Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Rabu, 8 Oktober 2014, 10:06 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Aku nggak percaya! Sama sekali NGGAK PERCAYA sama omongannya ibu-ibu di dekat Puskesmas Purwosari, Gunungkidul itu! Kata mereka, pantai yang paling dekat dari sana ya hanya Pantai Parangtritis dan Laut Bekah.

 

Heh!? Laut Bekah!?

 

Sorry ya ibu-ibu! Cukup sekali saja saya merasakan "nikmat"-nya itu “jalan penderitaan” ke Laut Bekah. Selama itu jalan belum diaspal, cih... jangan harap saya sudi ke sana lagi! Grrr... #emosi#trauma

 

papan petunjuk arah ke laut bekah, Gunungkidul pada zaman dulu Juni 2014
Mosok ke sana lagi!? Aaargh!...

 

Misiku masih sama, yaitu "mencari pantai di sebelahnya Parangtritis". Sebab, aku percaya kalau di timur Pantai Parangtritis masih ada pantai yang bukan Pantai Parangendog.

 

Eh, kalau nggak ketemu pantai, ya ketemu tebing juga nggak apa-apa sih. Asal ya jangan tebing Laut Bekah aja, karena jalan menuju ke sananya itu... ah, nggak usah dibahas lah. #bacalah.artikel.laut.bekah

 

 

“Masnya nggak apa-apa kan? Kok jauh-jauh bersepeda ke pantai segala?” tanya seorang Ibu dengan tatapan yang penuh curiga.

 

Waduh...! Jangan-jangan si Ibu mikir yang aneh-aneh lagi? Saya ini masih sayang sama nyawa kok Bu! Cuma ya itu... agak pekok dan kurang kerjaan aja.    

 

Oke deh! Fix! Cari narasumber lain!

 

rute perjalanan lewat jalan raya pantai selatan jawa menuju pantai ngunggah, gunungkidul pada zaman dulu Juni 2014
Balik menyusuri Jl. Raya Pantai Selatan Jawa untuk nyari narasumber lain...

 

Dapet Informasi ke Pantai Ngunggah

Dari Puskesmas Giripurwo itu aku balik lagi bersepeda melintasi Jl. Raya Pantai Selatan Jawa ke arah Desa Girisekar. Sekitar 1 km bersepeda, aku nyoba nanya ke warga lagi. Seorang bapak pengunjung warung Soto Mbok Geblek aku pilih sebagai korban. Tanya jawab pun balik terulang.

 

“Kalau lewat jalan ini ke selatan, masuk dusun, bisa sih Mas sampai Pantai Ngrumpon.”

“Jauh Pak kalau dari sini?” aku penasaran sama jaraknya.

“Ya sekitar 10 kilometer lah Mas, tapi jalannya itu... hmm...,” sang Bapak mendadak diam.

 

Batinku, pasti ada yang nggak beres nih sama jalan desanya. Mampus aku kalau lebih parah dari Laut Bekah...

 

“Atau nggak ke Pantai Ngunggah Mas? Jalannya udah bagus. Dilewati sepeda enak lah. Njenengan juga bisa turun sampai ke pantainya,” tawar sang Bapak.

“Wah, Pantai Ngunggah itu di mana itu Pak? Jauh dari sini?” aku pun tertarik.

“Nggak, ikutin jalan raya ini aja. Nanti ketemu SD Pejaten, terus belok kanan masuk dusun Pejaten. Habis itu ya ikutin aja jalan dusunnya. Nanti sampai Pantai Ngunggah.”

 

Tanya jawab selesai! Anda betul-betul warga Gunungkidul yang kompeten Pak! Nah, saatnya bersepeda menuju pantai! Yiiihaaa!

 

Intermezzo: Bersepeda Sendirian Sejak Pagi Buta

Hari Minggu pagi (8/6/2014), pukul 10 kurang sedikit, aku masih setia bersepeda sendirian menyusuri Jl. Raya Pantai Selatan Jawa menuju SD Pejaten. Awal Juni sudah terhitung awal musim kemarau. Tujuan air terjun berganti jadi pantai. Yah, anggap saja ini pantai pertama yang bakal kusinggahi di musim kemarau 2014/2015.

 

Sebenarnya sih niat bersepeda ke pantai-pantai di timurnya Parangtritis sudah terbesit sejak lama. Hanya saja aku tuh masih ragu-ragu. Berangkat sendiri atau bawa pasukan ya? Akhirnya ya aku putuskan bersepeda sendirian saja. Biar sensasinya makin mirip orang selo yang kurang kerjaan, hehehe.

 

Tapi nggak juga sih! Dalam pikiranku itu, perjalanan semacam ini menuntut dua prasyarat yang “lumayan” berat. Pertama, harus bisa bersepeda lewat Tanjakan Siluk tanpa nuntun untuk menghemat waktu. Kalau ini, Mbah Gundul sih jelas bisa. Nah, syarat kedua yang kayaknya lumayan susah buat teman-teman. Yaitu, harus mau berangkat bersepeda di pagi buta. Di jam-jam segitu, kayaknya mereka masih asyik berkelana di dunia mimpi deh.

 

suasana jalan maliboro pukul 5 pagi saat sepi banget pada zaman dulu Juni 2014
Jogja di jam 5 pagi itu masih sepi. Ini Jl. Malioboro kalau siang kan rame banget.

 

Ya sudah deh. Berangkatlah aku sendirian. Jam 5 pagi dari rumah pas langit Jogja masih gelap-gelapnya.

 

Masuk Dusun Pejaten ke Pantai Ngunggah

Sekitar 10 menit bersepeda, sampailah aku di SD Pejaten. Dekat juga ternyata. Aku baru tahu, di Jogja juga ada daerah namanya Pejaten. Aku pikir hanya ada di Jakarta Selatan aja. Maklum, aslinya kan aku ini anak Jakarta tapi terus nyasar ke Jogja, hehehe.

 

sd pejaten dan gang masuk kampung menuju pantai ngunggah, Gunungkidul pada zaman dulu Juni 2014
Bangunan hijau di kiri itu SD Pejaten. Sedangkan jalan setapak kecil itu menuju dusun Pejaten.

 

Dari sini, katanya tinggal mengikuti jalan dusun. Jalannya itu ya memang enak dan mulus. Cor-coran semen dua lajur, khas jalan dusun pada umumnya. Apalagi kontur jalannya agak turunan. Katanya warga, dari jalan raya ke Pantai Ngunggah ada sekitar 7 km. Termasuk deket lah.

 

jalan semen dua lajur menuju pantai ngunggah gunungkidul yang muat dilalui sepeda motor, mobil, dan bus pada zaman dulu Juni 2014
Jalan dusun menuju pantai. Konturnya turunan landai.

 

Interaksi dengan warga...
  1. Sapa warga kalau berpapasan, jangan lupa senyum. Kita ini kan bangsa yang ramah, hehehe.
  2. Kalau disuruh mampir ya berhenti sebentar dan berbasa-basi.
  3. Kalau ada warga yang bertanya, berhenti sebentar dan bercakap-cakap.

 

Saat laut mulai terlihat dari kejauhan, medan jalannya tiba-tiba berubah total. Jalan semen yang mulus berganti jadi jalan tanah berbatu. Bukan masalah besar sih, karena sedikit lagi kan sudah sampai pantai. Sabar saja deh.

 

pemandangan pantai ngunggah dari puncak bukit gunungkidul pada zaman dulu Juni 2014
Jalan semen berganti jadi jalan tanah saat laut mulai terlihat jelas.

 

Akhirnya, pukul 10.18 WIB aku sampai di pinggir tebing Samudera Hindia. Kalau ditotal, waktu tempuh dari jalan raya ke mari ini sekitar 25 menit bersepeda. Di sini ada tempat parkir kendaraan berwujud gubuk sederhana. Tenang saja, belum ada yang memungut biaya parkir. Lha wong tempatnya terpencil begini.

 

lokasi dan kapasitas parkir pantai ngunggah gunungkidul pada zaman dulu Juni 2014
Wah, ada motor juga. Yang punya di mana ya?

 

Udah nih sampai di pinggir tebing aja? Ya nggak lah! Namanya Pantai Ngunggah ya mesti ada pasirnya dong!

 

Di dekat gubuk, aku mengendus jejak manusia dari jalan setapak yang tertutup semak. Oh iya, Pembaca perlu tahu kalau jalan setapak ini bener-bener jalan setapak yang masih “liar”. Salah pilih jalan ya nyasar! Tapi berkat ilmu penerawangan level 1 dari Mbah Gundul, aku sedikit ngerti lah jalan mana yang mesti dipijak.

 

jalan setapak yang ditumbuhi semak-semak menuju ke pantai ngunggah, gunungkidul di tahun 2014 pada zaman dulu Juni 2014
Menembus semak untuk menuruni tebing. Capeknya ya... silakan Pembaca bayangkan sendiri.

 

Sekitar 15 menit jalan kaki sampai deh di pantai Ngunggah! WOOOH! Bener-bener pantai pasir putih yang perawan! Pantai Ngunggah ini letaknya di Dusun Pejaten, Desa Giriwungu, Kecamatan Panggang, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta.

 

rute panduan arah menuju pantai ngunggah gunungkidul yang masih perawan dan tersembunyi pada zaman dulu Juni 2014
Cilukbakekok! Pantai Ngunggah!

 

Peta Rute Bersepeda Sendirian ke Pantai Ngunggah pada zaman dulu Juni 2014
Peta ke Pantai Ngunggah.

 

Peta Lokasi

Garis Lintang, Garis Bujur: -8.0629689, 110.4036713
Peta di Wikimapia

 

Pantai Ngunggah, Pak Dono, dan Rumput Laut

Begitu menjejakkan kaki di putihnya pasir Pantai Ngunggah, kita bakal disambut oleh sekumpulan batu-batu putih yang buanyak banget. Ukurannya besar-besar. Lumayan cocok buat nimpuk maling atau suporter fanatik capres penyebar black campaign .

 

batu-batu purba yang ada di pantai ngunggah, gunungkidul pada zaman dulu Juni 2014
Kalau kena ini lumayan bikin kepala benjol.

 

Pantai Ngunggah sendiri letaknya diapit oleh dua tebing besar. Menurut dugaanku, di zaman mammoth masih kejar-kejaran, ini pantai jadi muara suatu sungai purba. Eh, Pembaca tau mammoth kan?

 

wujud pantai ngunggah, gunungkidul yang merupakan muara sungai purba pada zaman dulu Juni 2014
Pantai Ngunggah yang mungil dan berbatu.

 

pemandangan indah tebing di sisi timur pantai ngunggah, gunung kidul pada zaman dulu Juni 2014
Tebing di sisi timur.

 

pemandangan indah tebing di sisi barat pantai ngunggah, gunungkidul pada zaman dulu Juni 2014
Tebing di sisi barat.

 

Eh ternyata aku nggak sendirian di Pantai Ngunggah. Ada seorang bapak beserta putri kecilnya yang sedang mencari rumput laut. Ada banyak rumput laut yang tumbuh di Pantai Ngunggah ini. Di beberapa ceruk juga terlihat banyak ikan-ikan kecil.

 

cewek desa bebas main air telanjang di pantai ngunggah, gunungkidul pada zaman dulu Juni 2014
Bapak dan anak sedang mencari rumput laut.

 

Bercakap-cakaplah aku dengan si Bapak. Namanya Pak Dono, asalnya dari Desa Giriharjo, Panggang. Jadi, Pak Dono ini bukan warga asli Dusun Pejaten.

 

Niatnya beliau kemari sih cuma mau ngarit alias mencari rumput untuk pakan ternaknya. Berhubung sang gadis kecil minta dicarikan rumput laut, mereka pun turun ke pantai. Sepeda motor yang ada di tempat parkir itu ternyata kendaraannya Pak Dono.

 

Lumayan juga, pagi itu Pak Dono bisa dapat banyak banget rumput laut. Katanya Pak Dono, kalau sudah dikeringkan harga rumput laut bisa mencapai Rp25.000 per kilogram! Waow!

 

Maklum, rumput laut kan komoditas yang laris dicari. Tapi rumput laut yang mereka kumpulkan ini ya untuk konsumsi pribadi aja. Lumayan kan daripada harus beli? Oh iya, rumput lautnya bisa langsung dimakan lho Pembaca! Yang penting, serabut hijau yang menutupi dibersihkan dulu.

 

warga pengumpul rumput laut di pantai ngunggah, gunungkidul pada zaman dulu Juni 2014
Pak Dono sedang mengemasi rumput laut.

 

Pak Dono agak kesulitan mengemas rumput laut untuk dibawa pulang. Aku ingat, kan aku bawa beberapa kantong plastik. Aku tawarkan itu kantong plastikku. Eh, sebagai imbalannya Pak Dono ngasih separuh dari rumput lautnya. Ternyata ada gunanya juga ya bersepeda bawa kantong plastik. Makasih ya Pak Dono, hehehe.

 

Pak Dono juga cerita. Lahan seluas 2 hektar di sekitar Pantai Ngunggah ini sudah dibeli oleh investor dari Bali seharga 2 milyar rupiah. Apa mungkin ya mau dibangun resor di sini? Tapi ya nanti Pantai Ngunggah jadi tertutup dong? Nggak bisa bebas dikunjungi oleh orang-orang umum macamnya aku dan Pak Dono ini. Doh, semoga aja nggak ya!

 

Bersepeda Sendirian ke Pantai Ngunggah, Pejaten, Panggang, Gunungkidul di propinsi DI Yogyakarta pada zaman dulu Juni 2014
Semoga Pantai Ngunggah tetap menjadi surga kecil di Gunungkidul.

 

Perjuangan Bersepeda Pulang dari Pantai Ngunggah

Hampir 1 jam aku di pantai. Pukul 11.16 WIB aku memutuskan balik ke parkiran. Sampai di parkiran lagi pukul 11.27 WIB. Jam segitu itu, matahari pas sedang panas-panasnya. Sudah jadi nasib kalau bersepeda jauh pulangnya pasti panas kayak gini. Daripada makin tambah panas, aku milih berangkat pulangnya sekarang aja.

 

Ndilalah, baru bersepeda beberapa meter di jalan semen, tiba-tiba aku dengar bunyi yang lumayan keras.

 

...WESSSSSS...

 

Eh? Apa pantatku bocor terus kentutnya keluar semua ya Pembaca?

 

DOH! Ternyata, ban belakang sepeda yang bocor! Waduh, kok bisa-bisanya ban bocor di pelosok negeri antah berantah gini?

 

ban sepeda bocor saat perjalanan pulang dari pantai ngunggah, gunungkidul pada zaman dulu Juni 2014
Hadeh...ada acara ban bocor segala pula.

 

Eits, nggak boleh panik! Mbah Gundul selalu bilang, tenangno pikirmu!, yang artinya segala kesulitan bisa diselesaikan asal pikiran kita tenang. Ya kan Pembaca?

 

Bukan hasil didikan Padepokan Sekar Jagad namanya kalau nggak menguasyai ilmu maintenance sepeda level 2. Di dalam tasku selalu siap siaga ban dalam, perkakas membuka ban, dan pompa portabel. Cukup sepuluh menit, ban sepeda belakang sudah kembali terpasang. Perjalanan siap dilanjutkan!

 

warga desa berjalan kaki menuju pantai ngunggah, gunungkidul pada zaman dulu Juni 2014
Mereka aja panas-panas jalan kaki, masak yang naik sepeda ngeluh? Ayo semangat!

 

Tapi, berhubung cuaca di siang bolong panasnya bukan maiiin (–30%) ditambah lagi kontur jalannya nanjak (–15%), alhasil staminaku cuma tersisa 100% – 30% – 15% = 55%. Jadinya aku nggak bisa setiap saat pamer kekuatan sama simbah-simbah yang kebetulan papasan. Andai masih pagi, bakal aku libas itu tanjakan. Lha wong perasaanku cuma bikin geli dengkul kok.

 

Sampai di Dusun Pejaten lagi pukul 12.45 WIB. Ada sekitar 70 menit lebih karena insiden ban bocor dan cuaca yang panas banget. Begitu sampai di Dusun Pejaten, aku mampir ke warung buat beli minum dan sekalian menunaikan ibadah salat Zuhur di masjid dusun. Sekitar jam 13.14 WIB aku sudah sampai lagi di Jl. Raya Pantai Selatan Jawa.

 

pemandangan dusun pejaten, gunungkidul dan kisah seks mahasiswi KKN pada zaman dulu Juni 2014
Suasana di dusun Pejaten tercinta. Eh, apa ada Pembaca yang mau KKN di sini?

 

Nah, gimana nih rute pulangnya? Berhubung sebagai mantan PEKOK Ranger aku menganut prinsip, jalan pulang harus beda dengan jalan pergi, alhasil rute pulang yang aku pilih adalah menyusuri Jl. Raya Pantai Selatan Jawa sampai ke ujungnya, yaitu Pantai Parangtritis. Yay! Pas perginya itu kan lewat Tanjakan Siluk.

 

Kalau dari patok jalan sih, 13 km lagi sudah Parangtritis. Rute ini sudah pernah aku lewati pas dulu pulang bersepeda dari Laut Bekah. Kontur jalannya sih naik-turun mirip rollercoaster. Tapi ya itu, berhubung matahari sedang panas-panasnya, beberapa kali aku nggembel di pinggir jalan buat ngadem. Ya duduk-duduk aja gitu di rumput pinggir jalan.

 

jalan raya menuju pantai parangtritis yang tidak banyak orang tahu pada zaman dulu Juni 2014
Jogja 48 km dan Parangtritis 10 km? Jauh juga ya blusukan-ku...

 

Oh iya, hampir lupa! Hari Minggu ini kan bertepatan sama ulang tahunnya Bapak! Pas berhenti ngadem itu aku menyempatkan untuk nelpon Bapak, ngucapin selamat ulang tahun.

 

Sepanjang perjalanan ke Parangtritis, aku dihinggapi perasaan galau-gundah-gulana. Sudah bersepeda sekian kilometer tapi kok belum ketemu sama SD Negeri Nanas ya? Sebab seingatku, kontur jalan selepas SD Negeri Nanas itu turunan terus. Ealah... ternyata letak SD Negeri Nanas itu di Jl. Raya Pantai Selatan Jawa km 3. Harus diingat-ingat ini.

 

ruas jalan pantai selatan jawa menuju wonosari dari parangtritis pada zaman dulu Juni 2014
Tebing batu menjelang SD Negeri Nanas.

 

Lega sudah pas sampai di SD Negeri Nanas. Jam menunjukkan pukul 14.41 WIB atau sudah 1 jam 27 menit semenjak aku bersepeda sejauh 10 km dari dusun Pejaten. Dari sini, tinggal melibas turunan panjang menuju Pantai Parangtritis. Sampai di Pantai Parangtritis sekitar pukul 3 sore. Hari ini sekali kayuh dua pantai terlewati, hehehe.

 

Dari Pantai Parangtritis menuju rumah ya lewat Jl. Parangtritis lah yang panjangnya 27 km. Berhubung tenaga sudah nyaris habis, aku bersepeda santai saja. Sekitar pukul 17.30 WIB baru sampai rumah lagi.

 

suasana pantai parangtritis saat sepi pada zaman dulu Juni 2014
Alhamdulillah. Mendarat dengan selamat di Pantai Parangtritis.

 

Eh... ini berarti sudah lebih dari 12 jam aku bersepeda ya? Termasuk PEKOK dong? Ya nggak lah! Kalau PEKOK itu sampai rumah malam dan yang ini kan menjelang magrib. #alasan

 

Penutup Petualangan ke Pantai Ngunggah

Berikut rincian pengeluaran bersepeda hari ini.

 

Makan pagi, nasi padang hati-ampela + teh panas Warung Padang Giriharjo Rp11.000
Air mineral 600 ml + 2 bungkus biskuit Minimarket Giriharjo Rp4.000
Air mineral 1,5 liter Warung dusun Pejaten Rp4.500
Sebungkus es dawet Warung dusun Pejaten Rp1.000
Makan sore, nasi soto + es teh + teh panas Jl. Parangtritis km 23 Rp10.000
Jus jambu Jl. Parangtritis km 3 Rp6.000
Total pengeluaran   Rp36.500

 

Pembaca baru tahu kan ada Pantai Ngunggah? Jangan-jangan yang bersepeda kemari... baru aku?

 

Ah, yang penting tahun 2014 ini sudah pernah sowan bersepeda ke pantai laut selatan. Pembaca, kapan terakhir kali bersepeda ke pantai? Eh iya, petualangan seperti ini jangan ditiru KECUALI kalau Pembaca termasuk orang kurang kerjaan lho.

 

Sampai ketemu lagi di cerita petualangan bersepeda berikutnya ya!


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • JAUHARI
    avatar komentator ke-0
    JAUHARI #Jumat, 13 Jan 2023, 02:20 WIB
    Gek aku lagi moco Tulisan iki Tahun 2023, gegera ono tulisan mbahas ngepit menyang
    PONJONG... Masyouuuuuk
  • RIDWAN PRATAMA
    avatar komentator ke-1
    RIDWAN PRATAMA #Senin, 4 Jul 2016, 23:33 WIB
    Salam kenal Mas. Pengen koyo njenengan kulo, salut Mass, hebat.
    Halooo, salam kenal juga Ridwan. :D

    Jangan jadi seperti aku ah. Mosok PEKOK-an ke Pantai Ngunggah? :p
  • GANDIT A
    avatar komentator ke-2
    GANDIT A #Senin, 20 Jun 2016, 11:23 WIB
    mas aku ada agenda goqes ke gn kidul kalau mampir ke jenengan bisa ? minta alamat n no hp donk.
    wew puasa-puasa gowes? punya alamat e-mail gitu?
  • JARWADI
    avatar komentator ke-3
    JARWADI #Sabtu, 21 Mei 2016, 11:55 WIB
    Hari Minggu lalu aku ke Ngunggah ya gara-gara habis browsing dan baca-baca posting ini. Di sana aku tidak bertemu Pak Dono, aku ketemu sama Pak Joshua Ngatijan. Hoo
    Wekekeke, pas hari itu putranya Pak Dono sedang nggak kepingin main di laut mungkin Bro. :D
  • FAQIH
    avatar komentator ke-4
    FAQIH #Jumat, 29 Apr 2016, 18:50 WIB
    Keren Mas. Salut hehehe.

    Terus genjot sepedane Mas! :D
    Hahaha, sip nuwuuun! :D
  • ANINDYA
    avatar komentator ke-5
    ANINDYA #Selasa, 13 Okt 2015, 23:23 WIB
    Halo Mas, Mas pekok namanya siapa ya aslinya hehe. Salam kenal yo Mas. Bagus banget ulasannya. Jadi inget motoran sendirian waktu ke Jungwok di tanyain ibu-ibu daerah situ dikiranya aku kenapa kenapa padahal cuman pengen me time sendirian hahaha.
    Jaman sekarang kalau jalan sendirian apalagi cewek suka disangka aneh-aneh. Padahal yo gak ada yang salah ya to Mas hehehe.
    Salam mblusuk :D
    Nama aslinya Mawi, hahahaha.
    Salam kenal juga mbak! Kalau cewek kelayapan sendirian ke tempat-tempat terpencil memang suka ditanya-tanyai. Namanya juga orang Jawa itu perhatian sama perempuan. :D
  • YONA
    avatar komentator ke-6
    YONA #Minggu, 31 Mei 2015, 07:01 WIB
    Keren mas....
    Tapi kurang kerjaan toh? :D
  • MINUK
    avatar komentator ke-7
    MINUK #Jumat, 10 Apr 2015, 09:43 WIB
    Ha ha ha, jadi inget waktu bulan Juni kemarin. Waktu mau ke Pantai Baron, sempat penasaran sama Laut Bekah, akhirnya kita telusuri. Wadalah edan jalannya bikin mual-mual ini perut. Laut Bekah bikin kapokkk!
    Wekekekeke, kalau gitu mending langsung ke Pantai Baron saja toh? :D
  • ALAN
    avatar komentator ke-8
    ALAN #Selasa, 17 Mar 2015, 16:27 WIB
    sedih emg klo nnti pantai di GK banyak resort.. beberapa pantai tersembunyi juga tanahnya
    udah bnyak yg dibeli investor
    Semuanya berlomba-lomba mengeruk keuntungan dari lokasi wisata
  • KIKI
    avatar komentator ke-9
    KIKI #Rabu, 11 Mar 2015, 16:59 WIB
    subhanallah pengen bgt kesini, tp nyali g berani, hehehe
    Pakai motor saja terus ditemani kawan :D
  • NASRUDIN MUZAKKI
    avatar komentator ke-10
    NASRUDIN MUZAKKI #Selasa, 10 Feb 2015, 16:36 WIB
    asyekk asyekk mas hehee
    sampeanlah panitia asyek asyekk..
    rampung mblusuk lansung pijet
    mas terakhir pit pitan kapan.. kemaren minggu
    8 February 2015.. ngepit mboten
    Wah aku Februari ini jarang ngepit je, lagi sibuk, hehehe
  • SATRII
    avatar komentator ke-11
    SATRII #Jumat, 6 Feb 2015, 14:23 WIB
    Mas kapan ak yo di jak ngepit ,ak tonggomu
    mas huehehe
    Wah urung onto rencana ngepit je
  • FENI
    avatar komentator ke-12
    FENI #Selasa, 13 Jan 2015, 09:10 WIB
    Kalau 2M gak punya sih mas, hahaha mlipirrr...
    Cuma kalau nggak sengaja lihat iklan-iklan rumah harga 2M itu kok ya kayaknya eman-eman banget pantainya dibeli 2M.
    Kalau warganya nawar dengan harga yang lebih tinggi kayaknya dikasih deh..
    Tapi ya semoga saja itu cuma isu. Biar kalau ke sana nggak mahal. Nanti kalo sudah dibangun resor kan jadi mahal. :(
    Yaaah... semoga saja pantai yang dibeli 2 Milyar itu hanya sebatas isu Mbak.
  • EXAUDIO SIREGAR
    avatar komentator ke-13
    EXAUDIO SIREGAR #Sabtu, 10 Jan 2015, 16:48 WIB
    Mantap!!
    Beringas Bro! :D
  • ONI
    avatar komentator ke-14
    ONI #Jumat, 19 Des 2014, 10:14 WIB
    wah gile mass ..kapan kapan ikut nimbrung dong..hehe
    Nyepeda ke Pantai Ngunggah?
  • GALLANT
    avatar komentator ke-15
    GALLANT #Selasa, 2 Des 2014, 16:29 WIB
    yang nyepeda baru sampean? lha wong yang namanya pantai ngunggah aja aku baru tau :|
    jangankan pantai nunggah, parang endhog aja aku belom pernah :(
    Dirimu kok ya mengenaskan banget tow? Sana akhir tahun piknik biar tahu kalau Jogja itu luwas, hehehe.
  • FENI
    avatar komentator ke-16
    FENI #Kamis, 27 Nov 2014, 11:18 WIB
    pantainya bagus banget, banyak rumput lautnya lagi.. sayang banget kalo sampai dibeli 2M,
    padahal sekarang rumah harganya udah mahal2.. :(
    Siapa tahu mbak Feni ya kepingin beli tanah deket pantai? Mumpung masih murah? #lho
  • SANCAKA
    avatar komentator ke-17
    SANCAKA #Minggu, 23 Nov 2014, 07:06 WIB
    hahaha, ngelingi q 2 thun yg lalu koe pakdhe. arep medun nang pantaine kepleset q trus
    glundung2, untung wae sukete duwur2. lumayan nek glundung 7 meteran. posisi yo grimis
    jga pas nang pantaine. jooos tenan pantaine. dalane yo mendugal barang :D
    Wuih, sakjane aq yo wedi tibo pas meh medun kae. Lha aq gur dewean nek aku ciloko njuk piye ngko nasibku? Alhamdulillah selamet. Iki pantai nek cen niat dibuka untuk umum yo mesti diperbaiki akses medun e yoh.
  • YULIASLOVIC
    avatar komentator ke-18
    YULIASLOVIC #Sabtu, 22 Nov 2014, 10:46 WIB
    wah pantai baru, perlu di cobaa. hha
    Pantainya lama ini Bro. Lihat di Wikimapia udah ada yg pernah ke sana kok.
  • RISNA
    avatar komentator ke-19
    RISNA #Kamis, 20 Nov 2014, 11:22 WIB
    tahu pantai ini jaman smp-sma waktu si mbak KKN dan ini jalannya masih mending mas, foto dan cerita mbak saya malah hiking nebas ala-ala buka jalan sendiri.hahahah
    Kalau jaman duluuu banget kayaknya banyak pantai-pantai di Gunung Kidul yang belum dijamah orang deh. Kalau sekarang karena teknologi sudah maju, jadinya medannya tidak seekstrim dulu.
  • VIZON
    avatar komentator ke-20
    VIZON #Rabu, 19 Nov 2014, 14:08 WIB
    Angkat topi deh buat kenekatanmu nyepeda sendirian gitu, Wijna... Benar-benar petualang
    sejati... Hmmm... aku gak mau kalah.. insya Allah nanti juga akan ke Pantai Ngunggah...
    Tapi motoran aja ya, gak bakal kuat nyepeda.. :D
    Hehehe, kalau Uda tidak saya sarankan untuk nyepeda ke sana. Motoran pun jangan karena medan ke pantainya luar biasa...
  • HASTIRA
    avatar komentator ke-21
    HASTIRA #Rabu, 19 Nov 2014, 10:09 WIB
    wah ternyata jalannya rumit banget tapi pantainya cukup bagus ya, mungkin karena belum dikelola jadi tersembunyi
    Iya memang belum dikelola tante. Masih dibiarkan apa adanya.
  • RIZZAUMAMI
    avatar komentator ke-22
    RIZZAUMAMI #Rabu, 12 Nov 2014, 22:16 WIB
    wah, mas, sampean bikin iri aja, tapi kalo sepedaan sendiri, sayaaa.... wah. gak bisa
    bayangin. antisepi. :D hehe.
    Sepedaan sendirian itu salah satu cara untuk melatih kesabaran, hehehe
  • LOMBOKKITA
    avatar komentator ke-23
    LOMBOKKITA #Selasa, 11 Nov 2014, 15:29 WIB
    ayo mas nyepeda ke Lombok
    Kalau dipinjami sepeda saya sih mau saja :D
  • YASIR
    avatar komentator ke-24
    YASIR #Senin, 10 Nov 2014, 13:32 WIB
    Kerenn jalan-jalannya... Kapan-kapan ajak saya ke pantai-pantai yang belom di jamah para jejaka atau duda ya broo....
    Pakai sepeda ya? Biar ngerasain perjuangan pria sejati, wekekke :D
  • CAHYO
    avatar komentator ke-25
    CAHYO #Sabtu, 8 Nov 2014, 14:54 WIB
    saya numpak motor mawon pegel mas.. :D
    tp keren mas, ditunggu pantai ajib lainnya
    Maksudnya pantai ajib dengan jalan luar biasa lainnya? Hahaha :D
  • WENING
    avatar komentator ke-26
    WENING #Selasa, 28 Okt 2014, 17:30 WIB
    baru tahu ada pantai ngunggah. keren dan masih bersih yaaa...
    tapi, itu beneran sendirian? mantappp
    Iyo mbak sendirian itu, maklum orang kurang kerjaan :p
  • NBSUSANTO
    avatar komentator ke-27
    NBSUSANTO #Minggu, 26 Okt 2014, 23:29 WIB
    waa iki apik tenan.. apalagi ada koordinatnya.. tinggal digoleki wae.. :D
    berarti iku kendaraan ditinggal ning nduwur mas? jalan kaki ne bener bener manut wudele?
    :o
    Kendaraan blas ora iso ditumpaki nek meh medun. Kecuali sengojo dirimu culke seko nduwur, hehehe. Nek ono uwong ng kono takon wae, mung yo mesti ngerti lah lewat dalan sing ndi. :p
  • SABBANA CAKEP
    avatar komentator ke-28
    SABBANA CAKEP #Selasa, 21 Okt 2014, 23:39 WIB
    Sampean ki ra nduwe bwudel/b po mas? :D
    neng gunung kidul ngontel...

    tapi jepretane memang josss...!!!
    nek kurang gawean yo ngene kae kelakuan e.. :p
  • DKA
    avatar komentator ke-29
    DKA #Selasa, 21 Okt 2014, 05:51 WIB
    sip..
    mantap!
  • CAHYO
    avatar komentator ke-30
    CAHYO #Senin, 13 Okt 2014, 15:33 WIB
    sakjane selagi nambal ban oli dengkul yo dicek sisan... mnowo sil2-e wayahe ganti wkwkwk
    Wah betul, jebul wis ireng peket ngene ... :D
  • RULLAH
    avatar komentator ke-31
    RULLAH #Senin, 13 Okt 2014, 11:32 WIB
    Kayaknya belum berani kesana saya mas. Masih mengukur kekuatan tenaga :-D
    Kalau capek ya istirahat Bro. Kalau memang sudah tidak kuat ya balik mundur. :D
  • PETRUS ANDRE
    avatar komentator ke-32
    PETRUS ANDRE #Senin, 13 Okt 2014, 11:19 WIB
    Ah asik bener, selalu iri kalau baca cerita perjalanannya Mas ini :|
    Kebayang asiknya, jalan-jalan, sepedaan, pemandanngannya adem, lebih komplit kalau sama rombongan sih, biar kalau ada apa2 (kaya bocor ban tadi) bisa ditanggung bersama masalahnya. Khususnya org yg ga bisa perbaiki masalah sepeda sendri kaya saya :3
    Hehehe, emang yang bikin ragu-ragu nyepeda sendirian ya kekhawatiran akan musibah yang bisa jadi menimpa kita. Tapi kalau kita persiapkan dengan baik, InsyaAllah bisa kita atasi dan kalaupun kepepet masih ada orang baik yang bisa dimintai pertolongan. :D
  • RIZKA
    avatar komentator ke-33
    RIZKA #Senin, 13 Okt 2014, 10:09 WIB
    Masnya nggak apa-apa kan?
    Otaknya agak geser sedikit ini mbak...
  • DITTER
    avatar komentator ke-34
    DITTER #Minggu, 12 Okt 2014, 21:53 WIB
    Wiih, berapa lama nih mas bikin tulisan kayak gini... Keren! :D

    Jenengan ini bener-bener pesepeda sejati, ya.... Mblusukan ke sana kemari naik sepeda, ngelewatin tanjakan, gowes berjam-jam, melintasi puluhan kilometer jalanan, dan sendirian... Wih....
    Berapa lama ya? Ini sebenernya udah ditulis sejak Juni kemaren tapi sering aku edit-edit lagi karena kurang pas kata-katanya, hahaha.

    Itu kalau lagi senggang dan kurang kerjaan aja Bro. Namanya juga hidup mesti ngirit, ya kemana-mana naik sepeda toh?
  • HILDA IKKA
    avatar komentator ke-35
    HILDA IKKA #Minggu, 12 Okt 2014, 14:35 WIB
    Hahaha, benar-benar petualangan yang unik! Gila yo mas, ngayuh sepeda sejauh itu
    pulang pergi pula!
    Tapi keindahan pantai yang terlihat dari foto, kayaknya sebanding dengan tenaga yang
    sudah dihabiskan Mas Wijna :)
    Kalau lagi kurang kerjaan ya kayak gini ini mbak. Kerjaannya jadi mancal pedal terus, hohoho.
  • SELIN
    avatar komentator ke-36
    SELIN #Sabtu, 11 Okt 2014, 09:22 WIB
    sepedahan sendirian, nggak bosen mas? tapi terbayar ya sama asyiknya... keren!!
    Sekali-kali nyepeda sendirian Mbak, latihan menguji kesabaran, hehehe.
  • ANDHIKA R K
    avatar komentator ke-37
    ANDHIKA R K #Jumat, 10 Okt 2014, 19:18 WIB
    Sendirian? Nyepeda? cool bro..
    Cool? Ini HOT Bro! Karena perginya siang pas matahari lagi HOT-HOT nya...
  • HALIM SANTOSO
    avatar komentator ke-38
    HALIM SANTOSO #Jumat, 10 Okt 2014, 18:49 WIB
    Beneran kurang gawean hahaha.... tapi seru banget nih. Pingin ngikut gowes dari pantai
    ke pantai kayak gini. Sikk sikk aku jadi penasaran pindah ke lapak Laut Bekah... ^^
    Nek dirimu isih waras, ojo ditiru Bro Halim. Cukup dirimu tahu saja lah. :p

    Lha dirimu penasaran apanya sama Laut Bekah? Jalannya? :D
  • MAS BASOEKI
    avatar komentator ke-39
    MAS BASOEKI #Jumat, 10 Okt 2014, 16:33 WIB
    dulu waktu dikebumen aku jg seneng nyepeda sendirian kepantai.
    Aku juga kangen main ke Kebumen lagi je Mas. Kangen sama air terjunnya. Sama kangen dengan rumah tetanggamu itu.
  • TURTLIX
    avatar komentator ke-40
    TURTLIX #Jumat, 10 Okt 2014, 09:00 WIB
    Karena page-rank blog ini tinggi, hipotesa saya, pantai ini sebentar lagi pasti ramai. Semoga
    tidak menjadi terlalu ramai \"sampah\" :)

    Filter harga berapa Wij? Hahahaha... Congrat!
    Kayaknya ini pantai nggak bakal ramai selama resornya belum jadi dibangun. #eh

    Filter apaan? Emang aku main slowspeed?
  • SAMIN
    avatar komentator ke-41
    SAMIN #Jumat, 10 Okt 2014, 08:19 WIB
    hiyungalaah, mass haha :D
    Piye? Pingin njajal ora? :p
  • DEPRIYANSYAH RAMADHAN
    avatar komentator ke-42
    DEPRIYANSYAH RAMADHAN #Jumat, 10 Okt 2014, 06:25 WIB
    Hehe saya orang yg gak suka jalan2, tapi baca tulisan mas kok asik banget gitu ya :D
    Lebih asyik ngutak-atik font di komputer Bro. Nggak bikin betis capek, hehehe.
  • MEMEZ
    avatar komentator ke-43
    MEMEZ #Kamis, 9 Okt 2014, 14:23 WIB
    Wihh... kebayang deh pegel-pegelnya karena mengayuh sepeda terbayar dengan pemandangan indahnya :)))
    Wah, Mbak belum tau gimana rasanya itu betis pas hari Senin paginya... :D
  • TAHTA LAKSANA DEWANATA
    avatar komentator ke-44
    TAHTA LAKSANA DEWANATA #Kamis, 9 Okt 2014, 00:33 WIB
    Nyepedah ontel membuat pengeluaran lebih sedikit yo mas ?
    bukan kurang kerjaan mas, kalau saya di dekat sampean saat itu pasti bakal bilang keren mas. Nyepedah nang pantai. Salut
    itung-itung ngurangi polusi lah.
    Lha iyo murah-meriah, wong bensinnya hanya air thok og, hehehe. Kalau semua orang ke pantainya dengan cara nyepeda, apa jadinya dunia ini? :D
  • AHMAD MUFID
    avatar komentator ke-45
    AHMAD MUFID #Rabu, 8 Okt 2014, 16:56 WIB
    Wah, mantap Mas. Mengikuti rasa penasaran ternyata banyak juga manfaatnya. Jadi
    menimbulkan pengetahuan dan pengalaman baru. :D
    Maka dari itu saya sudah tidak penasaran lagi, hihihi
  • WAHID
    avatar komentator ke-46
    WAHID #Rabu, 8 Okt 2014, 12:05 WIB
    wah, njenengan itu mantap mas. salut. :D
    mantap kurang gaweane...