Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Senin, 19 November 2012, 03:32 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Aku dan Paris berjalan pelan, menerjang senja yang beranjak malam. Kilau gemintang bertabur di angkasa. Sembari kaki menapak ladang-ladang kering. Kami mencari jalan pulang.

 

Temaramnya lampu handphone membimbing langkah kami mendaki bukit. Suara debur ombak sayup-sayup menghilang, berganti dengan gemerisik suara para penghuni hutan. Suasana yang kian mencekam. Sebab kami tak punya patokan arah selain pesisir pantai yang kian menghilang ditelan gelapnya malam.

 

Lima jam sebelumnya...

 

Petualangan di Bulan Puasa

Hari Sabtu (11/8/2012) di minggu ketiga bulan Ramadhan, aku, Paris, dan Pakdhe Timin merencanakan untuk plesir ke Pantai Wediombo di Desa Jepitu, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta.

 

Berhubung bulan Ramadhan dan mengingat pantai Wediombo yang berjarak sekitar 75 km dari kota Jogja, maka plesir kali ini tidak pakai sepeda, hahaha . Kami pergi menggunakan mobil yang aku kendarai. Berangkat dari Kota Jogja pukul 13.30 WIB.

 

Sebelumnya, kami singgah dulu di kediaman Pakdhe Timin untuk menjemput tamu asingnya. Seorang gadis warga negara Cina bernama XiaoLi Liu yang juga merupakan anggota Couch Surfing, jejaring petualang yang diikuti Pakdhe Timin. Kami berempat pun lantas pergi ke Pantai Wediombo.

 

couchsurfing experience at wediombo beach, yogyakarta, indonesia with local guide
Tim petualang (kiri-kanan): XiaoLi Liu, Paris, Aku, dan Pakdhe Timin

 

Dari Jogja Menuju Pantai Wediombo 

Perjalanan menuju Pantai Wediombo hampir sama seperti perjalanan menuju pantai-pantai lain di Gunungkidul. Dari Kota Jogja kami menyusuri Jl. Wonosari sepanjang 40 km hingga sampai ke kota Wonosari. Dari kota Wonosari kami menyusuri Jl. Baron dan mengambil arah ke Tepus, yang jaraknya 20 km dari kota Wonosari. Kemudian dari Tepus, barulah kami menuju desa Jepitu, yang jaraknya sekitar 15 km dari Tepus. Tenang saja, ada banyak petunjuk arah menuju Pantai Wediombo. Pantai ini berada jauh dari kawasan deretan pantai Baron, Sundak, Krakal, dll.

 

Pada pukul 16.30 WIB, sampailah kami di Pantai Wediombo. Wew! Akhirnya!

 

Bapak petugas parkir yang ramah menyambut kedatangan kami berempat. Untuk empat orang pengunjung dan satu mobil, kami dikenai tarif retribusi Rp12.000, cukup murah. Dari bapak petugas parkir, kami pun memperoleh informasi bahwa ada keberadaan pantai lain di sekitar Pantai Wediombo ini. Namun syaratnya berat, harus berjalan kaki melintasi bukit sekitar 1,5 km. Hmmm, menarik.

 

Trekking dari Pantai Wediombo 

Suasana di Pantai Wediombo sendiri pun sepi (banget). Hampir sama seperti suasana di pantai Drini saat aku sambangi seminggu yang lalu. Kami pun hanya bisa mengira-ngira bukit mana yang harus kami terjang untuk sampai ke pantai yang tersembunyi itu. Sebab ya di Pantai Wediombo kami hampir tak berjumpa dengan seorang pun.

 

pantai wediombo gunungkidul saat masih sepi dan belum terkenal
Kalau nggak bulan puasa pasti lumayan ramai.

 

suasana sepi pantai wediombo gunungkidul di bulan ramadan tahun 2012
Pantai besar serasa milik sendiri, hahaha.

 

Lokasi pelaksanaan ritual Ngalangi di pantai wediombo gunungkidul
Lokasi pelaksanaan ritual Ngalangi.

 

papan larangan dan hukuman bila berbuat mesum di pantai wediombo gunungkidul
Terlambat! Sehabis keliling lokasi ritual aku baru lihat papan larangan ini.

 

Kami pun mendaki bukit. Aku dan Paris di depan, sementara Pakdhe Timin menemani XiaoLi Liu yang asyik memotret-motret di belakang. Kami berjalan (agak) cepat dan tanpa kami sadari, Pakdhe Timin dan XiaoLi Liu sudah tak terlihat lagi di belakang.

 

couchsurfing romantic experience at beautiful beach in yogyakarta, indonesia
XiaoLi Liu biar ditemani Pakdhe Timin saja.

 

Oh tidak, kami terpisah!
Aku berdua bersama Paris...
Dari pengalaman, hampir bisa dipastikan 99.9% kami bakal tersesat.

Doh!

 

jalan kaki melintasi persawahan kering di musim kemarau menuju pantai jungwok gunungkidul
Berdua dengan Paris thok? Duh, bakal nyasar nggak yah?

 

Untuk melihat lebih jelas medan jalan yang harus ditempuh, maka kami pun mendaki hingga ke puncak bukit. Ternyata, dari puncak bukit terlihat pantai yang tersembunyi itu. Sebelumnya, aku tidak tahu nama pantainya. Setelah menelusuri internet, akhirnya tertemukanlah nama pantai itu sebagai Pantai Jungwok.

 

pemandangan indah pantai jungwok gunungkidul dilihat dari ketinggan puncak bukit tak bernama
Woooo... ada pantai!

 

Dari puncak bukit kami turun menuju pantai. Kami melewati pematang ladang yang mengering. Tampak pula beberapa sapi yang dipelihara di atas bukit. Walau “jejak manusia” begitu terasa, namun kami tak berjumpa dengan seorang pun di sana.

 

cabang-cabang jalan menuju pantai jungwok yang masih berupa jalan tanah
Jalan setapak yang bercabang-cabang. Kalau malam bayangin sendiri medannya .

 

cara beternak sapi di wilayah kering gunungkidul yang susah air
Wow, ada yang memelihara sapi! Niat juga ya ngusung sapi kemari.

 

Sekitar pukul 17.30 WIB kami tiba di Pantai Jungwok. Tentu, kami menghabiskan sebagian besar waktu dengan memotret keindahan pantai. Sayang, kami datang saat hari tengah beranjak gelap. Bila kami tiba di lokasi lebih awal mungkin ada banyak sudut dan momen yang bisa diabadikan. Pukul 18.00 WIB kami beranjak pulang setelah sebelumnya berbuka puasa ala kadarnya di Pantai Jungwok.

 

bukit karang ikon pantai jungwok gunungkidul yogyakarta

wisatawan cewek main air basah-basahan di pantai jungwok gunungkidul

pantai yogyakarta cewek bebas main air buka baju

pesona senja sunset di pantai jungwok gunungkidul yang masih jarang dikunjungi wisatawan

 

Dari sinilah petualangan dimulai...

 

Tersasar di Bukit Pantai Wediombo

Kami hanya memiliki patokan arah agar melintasi bukit ke arah barat dan utara dari handphone milik Paris. Perkara jalan, kami tak pernah sungguh-sungguh tahu di manakah letak jalan setapak yang layak kami pijak. Lebih seringnya kami menerjang ladang kering dan tersangkut di antara pohon-pohon singkong. Doh!

 

Alhamdulillah, atas kuasa Gusti Allah SWT, kami pun berjumpa dengan dua orang warga yang sedang kembali dari menginspeksi ladang. Langsung saja kami meminta bantuan dua orang bapak tersebut untuk mengantar kami kembali menuju Pantai Wediombo. Seandainya kami tidak berjumpa dengan mereka, ah entah apa jadinya nasib kami?

 

Pukul 18.30 WIB, tibalah kami kembali di parkiran mobil Pantai Wediombo. Kami disambut oleh Pakdhe Timin dan Xiao Liu yang khawatir akan keberadaan kami. Ya sudah lah, ayo kembali ke Jogja and find something to eat. Laper je!

 

 

Idealnya...

Pantai Jungwok ideal sebagai lokasi memotret matahari terbit. Lebih baik berkunjung di siang hari. Kalau mau mencoba pulang dari pantai saat sore hari tanpa bantuan warga setempat, siap-siap saja mengalami seperti apa yang kami alami, hehehe.

 

Ulasan Pantai Jungwok:
Akses Jalan: Sulit Banget
Fasilitas Umum: Tidak Ada
Spot Matahari Terbit: Ya
Spot Matahari Terbenam: Tidak
Objek Khas: Karang dan pulau batu karang besar


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • KRISTIN
    avatar komentator ke-0
    KRISTIN #Minggu, 5 Mei 2019, 11:20 WIB
    artikelnya unik dan membahas ttg wediombo dari sisi pengalaman ... mantap, sayang gak bahas kuliner seafoodnya.. hehe
  • HENDRY
    avatar komentator ke-1
    HENDRY #Senin, 4 Mar 2013, 23:36 WIB
    Bro..lok dri wates mkan wktu brpa lma ntuk nympe pntai jungwok.?!!trus rute prjlanan
    enkny lwat jlan mna..thanks bwat infony..:)
    wah klo dari Wates ya enakan lewat Ringroad trus ke Gunung Kidul lewat Jl. Wonosari
  • WAEHYU.SANCAKA
    avatar komentator ke-2
    WAEHYU.SANCAKA #Senin, 18 Feb 2013, 08:01 WIB
    kok gak sekalian nang pantai sadehan to pulau gelatik gan. . .
    Udah malem bero, apalagi waktu itu bulan puasa.
  • BEL
    avatar komentator ke-3
    BEL #Kamis, 6 Des 2012, 18:04 WIB
    Keren sih pantainya....cuma klo pantai keren gitu ga bisa direnangi, maka tak ada lg
    gunanya pantai itu selain jadi pantai \"bodong\" (
    Itu tebing mbak Bel bukan pantai...
  • PAKDHETIMIN
    avatar komentator ke-4
    PAKDHETIMIN #Rabu, 5 Des 2012, 00:11 WIB
    hampir aja aku manggil tim SAR .
    manggil nggo opo? opo yo ono sinyal? :p
  • CERITAEKA
    avatar komentator ke-5
    CERITAEKA #Senin, 26 Nov 2012, 14:48 WIB
    Kalo kamu yang moto semua jadi kelihatan lebih bagus :D
    makasih mbak Eka :D
  • ANNOSMILE
    avatar komentator ke-6
    ANNOSMILE #Kamis, 22 Nov 2012, 08:27 WIB
    apik tenan tempatee...
    penuh perjuangan mas Bro
  • ELISA
    avatar komentator ke-7
    ELISA #Senin, 19 Nov 2012, 19:15 WIB
    subhanallah...bagus skali pantai ini...jd pengin main kesana...oh ya...foto ombaknya buagus
    ....
    hehehe, makasih mbak Elisa