Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
- Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
- Patuhi peraturan yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Perjalanan keliling candi-candi di Yogyakarta dan Jawa Tengah masih jauh dari kata selesai! Berbekal semangat juang pantang tersasar, aku bersama Andreas kembali menyusuri kawasan Prambanan, Yogyakarta untuk mencari "korban" candi selanjutnya.
Di hari Sabtu pagi (7/6/2008), cuaca cukup terik. Meski demikian, nuansa langit terkesan biasa-biasa saja. Bahkan bikin jantung dag-dig-dug karena mulai menunjukkan tanda-tanda mendung. Semoga, tidak ada acara hujan di awal musim kemarau tahun ini.
Candi Singa yang Serba Tanda Tanya

Awal mulanya, kami berencana untuk menelusuri keberadaan Candi Singa. Dari petunjuk yang kami ketahui, katanya sih Candi Singa itu berada di sekitar kawasan Keraton Ratu Boko. Bukan perkara sulit bagi kami untuk bisa sampai di kawasan Keraton Ratu Boko. Yang jadi masalah adalah lokasi Candi Singa yang serba tidak pasti.
Duh....
Berdasarkan hasil tanya-jawab dari sekian banyak warga desa yang kami jumpai – mulai dari simbah-simbah, bapak petani, sampai bocah SD yang bolos sekolah – semuanya tidak ada yang tahu di mana persisnya keberadaan Candi Singa!
Dari penuturan mereka, Candi Singa adalah nama dusun. Konon katanya, di dusun tersebut pernah ditemukan batu-batu candi (dan mungkin arca berbentuk singa). Hanya saja saat ini lokasi reruntuhan candi itu pun masih tanda tanya.
Ganti Misi ke Candi Banyunibo
Karena misi ke Candi Singa gagal, alhasil kami putuskan untuk mengeksekusi misi lainnya, yaitu berkunjung ke Candi Banyunibo yang letaknya tidak jauh dari lokasi Candi Singa. Panduan rute menuju ke Candi Banyunibo kira-kira seperti di bawah ini:
- Dari Kota Yogyakarta, berangkat melalui Jl. Raya Yogyakarta – Solo.
- Sampai di pertigaan lampu lalu lintas dekat Pasar Prambanan, belok ke kanan (selatan) menuju Jl. Raya Prambanan – Piyungan.
- Jalan terus. Saat ada papan petunjuk belok ke kiri menuju Keraton Ratu Boko maka ikuti, belok ke kiri.
- Ikuti jalan dusun dengan pemandangan sawah sampai ada petunjuk kedua untuk belok ke kiri menuju Keraton Ratu Boko. STOP! Jangan belok kiri, melainkan masih tetap jalan terus saja!
- Sekitar 50 meter akan tampak bangunan candi yang berdiri sendiri di tengah sawah. Nah, itu dia Candi Banyunibo!
Candi Tetesan Air

Secara administratif, Candi Banyunibo terletak di Desa Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Setelah mengisi buku tamu dan membayar retribusi candi seikhlasnya, maka seperti biasa dimulailah kegiatan eksplorasi kami.
Papan informasi candi tidak mencantumkan alasan mengapa candi ini diberi nama Candi Banyunibo. Kalau secara bahasa Jawa, banyunibo berarti air (banyu) jatuh (nibo/tibo). Hmmm, kira-kira apa ya yang menyebabkan candi ini diberi nama demikian? Apakah di dekat candi ini dahulunya ada air yang jatuh? Semacam air terjun? Air terjun di Prambanan? Masak sih?
SILAKAN DIBACA
Luas kompleks Candi Banyunibo kira-kira hampir sama dengan luas kompleks Candi Kalasan dan Candi Sari. Bedanya, pemandangan Candi Banyunibo adalah sawah seperti yang ada di Candi Plaosan. Karena cuaca makin terik dan tambah panas, kami memutuskan untuk memotret sisi dalam candi terlebih dahulu. Sekalian ngadem gitu loh.
Candi Banyunibo adalah candi Buddha. Hal ini terlihat dari stupa yang bertengger di atap candi. Candi Banyunibo memiliki bangunan candi induk yang menghadap ke arah barat.
Tampak luar Candi Banyunibo.
Baik sisi luar maupun dalam bangunan candi terdapat banyak relief. Sayangnya, banyak yang tidak lagi berwujud utuh. Kami harus menerka-nerka kisah apa sebenarnya yang diceritakan relief tersebut.
Andreas bilang bahwa di Candi Banyunibo ini terdapat banyak sekali arca wanita yang dirinya yakini sebagai Dewi Hariti yaitu dewi kesuburan pada agama Buddha. Candi Banyunibo ini memilki 6 candi perwara (pendamping). Sebanyak 3 candi pendamping ada di sisi utara, dan 3 candi pendamping lainnya di sisi selatan.
SILAKAN DIBACA
Terkait dengan penamaan Candi Banyunibo masih menyisakan pertanyaan. Apa benar ya Pembaca di sekitar candi ini ada tempat yang mirip seperti banyunibo?
NIMBRUNG DI SINI
gapapa ya.. kalian emang hebat..
jadi kepengen aku jadi temen kalian, klo aku ke jogja bisa ga mampir ke tempat kalian?
buat mbak Veg, sebenarnya kita itu sama kok peluangnya ma cowok. Ya meski aku baru pemula,
kak, tapi kok nggak ada asal usulnya kan aku juga pengen tahu legendanya candi yang kak tulis, soalnya aku dapet tugas mendongeng cerita legenda candi banyuniba, candi barong, candi ratu baka, dan terakhir candi prambanan. Ya, walaupun hanya di suruh menceritakan salah satu tapi aku pengen banget tahu ceita legenda candi tersebut.
maaf ya kaka terlalu panjang.
nuwun
Eh, iya Jelajah Budaya itu apaan yah?
mas, makasih banget ni info tentang candinya, soalnya saya lagi bikin tugas akhir tentang pariwisata di kabupaten Sleman. Slah satunya bikin peta persebaran candinya. So'harus ke lokasi pastinya. Untung disini di kasih tau posisinya dimana.
Btw, kalo masuk ke sana, biaya tiketnya brp mas??
beda ma ce yang mesti selalu ijin dulu mo kemanapun
tapi veg tetep bangga jadi female [^]
piku2 hasil jepretannya oke-oke ^_^