Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Sabtu, 6 September 2008, 21:56 WIB

Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
  3. Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
  4. Patuhi peraturan yang berlaku!
  5. Jaga sikap dan sopan-santun!
  6. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  7. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

foto muka Candi Gebang

Saat tahu ada candi yang letaknya di sekitar wilayah ringroad utara Yogyakarta, aku dan Andreas jadi tertarik untuk singgah ke sana. Alhasil, pada hari Jum’at sore (5/9/2008) kami berdua pun meluncur ke lokasi.

 

Menurut penuturan beberapa sumber, letak candi tersebut terletak di Desa Condong Catur yang notabene masih tergolong kawasan kos-kosan mahasiswa. Oh iya, candi yang aku maksud ini bernama Candi Gebang.

 

Rute Perjalanan "Tricky" ke Candi Gebang

Rute menuju Candi Gebang dari Kota Jogja nggak begitu sulit tapi cenderung tricky kalau mata nggak jeli, hehehe .

 

Titik awal keberangkatan paling mudah itu dari perempatan ringroad Jl. Gejayan (sekarang namanya Jl. Affandi). Dari sini, susuri ringroad utara ke arah timur. Disarankan lewat jalur lambat (jalurnya sepeda motor). Nanti bakal lewat di depan Kantor Polda DI Yogyakarta. Ini masih lurus terus. Kemudian bakal lewat di depan Rumah Sakit JIH. Ini juga masih lurus terus.

 

Nah, setelah itu bakal melewati depan Pasar Condong Catur. Mulai pelankan laju kendaraan karena di dekat Pasar Condong Catur ini ada pertigaan dengan cabang jalan ke arah utara. Bila diperhatikan, di pertigaan ini ada banyak papan iklan dan reklame. Salah satunya adalah papan petunjuk arah ke Candi Gebang seperti yang bisa Pembaca lihat pada foto di bawah ini.

 

Foto papan petunjuk arah ke Candi Gebang di pinggir ringroad di tahun 2008  Foto papan petunjuk arah ke Candi Gebang di dekat minimarket tahun 2008
Harus jeli memperhatikan papan petunjuk jalan.

 

Gimana tricky kan?

 

Susuri Jl. Nusa Indah tersebut hingga nanti berlanjut ke Jl. Candi Gebang. Di Jl. Candi Gebang ini nanti bakal bertemu dengan pertigaan "semu" yang memiliki cabang jalan bernama Jl. Kebugaran. Ikuti jalan kecil ini dan juga petunjuk-petunjuk dari papan-papan arah lain hingga nanti sampai ke Candi Gebang.

 

Foto papan petunjuk arah ke Candi Gebang di tahun 2008
Papan petunjuk arah ke Candi Gebang yang mungil.

 

Ini yang menjadi tantangan jika berkunjung ke Candi Gebang. Iya sih lokasinya terbilang dekat dari Kota Jogja. Akan tetapi, berhubung letak Candi Gebang lumayan jauh dari ringroad, ditambah penempatan papan petunjuk arah yang "tersamarkan", alhasil perjalanan ke Candi Gebang terasa penuh tantangan dan rawan nyasar.

 

Secara administratif, Candi Gebang terletak di Dusun Gebang, Desa Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Oh, ternyata sudah masuk wilayah Wedomartani, Ngemplak, bukan lagi Condong Catur, Depok. Meski begitu, di sekitar sini ya masih banyak kos-kosan mahasiswa. Kan lokasinya terbilang dekat dengan Universitas Pembangunan Negeri "Veteran" Yogyakarta.

 

Foto Candi Gebang dari sisi barat di tahun 2008
Candi Gebang difoto dari sisi barat (belakang).

 

Selain mengisi buku tamu, pengunjung ditarik biaya retribusi sukarela. Kami sih memberi Rp3.000 untuk masuk ke kompleks Candi Gebang. Yah, hitung-hitung untuk ongkos bersih-bersih lah.

 

Sejarah Candi Gebang dan Arca yang Hilang

Candi Gebang ditemukan pada bulan November 1936 oleh seorang petani yang sedang menggali tanah untuk mencari batu. Secara tidak sengaja, cangkulnya terantuk batu yang ternyata adalah arca Ganesha. Dinas Purbakala lantas menindaklanjuti penemuan ini dengan proses ekskavasi yang berujung pada penemuan pondasi kaki candi.

 

Foto arca Ganesha Candi Gebang di tahun 2008
Arca Ganesha yang posisinya bertolak-belakang dengan pintu masuk candi.

 

Candi Gebang diduga runtuh dan kemudian terkubur dalam tanah akibat dari efek letusan gunung Merapi beratus-ratus tahun yang lalu. Diduga pula Candi Gebang didirikan pada kurun tahun 730 hingga 800 masehi. Candi Gebang selesai dipugar pada tahun 1940.

 

Candi Gebang merupakan candi berlatar belakang agama Hindu. Mudahnya, karena di dinding luar bangunan candi induk terdapat Arca Ganesha. Sayangnya, hanya Arca Ganesha itu saja yang ada. Arca Agastya dan Arca Durga yang biasa mendampinginya tidak ada.

 

Foto yoni di bangunan induk Candi Gebang di tahun 2008
Yoni di bangunan induk sebagai penanda candi berlatar belakang agama Hindu.

 

Di dalam bangunan candi induk terdapat yoni. Akan tetapi, lingga yang biasa mendampingi yoni juga tidak ada. Ah, Candi Gebang sepertinya memiliki catatan buruk akan arca-arca yang hilang. Pada tahun 1989 kepala Arca Nandiswara dicuri dan sampai saat ini belum ditemukan.

 

Foto kepala hilang arca nandiswara di Candi Gebang di tahun 2008
Arca Nandiswara malang yang kepalanya dicuri itu.

 

Dua Keunikan khas Candi Gebang

Meskipun ada banyak arca yang hilang, Candi Gebang masih menyimpan keunikan-keunikan lain yang membuat penasaran. Pertama, keberadaan yoni di dalam bangunan induk menandakan bahwa fungsi Canding Gebang adalah sebagai tempat ibadah. Orang bisa masuk untuk beribadah di dalam bilik berisi yoni tersebut. Anehnya, Candi Gebang tidak memiliki arsitektur tangga atau celah khusus untuk menaruh tangga.

 

Besar kemungkinan, orang-orang di zaman dulu memang memasuki bilik Candi Gebang melalui tangga kayu. Akan tetapi, mengapa arsitektur candinya dibuat tanpa tangga?

 

Foto keunikan arca kudu di Candi Gebang di tahun 2008
Arca kudu yang umum dijumpai di candi-candi Dieng hadir di Candi Gebang.

 

Keunikan kedua adalah bagian atap Candi Gebang yang berhiaskan arca kepala manusia. Sebutan lain untuk arca kepala manusia ini adalah arca kudu. Uniknya, Candi Gebang adalah satu-satunya candi Hindu di wilayah Yogyakarta yang memiliki bagian atap berhiaskan arca kudu. Candi Hindu lain yang memiliki hiasan arca kudu adalah candi-candi Hindu yang ada di Dataran Tinggi Dieng.

 

Jadi, apa hubungan Candi Gebang dengan candi di Dieng?

Apakah dahulu arsitek Candi Gebang memiliki hubungan dengan arsitek candi di Dieng?

 

Catatan Memfoto Candi Gebang

Candi Gebang adalah candi yang menarik untuk dikunjungi. Selain karena keunikan-keunikan yang memicu berbagai pertanyaan, kompleks Candi Gebang ibarat oase di tengah kota yang sibuk.

 

Taman yang tertata apik, pepohonan yang rindang, serta bangku-bangku adalah elemen-elemen yang diperlukan warga Kota Yogyakarta untuk sejenak melepas penat. Sayang, keanggunan bangunan bersejarah ini sedikit terganggu oleh pemandangan bangunan Stadion Maguwoharjo yang jauh lebih megah.

 

Eh, aku mau curhat sebentar nih Pembaca. Sepertinya kami datang di waktu yang kurang tepat. Karena kami datang di sore hari, ya sudah pasti posisi matahari ada di sisi barat kan? Nah, kalau aku memotret bangunan candi dari sisi depan (menampilkan pintu candi) jelas bakal backlight karena aku memotret menghadap matahari. Karena pintu masuk Candi Gebang menghadap ke arah timur. Akan tetapi, kalau dicermati memotret dari sisi depan candi pun terkendala oleh terbatasnya ruang pemotretan.

 

Duh mau motret Candi Gebang kok serba salah seperti ini ya?...

 

 

Ya sudahlah. Pembaca ditunggu kunjungannya ke Candi Gebang!

 

Oh iya, kalau mau berkunjung ke Candi Gebang enaknya pakai kendaraan pribadi karena tidak ada angkutan umum yang lewat sini.


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • INDAR
    avatar komentator ke-0
    INDAR #Sabtu, 27 Feb 2021, 12:34 WIB
    Candi yg imut dan cantik, sekarang makin terawat,
    suka bgt lihatnya... akhir Januari 2021 lalu gowes
    sendiri ke candi gebang, sayang tutup karena psbb.
    Candi2 Jogja semua cantiikkk dan terawat
    sekarang, rekomen banget candi ratu Boko, candi
    Barong, candi Ijo. Duhhh cantikk2 dan kokoh
  • BOCAH NYASAR
    avatar komentator ke-1
    BOCAH NYASAR #Jumat, 8 Sep 2017, 15:16 WIB
    Membaca komentar2 di atas, tentang
    larangan memotret candi, saya rasa ada
    baiknya juga, publikasi yg \"sembarangan\"
    ibarat memamerkan harta kita kesemua
    orang, bisa sj memancing tindak kejahatan.
    Sbg contoh, adakah candi yg luput dr
    pencurian, saya rasa semua candi pasti ada
    tyg arcanya hilang (minimal kepala arcanya
    yg hilang), dimata awam arca hanyalah
    batu,tp dimata pencuri arca tsb terlihat spt
    tumpukan uang. Bisa saja kita share foto
    arca dr candi yg indah, esoknya arca tsb
    hilang karena pencuri mendapat info dr
    postingan kita, LEBIH BIJAKLAH dlm share
    sesuatu , kadang niat baik tidak selalu
    berujung dg kebaikan.
    Hahaha, usulan yang seperti itu pernah mencuat lebih ekstrem sebagai anjuran agar lebih keberadaan candi jangan sampai diketahui oleh semua orang. :D
  • FARIDA SANTI
    avatar komentator ke-2
    FARIDA SANTI #Sabtu, 9 Mei 2015, 01:29 WIB
    salam, saya pernah sekali dtng ke sana. mo datang lagi persisnya mau ke perum candi indah trlebih dahulu.. mhn di arahkan rutenya mnuju perum candi indah yg belakang ring road upn veteran tsb... mhn skali lagi.
    enaknya lewat ringroad dari perempatan condong catur arah ke upn. ambil jalur lambat setelah lewat rumah sakit JIH. selepas lewat pasar condong catur belok ke kiri (arah utara)
  • BEJO
    avatar komentator ke-3
    BEJO #Senin, 11 Mar 2013, 12:53 WIB
    sama stadiom maguwo jauh ga?
    belakangnya, sekitar 200 meter
  • FE
    avatar komentator ke-4
    FE #Rabu, 12 Des 2012, 16:24 WIB
    dari dulu penasaran, katanya ada Perumahan Candi Gebang, tiap lewat Ringroad yang ada Plang Perumahan Candi Indah, nyari kata \"Gebang\" tiap lewat situ gak pernah dapet.
    Ternyata ada tho plangnya,,
    Jadi pengen maen ksana :D
    hehehe, iya mbak ada candi deket stadion Maguwoharjo
  • BAMBABG
    avatar komentator ke-5
    BAMBABG #Kamis, 25 Okt 2012, 16:36 WIB
    jd 100 Kali lbh keren!!! hebat potografere
    ah biasa wae Kang...
  • ANGGA
    avatar komentator ke-6
    ANGGA #Selasa, 13 Sep 2011, 00:51 WIB
    Blognya BAGUUUUSSS SEKALIIIII.....=D **nyaris mati girang**
    Bakal sering-sering mampir ksini. Hehe. Maklum, nge-fans banget sama bebatuan....
    Btw, anak UGM jg y mas? Kok kaos KKNnya sama ky tempatku :D. Salam kenal y. Kapan2 pengen mblusukan bareng.....
    iya, saya matematika 2004 je, sampeyan dari mana mmas?
  • YACOB.IVAN
    avatar komentator ke-7
    YACOB.IVAN #Rabu, 27 Jul 2011, 09:25 WIB
    Saya baru saja ke sana, tapi nggak ada yang berkomentar tentang apa yang saya bawa
    (i.e.: kamera). Dia berseragam gak?

    Memang baru sedang dibangun candinya. Mungkin ada tujuan untuk 'mengamankan'
    saja. Ada beberapa orang dinas dari propinsi yang sering berlalu lalang di sana (ini kata
    satpam yang jaga candi). Mungkin kalau sudah selesai dipugar, kita bisa dengan santai
    menikmatinya.
    Memotret candi memang kadang bikin sulit ya Cob. Hmmm, jadi tergelitik bikin artikel tentang motret candi niy...
  • ARIE
    avatar komentator ke-8
    ARIE #Rabu, 27 Jul 2011, 04:18 WIB
    jadi ceritanya, setelah seminggu tinggal lagi di Jogja dan ga melakukan apa2, aku
    berhasrat pengen motret landscape. entah kenapa, yang terpikirkan pertama kali adalah
    candi ratu boko. dan ternyata, hasil2 potretannya lumayan. yang pasti, aku merasa ada
    nuansa mistis, terutama pada komposisi foto yang candinya diambil dari jarak jauh dan
    cuma jadi POI di foto. singkat cerita, aku ketagihan motret candi.
    lalu aku google, dan ketemu beberapa situs yang muat info tentang candi, termasuk
    situs ini. nah, singkat cerita lagi, aku kemarin (rabu) memutuskan buat motret candi lagi.
    aku baca2 tulisanmu, dan karena aku sedang agak malas, akhirnya aku putuskan buat
    ke candi gebang, karena letaknya betul2 dekat. peralatan motret lengkap, seorang kawan
    setuju buat ikut motret, dan pergilah kami ke gebang.
    sampai di candi gebang, di bangunan kecil di dekat gerbang, ada dua orang yang jaga ini
    candi. pas mau bayar retribusi (sekarang tarifnya Rp. 2000,- untuk orang dewasa dan Rp.
    1.000,- buat anak2), dan karena lihat kami bawa kamera, kami malah ditanya2
    pertanyaan ga penting. anda dari mana? ada keperluan apa? dari instansi mana?
    blablabla. mana nanyanya pake muka ga bersahabat pula. terus terang agak emosi. tapi
    akhirnya kujawab2 aja. kawanku, yang sedikit kupaksa nemani, udah mulai gerah juga.
    akhirnya, setelah banyak pertanyaan ga mutu aku jawab, dua orang itu mengeluarkan
    kertas yang berisikan semacam instruksi dari pemerintah daerah yang mewajibkan kami
    melapor ke 3 dinas di pemkot sleman kalo mau motret ini candi. alasannya, ada
    penertiban publikasi candi. aku liat di dokumen itu, dibuat tahun 2007. lah, aku bilang aja
    dengan agak emosi, kawanku baru aja ke sini dan motret ini candi ga ada masalah.
    jawabnya: \"iya, minggu kemarin bapak kepala dinas ke sini, kasih instruksi\".
    wah, asu pikirku. aku tahu betul kalo udah bawa2 \"bapak kepala dinas,\" pasti ujung2nya
    minta duit. tanpa pikir panjang, aku langsung cabut dari situ. tanpa motret, tanpa sempat
    liat2 candi karena terlanjur emosi, dan perasaan menyesal karena sudah sedikit
    memaksa kawanku ikut motret di sini.
    begitu ceritanya mas Wijna. maaf agak panjang. cuma mau kasih info aja ke pembaca
    yang tertarik mau berkunjung ke sini. dan mau kasih sedikit bahan tulisan buat mas
    wijna. menurutku, memang sangat perlu melestarikan sejarah. tapi masalahnya, sejarah2
    itu berserakan di Indonesia, dengan sistemnya yang udah busuk di segala bidang.
    pemerintah cuma becus buat birokrasi2 sulit, bahkan cuma buat memotret candi yang
    toh kalo aku publikasikan, mereka dapat untung, ga harus kerja publikasi. ketika
    ditanyakan mengenai situs2 purbakala yang diperjualbelikan, mereka angkat tangan. dan
    karena sistemnya busuk, pemerintah busuk, maka dua orang bapak2 di candi itu jadi
    ikut2an busuk juga. coba cari uang \"halal\" dengan \"menertibkan publikasi\" atas candi.
    ternyata, masalah2 begini bukan cuma terjadi di tempat2 budaya di jawa aja.
    sepulangnya dari gebang, aku cerita dengan kawanku yang suka backpacker kesana
    kemari. katanya, ketika dia backpackeran ke sulawesi, dan ke salah satu candi (entah
    apa aku lupa) di sana, dia dimintai uang pas mau ambil foto. alasannya kurang lebih
    sama dengan candi gebang. kawanku ini wartawan, dan karena keberatan dimintai uang,
    dia keluarkan kartu pers. orang yang minta uang langsung kecut, ga jadi minta uang.
    usut punya usut, ternyata uang yang dikucurkan pemerintah, sedikit buat mereka yang
    tiap hari harus bersihin candi itu. walhasil, mereka ber \"eksperimen\" untuk cari uang lebih
    dengan minta uang dari orang2 yang motret candi.
    nah, gimana tuh mas Wijna menurut anda? sori betul2 panjang aku komennya. aku
    beneran emosi soalnya. hehe.
    Mas Arie, saya turut menyesali sikap petugas di Candi Gebang yang mempersulit anda untuk memotret. Memang, untuk hal-hal seperti ini, pada akhirnya kita berada pada posisi kalah. Namun, mereka pun sebenarnya juga hanya menjalankan perintah atasan, yang apabila dilanggar mereka akan terkena sanksi.

    Dilematis memang...
  • YACOB.IVAN
    avatar komentator ke-9
    YACOB.IVAN #Jumat, 15 Jul 2011, 22:20 WIB
    Kalau blusukan lewat dalem juga cukup deket, gak lama...
    nah itu dia, buatku rute termudah ya lewat Jl. Candi Gebang itu
  • YACOB.IVAN
    avatar komentator ke-10
    YACOB.IVAN #Rabu, 13 Jul 2011, 08:27 WIB
    Dekat Rumah!!!!
    rumahmu bukannya deket terminal Condong Catur?
  • RAFAEL
    avatar komentator ke-11
    RAFAEL #Jumat, 11 Des 2009, 16:04 WIB
    Lokasi candi gebang sangat asri, pengunjungnya didominasi orang yg dimabuk asmara, sayang sekali mau motret yoni malah ada penampakan 2 manusia dlm cand
    Padahal masuk ke bilik candi tu mesti manjat lho, ndak ada tangganya.
  • ARASHI
    avatar komentator ke-12
    ARASHI #Sabtu, 5 Sep 2009, 12:40 WIB
    Artikelnya sangat menarik dengan photo2 candi tesebut. Tetapi ringkasan mengenai infonya lebih merinci. Supaya pengetahuaannya mengenai candi lebih mendalam. Dengan kunjungan ke situs ini semoga ada minat/ keinginan datang dari berbagai pihak untuk Lebih menengenal karya nenek moyang.
    oke mas, saran dan masukannya ditampung, saya juga berusaha memaksimalkan info yang saya peroleh dari lokasi tersebut, entah itu dari papan informasi atau penuturan juru kunci/warga.