Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Kamis, 1 Mei 2014, 16:29 WIB

Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
  3. Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
  4. Patuhi peraturan yang berlaku!
  5. Jaga sikap dan sopan-santun!
  6. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  7. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Mau mencari batu-batuan purbakala? Datang saja ke Dusun Sumberwatu di Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta!

 

Sesuai dengan nama dusunnya, sumber dan watu (batu), dusun ini dihuni oleh berbagai batu-batuan purbakala yang tersebar di mana-mana. Beberapa di antaranya tertumpuk di dekat sebuah tanah lapang yang bersebrangan dengan SD Negeri Sumberwatu. Tumpukan batuan tersebut diyakini sebagai bagian dari sebuah stupa.

 

Bertahun-tahun lamanya tumpukan tersebut tersamar oleh rimbunnya semak dan rerumputan liar. Pihak BP3 Yogyakarta pun seperti tak tergugah untuk merawat apalagi memugarnya.

 

Hingga pada akhirnya, di tahun 2013, stupa ini kembali berdiri tegak dan kokoh. Ia seakan bangkit dari tidur panjangnya.

 

Wujud Stupa Sumberwatu di dalam Sumberwatu Heritage Prambanan pada Desember 2013
Mak jegagik, tiba-tiba berdiri lagi.

 

Lho kok bisa? Kerjaannya para dhemit kah?  

 

Hmmm, kayaknya bukan deh. Kalau melihat sekeliling Stupa Sumberwatu yang dikepung oleh bangunan resor Sumberwatu Heritage, besar kemungkinan pemilik resor juga turun tangan dalam pemugaran Stupa Sumberwatu. Jadi, ini bukan ulah dhemit ya!

 

Entah seperti apa perjanjian yang disepakati oleh pemilik Sumberwatu Heritage dan BP3 Yogyakarta. Apakah pemilik mendanai proses pemugaran, namun berhak “menyertakan” aset negara tersebut ke dalam kompleks resor mereka? Atau bagaimana? Yang aku tahu, proses pemugaran membutuhkan anggaran dana yang tidak sedikit.

 

Proses Pemugaran Stupa Sumberwatu di dalam Sumberwatu Heritage Prambanan pada Desember 2013
Bisa membayangkan seperti apa nantinya ada candi di tengah resor?

 

Semoga saja pihak Sumberwatu Heritage tidak memberlakukan prosedur yang rumit bagi masyarakat umum yang ingin melihat peninggalan bersejarah ini dari dekat. Setuju kan pembaca?

 

Lebih Dekat ke Stupa Sumberwatu

Nah, di hari Minggu sore (29/12/2013) aku berkesempatan untuk mengunjungi resor Sumberwatu Heritage. Sembari menunggu datangnya hidangan dari restoran Abhayagiri, yuk kita dekati Stupa Sumberwatu!

 

Berhubung Stupa Sumberwatu masih dikelilingi proyek pembangunan, butuh usaha ekstra untuk bisa mendekati bangunan tersebut. Aku saja harus mendaki bukit untuk benar-benar bisa mendekat. Sepertinya pihak Sumberwatu Heritage masih belum membuka akses stupa ini ke pengunjung umum.

 

Mendaki Bukit menggapai Stupa Sumberwatu di dalam Sumberwatu Heritage Prambanan pada Desember 2013
Naik-naik ke puncak bukit, curam-curam sekali... #nyanyikurangkerjaan

 

Seperti yang bisa pembaca lihat, stupa ini identik dengan stupa yang bisa kita jumpai pada peninggalan umat Buddha. Sangat mungkin sekali, dahulu kala lokasi ini merupakan tempat ibadah umat Buddha. Menariknya, di sekitar Stupa Sumberwatu juga banyak ditemukan peninggalan umat Hindu. Ini membuktikan bahwa di masa lampau kerukunan umat bergama terjalin dengan erat.

 

Tangga untuk naik ke pelataran stupa terletak di sisi barat. Di tiap sisi pelatarannya terdapat empat umpak batu berbentuk segi delapan. Besar kemungkinan dahulu kala stupa ini dipagari oleh tiang kayu.

 

Umpak batu pengganti pada Stupa Sumberwatu di dalam Sumberwatu Heritage Prambanan pada Desember 2013
Umpak batu "palsu" pengganti. Di atas umpak ini didirikan tiang dari kayu.

 

Bentuk umpak batu asli pada Stupa Sumberwatu di dalam Sumberwatu Heritage Prambanan pada Desember 2013
Bentuk umpak batu asli yang sudah terkikis.

 

Stupa Sumberwatu ini tidak memiliki relief yang mencolok. Aku juga tidak menemukan peninggalan purbakala lain di sekitar stupa.

 

Batu penyusun candi asli dan pengganti pada Stupa Sumberwatu di dalam Sumberwatu Heritage Prambanan pada Desember 2013
Jelas terlihat mana batu asli dan batu "palsu" pengganti. Malah ada batu asli yang direkat semen.

 

Yang menarik perhatianku malah pondasi pagar batu yang mengelilingi keseluruhan bangunan induk. Dari potongan melintang, terlihat bahwa Stupa Sumberwatu ini berdiri di atas batuan gamping.

 

Pondasi pagar keliling pada Stupa Sumberwatu di dalam Sumberwatu Heritage Prambanan pada Desember 2013
Pondasi pagar yang mengelilingi bangunan induk.

 

Penampang melintang pondasi pagar pada Stupa Sumberwatu di dalam Sumberwatu Heritage Prambanan pada Desember 2013
Penampang melintang pondasi pagar dengan garis merah sebagai pembatas.

 

Malam Penuh Warna di Stupa Sumberwatu

Wah, aku sampai lupa hidangan pesananku mungkin sudah tersaji di meja makan. Seiring dengan tenggelamnya mentari senja, aku bergegas kembali menuju restoran Abhayagiri. Benar saja, nasi goreng seafood yang kupesan sudah datang. Nyam! Saatnya makan Pembaca!

 

Pendar lampu warna-warni yang menerangi Stupa Sumberwatu menutup perjalananku di hari Minggu yang padat itu. Ah, tidak terbayang seperti apa Stupa Sumberwatu kelak bila Sumberwatu Heritage sudah purna bangun.

 

Penampakan Stupa Sumberwatu di malam hari di dalam Sumberwatu Heritage Prambanan pada Desember 2013
Jadi kayak di diskotek disorot lampu warna-warni begini.

 

Pembaca penasaran bersantap sambil menikmati kemilau Stupa Sumberwatu di malam hari?


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • WISNU SUPRIYANTO
    avatar komentator ke-0
    WISNU SUPRIYANTO #Kamis, 12 Okt 2017, 20:04 WIB
    Berkunjung stupa lewat pintu belakang...dak
    ada prosedur yang rumit...mungkin resort
    lagi sepi ...jam 11siang...pos satpam kosong
    dan yang bekerja juga diam aja mungkin
    memang di diamkan untuk para pecinta
    situs dan candi
    Weh, mosok nggak ditegur pak satpam? Dirimu pas masuk dikira staff sana barangkali, hahaha. :D
  • ERNA SARAS
    avatar komentator ke-1
    ERNA SARAS #Selasa, 13 Okt 2015, 13:35 WIB
    Dulu aku pernah ke Dusun Sumberwatu Desa Sambirejo Kecamatan Prambanan.
    Bagus banget loh menurut salah satu warga. Stupa yang ada di Dusun Sumberwatu kalau dikelola luasnya lebih lebar dari pada Prambanan.
    Iya, katanya cerita warga dulu di sini pernah ada stupa besar.
  • RAZ APHRIANT
    avatar komentator ke-2
    RAZ APHRIANT #Selasa, 13 Okt 2015, 13:10 WIB
    Ingat waktu KKN di Sumberwatu 10 tahun yang lalu.
    Wah, sudah lama juga yaaa?
  • YACOB.IVAN
    avatar komentator ke-3
    YACOB.IVAN #Minggu, 20 Jul 2014, 22:03 WIB
    Saya sempet mampir ke stupa ini setelah jadi dan sebelum dibangun. Dulu namanya kalo ga salah Sumur Bandung juga. :)
    Eh, di lokasi ini ternyata ada 2 situs bersejarah Cob.
  • FACHMI
    avatar komentator ke-4
    FACHMI #Senin, 14 Jul 2014, 10:54 WIB
    stupanya sekarang sudah dikepung sama resort sumberwatu, orang luar malah makin tidak tahu keberadaan candi ijo
    Lha, hubungannya Stupa Sumberwatu sama Candi Ijo apa ya? Semestinya pihak BP3 juga masang papan adanya situs purbakala yang mengarah ke resor Sumberwatu Heritage.
  • DIAS CAEZ
    avatar komentator ke-5
    DIAS CAEZ #Selasa, 10 Jun 2014, 10:22 WIB
    Tunggu tanggal main nya nanti klo udah kejogja aq datengin nih ,,,,Hembt Bersemangat
    oke deh, kapan niy ke Jogja lagi?
  • AULIA FASYA
    avatar komentator ke-6
    AULIA FASYA #Jumat, 16 Mei 2014, 21:19 WIB
    Bagus ih unik.. di Bandung tempat2 sejarah malah ada yang dijadiin apartemen untung
    pas walkot nya ganti, udah gak kaya gitu lagi
    Waduh, parah banget. Daerah mana itu mbak? Soalnya untuk memugar peninggalan bersejarah itu lebih rumit dan mahal daripada nyewa buldozer untuk menggusurnya, hehehe.
  • JOE ISMAIL
    avatar komentator ke-7
    JOE ISMAIL #Selasa, 6 Mei 2014, 14:36 WIB
    betapa jaman dulu bangsa kita sudah memiliki peradaban yang tinggi
    Jelas dong Kang Joe. Makin bangga aja jadi orang Indonesia. Asal peninggalan kayak gini jangan dirusak aja.
  • WARM
    avatar komentator ke-8
    WARM #Senin, 5 Mei 2014, 19:04 WIB
    iya jabat erat haha kmaren kamis pas ngelepas anak2 fedjo turing ke Cemoro Sewu
    hohoho, simbah nggak ikut, memantau jarak jauh dari Jogja :D Lha dirimu ga ikutan po Om?
  • WARM
    avatar komentator ke-9
    WARM #Senin, 5 Mei 2014, 18:22 WIB
    eh kmaren aku akhirnya ketemu ama mbah gundul nan legendaris itu
    komen OOT :D
    wakakaka, dah sempet salaman? ketemu di mana Om? :D
  • DITTER
    avatar komentator ke-10
    DITTER #Sabtu, 3 Mei 2014, 07:56 WIB
    Iya mas, penasaran. Wah, kalau lampunya dikasih yg warna kuning atau emas gitu mungkin jadi lebih romantis. Cocok menyantap makan malam di sana bersama pacar :D
    itu yang warna kuning juga ada, tapi ganti-ganti menyalanya, kayak di diskotek buat nge-dance, hehehe
  • CUMILEBAY.COM
    avatar komentator ke-11
    CUMILEBAY.COM #Jumat, 2 Mei 2014, 13:52 WIB
    Kalo aku mau nyobain sumber watu resort nya aja deh hahaha
    aku juga mau nyobain kalao dibayarin bang Cumi :p
  • ANDIKA HERMAWAN
    avatar komentator ke-12
    ANDIKA HERMAWAN #Jumat, 2 Mei 2014, 11:02 WIB
    masuk ke area stupa bisa diakses untuk pengunjung umum apa \"hanya\" pengunjung resto
    aja mas?
    Aku dulu masuk ke sana sebagai pengunjung restoran. Sebenernya pingin tanya ke pengelola, yang boleh mengunjungi Stupa Sumberwatu siapa aja. Tapi berhubung waktu itu tidak ada yang bisa ditanyai di lokasi jadi ya belum sempat tanya.

    Lagipula waktu itu kan aku \"menyelinap\" mendekati stupa lewat jalur \"tidak resmi\". Sempat ada kekhawatiran bakal dilarang mendekat. Tapi ya itu, di sekitar sana nggak ada orang. Mungkin karena waktunya menjelang malam dan juga di hari libur.
  • MAS FEB
    avatar komentator ke-13
    MAS FEB #Jumat, 2 Mei 2014, 08:16 WIB
    Jadi penasaran.. Stupa didataran tinggi..
    Kebanyakan yang didataran tinggi kan candi hindu.
    Mungkin jaman dulu banyak umat Buddha yang bermukim di sini Kang.