

Pit stop di jalan tanjakan ini adalah Minimarket Semart yang terletak di Desa Gerbosari. Walau sudah masuk wilayah Desa Gerbosari, tapi belum masuk ke wilayah pusat pemerintahan Samigaluh. Aku masih harus menempuh jarak sekitar 3 km untuk benar-benar sampai di depan Kantor Kecamatan Samigaluh.

 

minimarket semart di Gerbosari, Samigaluh, Kulon Progo
Toko kelontong seperti ini di tengah jalan tanjakan mesti jadi dambaan para pesepeda.

 

Alhamdulillah! Pukul 09.52 WIB akhirnya sampai juga di pusat Desa Gerbosari, Samigaluh!

 

lokasi alamat kantor kecamatan samigaluh kulon progo
Perjuangan keras bisa sampai sini.

 

Perjalanan menguras tenaga dari Perempatan Dekso memakan waktu 2 jam 15 menit dengan jarak yang “hanya” kurang-lebih 9 km. Mungkin karena aku juga kebanyakan berhenti buat foto-foto ya?

 

Mie Ayam Dalam Seuntai Doa

Berhubung perut sudah keroncongan kehabisan bensin melibas tanjakan, aku menyusuri jalanan mencari warung mie ayam di Desa Gerbosari yang sekiranya sudah buka. Untung kontur jalan di sini nggak nanjak-nanjak banget. Jadinya masih bisa lah dipaksa mengayuh 1-2 kilometer, hahaha.

 

suasana di pinggir jalan raya di desa Gerbosari, Samigaluh, Kulon Progo
Suasana di desa Gerbosari yang dibelah jalan raya.
Pelosok-pelosok begini, di sini ada minimarket waralaba lho!

 

Aku ketemu satu warung mie ayam yang sekiranya cukup representatif. Letaknya di dekat simpang empat Pasar Totogan. Eh, pas mampir, ternyata mas penjual mie ayamnya baru dasaran (siap-siap berjualan). Katanya, siapnya nanti menjelang zuhur. Haduh... lama nian.

 

Pas aku tanya apa ada warung mie ayam lagi di dekat sini, mas penjualnya bilang kalau ke arah Pasar Plono sepertinya ada. Haduh! Kok arahnya malah ke Pasar Plono sih mas!? Pikiranku bukan jarak ke Pasar Plono-nya itu berapa kilometer, melainkan ke sananya pasti bakal lewat tanjakan jahanam lagi. Soalnya, dulu pas PEKOK-an ke Grojogan Watu Jonggol aku sudah pernah lewat Pasar Plono. Kalau ke sana lagi, hari ini, ehm... nggak dulu deh.

 

papan jarak samigaluh puncak suroloyo Kulon Progo
Andai aku bisa bersepeda secepat iklan koneksi internet… #menghelanapas

 

Jadi ya di tengah kondisi kelaparan nyari mie ayam ini aku putuskan untuk sejenak mendekatkan diri kepada sang pemilik nyawa. Siapa tahu bakal dapat pencerahan dari Gusti Allah SWT. Kan yang namanya keinginan itu, kalau sudah berusaha ya harus juga disertai dengan berpasrah diri ke hadirat-Nya, ya toh?

 

suasana interior masjid jami samigaluh kulon progo
Di tas tersedia perangkat salat. Jadinya bisa mampir di masjid terdekat.

 

Alhasil, merapatlah aku di Masjid Jami’ Samigaluh. Salat Duha sambil berdoa semoga sekiranya diberi petunjuk aku mesti mengisi perut pakai bensin jenis apa…

 

GEBLEK!

 

penjual jajanan tradisional geblek di desa Gerbosari, Samigaluh
Lagi-lagi, jajanan tradisional yang murah-meriah-mengenyangkan.

 

Di dekat Masjid Jami’ ini ada yang jual jajanan geblek ternyata. Geblek ini kuliner khas Kulon Progo dan Purworejo yang terbuat dari adonan tepung tapioka yang digoreng. Rasanya gurih. Enak dimakan pas masih hangat. Sedangkan kalau sudah dingin, beuh, sensasinya seperti nguyah ban sepeda #pengalaman . Harganya murah pula. Beli Rp5.000 dapat banyak.

 

Yah, ibaratnya, kalau SPBU nggak jualan Pertamax ya ngisi pakai Premium boleh deh. Lumayan lah ada geblek buat ganjal perut. Nyari makannya nanti sajalah di seputaran Pasar Dekso. Nggak mie ayam juga nggak apa-apa lah.

 

Eh, ndilalah belum ada satu kilometer aku bersepeda turun, di sisi kiri jalan raya, sederet dengan Kantor Kecamatan Samigaluh ada warung mie ayam!

 

Alhamdulillah, ketemu mie ayam juga di Samigaluh.

 

seporsi mie ayam murah di desa Gerbosari, Samigaluh, Kulon Progo
Sarapan penuh perjuangan di hari ini.
Dari satu foto ini tersembunyi cerita panjang kurang-kerjaan.

 

Seperti yang aku omongkan di awal artikel ini. Yang bikin mie ayam ini istimewa sebenarnya bukan rasanya, melainkan perjuangan kurang kerjaan untuk bisa menyantapnya, hahaha.

 

Meski demikian, rasa mie ayam seharga Rp7.000 per porsi ini cukup bisa dipertanggung-jawabkan kok. It’s ok lah untuk rasa mie ayam pada umumnya. Eh, tapi sebetulnya aku pikir mie ayam di pelosok Yogyakarta seperti ini harganya masih boleh Rp6.000 per porsi. Tapi sudah jadi Rp7.000 per porsi seperti mie ayam di dekat sarang penyamun. Yah, namanya hidup, makin hari makin mahal ya?

 


 

Nah, demikianlah cerita panjang perjalanan sarapan mie ayam di Samigaluh, Kulon Progo. Sekadar info, aku sampai di rumah lagi pukul 1 siang dan lanjut ngoding kerjaan.

 

Pembaca kalau mau makan mie ayam harap merapat di warung mie ayam terdekat saja. Eh, bersyukurlah yang masih bisa makan mie ayam dengan harga di bawah Rp10.000 per porsi. Dengar-dengar di Jakarta, harga mie ayam jauh lebih mahal. Iya nggak sih?


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • RIZAL
    avatar komentator ke-0
    RIZAL #Kamis, 3 Des 2020, 07:30 WIB
    Artikel bagus, yuk kunjungi website kami
  • PAKDE
    avatar komentator ke-1
    PAKDE #Senin, 11 Mar 2019, 23:09 WIB
    Kalau ke kulon progo
    lagi kunjungi tempat
    pakde ya gan. Di
    margosari pengasih
  • SLAMET
    avatar komentator ke-2
    SLAMET #Senin, 11 Jul 2016, 16:08 WIB
    Bahasa mudah dipahami dan menambah pengetahuan. Jadinya seneng banget buka blog sampeyan Mas.
    Wah, matur nuwun Mas. :D
  • BUKANRASTAAMAN.COM
    avatar komentator ke-3
    BUKANRASTAAMAN.COM #Selasa, 12 Apr 2016, 13:16 WIB
    Setuju banget. Yang bikin mie ayam enak menurutku ya suasana tempat dan suasana hati. Gak kebeli mungkin ya kalo soal suasana. :D
    Betul, suasana tempat makan itu yang susah dicari. :D
  • TURTLIX
    avatar komentator ke-4
    TURTLIX #Kamis, 17 Mar 2016, 10:32 WIB
    Saya protes, kok tag bold malah di parse preg_replace apa ereg_replace. Saya kecewa, suda di-PHP-in sama tulisan (tag HTML yang diijinkan bla. bla. ).
    :emoticon_bersungut_sungut: :emoticon_mringis:
    Hahaha, sistemnya tak rombak ulang. Sekarang malah komentarnya nggak bisa pakai tag-tagan lagi. :D
  • TURTLIX
    avatar komentator ke-5
    TURTLIX #Kamis, 17 Mar 2016, 10:25 WIB
    Baru ini aku moco artikelmu kata per kata sampe habis! Artikel jempol Pak...
    bbookmarked
    Wkwkwkwkw, Suwun paklik. :D
  • WILLOVA
    avatar komentator ke-6
    WILLOVA #Selasa, 15 Mar 2016, 14:03 WIB
    Wahahaha.. segitunya ya perjuangannya. Perjuangan banget dapet mie ayam Samigaluh.
    Hehehe, kurang kerjaan namanya ini. :D
  • ARDIAN KUSUMA
    avatar komentator ke-7
    ARDIAN KUSUMA #Selasa, 15 Mar 2016, 10:19 WIB
    Tuku mie ayam adoh tenan.
    Kurang gawean jenenge Bro. :D
  • ANTON
    avatar komentator ke-8
    ANTON #Selasa, 15 Mar 2016, 08:25 WIB
    Hahah, usaha yang membuahkan mie ayammm. Terima kasih telah menghibur.
    Hihihi, terima kasih juga. :D
  • MISSRISNA
    avatar komentator ke-9
    MISSRISNA #Jumat, 11 Mar 2016, 15:12 WIB
    Maaaaaaas Mawiiiiiiiiii.....ngomongin mie ayam di Kulon Progo. Sini aku ajak ke mie ayam langgananku di Jalan Wates, namanya Mie Ayam Pak Man tepatnya di depan SMP 1 Sentolo.

    Mie ayam sih emang bentuk-bentuknya gitu-gitu ajah, tapi rasa, cara buat dan perjuangan buat dapat itu yang bikin jatuh cinta. Hahahaha mie ayam lovers quote
    Wekekeke, andalanmu itu mie ayam depan SMP 1 Sentolo toh Mbak? Okelah kapan-kapan tak coba jajal. :D
  • ANIS HIDAYAH
    avatar komentator ke-10
    ANIS HIDAYAH #Kamis, 10 Mar 2016, 18:25 WIB
    Owalah tak kiro opo Mas kok harus nyantap mie ayam nang Samigaluh...
    Ternyata perjuangane ke sana tow... keren nuw, habis kui kakinya jadi keras, hahaha.
    Habis pulang laper lagi, makan mie ayam lagi, hahaha. :D
  • BERSAPEDAHAN
    avatar komentator ke-11
    BERSAPEDAHAN #Kamis, 10 Mar 2016, 14:49 WIB
    Wah, kayaknya semakin berat beban kerja kodingan ... akan semakin gila gowes nanjaknya ... :D
    Btw .. saya belum pernah tuh foto di tugu Jogja :(
    Hahaha, bener itu Kang, pelampiasan mumet ngoding itu nanjak. :D
    Kapan-kapan kalau mampir ke Jogja semoga sempat foto di tugu, hehehe. :p
  • BERBAGIFUN
    avatar komentator ke-12
    BERBAGIFUN #Kamis, 10 Mar 2016, 14:04 WIB
    Weleh ono geblek... sumpah aku kangen geblek baper.
    Apa perlu dikirim geblek satu kardus ke Lombok? Wekekeke. :D
  • ELISA
    avatar komentator ke-13
    ELISA #Rabu, 9 Mar 2016, 10:29 WIB
    Walah-walah beneran kurang gawean ki...mie ayam nang Jogja akeh to...
    Eh ditunggu foto gerhananya ya... :)
    Wkwkwkw, jelas kurang gawean. :D
  • FANNY FRISTHIKA NILA
    avatar komentator ke-14
    FANNY FRISTHIKA NILA #Rabu, 9 Mar 2016, 00:37 WIB
    OMG Mas... kamu kayak lagi ngidam mie ayam yak :p... Dibela-belain nembus tanjakan curam begitu :D.. Hadeuuh, aku pingsan kayaknya kalo udah capek-capek nanjak, warung mie ayamnya belum buka :p Untung nemu alternatif.
    Murah banget memang tuh mie ayam... Di Jakarta kalau ada yang harganya 7 rb, sumpah, aku gak bakal beli karena mikirnya itu pakai daging apaan :p.. Gak mungkin daging ayam kurasa...
    Mie ayam gerobak biasanya 13-16 rb, itupun rasanya ampun dije lah... kalo yang enak, itu rata-rata di atas 20rb...
    Hahaha iya mbak, untung pas itu ada alternatif warung mie ayam lain, coba kalau nggak. :D
    Wah, aku baru tahu harga mie ayam di Jakarta belasan ribu bahkan sampai puluhan ribu. Di Jogja sini mie ayam umumnya 7 ribu sampai 8 ribu.
  • EM
    avatar komentator ke-15
    EM #Selasa, 8 Mar 2016, 22:27 WIB
    Soto depan SMP 3 Samigaluh, yo enak Wij. Tapi buka e ben hari kerja di atas jam 8 pagi.
    Dijamin rego sotone dibawah 5K :p
    Wekekeke, bolehlah ini kapan-kapan dicoba. Nuwun infone eM. :D
  • NBSUSANTO
    avatar komentator ke-16
    NBSUSANTO #Selasa, 8 Mar 2016, 21:56 WIB
    Demi seporsi mie ayam.. :lol:
    Tapi iyo sih mas, Tanjakan Samigaluh itu jahanam! Motor aja kalo nggak biasa fitnes sampe sini tersengal-sengal..
    Btw, ngomong jahanam jadi inget tanjakan Cinomati..
    Dibanding tanjakan Samigaluh, aku lebih milih lewat tanjakan Cinomati. Lebih pendek. :p