Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah
- Jangan buang sampah sembarangan!
- Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
- Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
- Patuhi peraturan yang berlaku!
- Jaga sikap dan sopan-santun!
- Jangan hanya foto-foto selfie thok!
- Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!
Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Setelah puas menjelajah dan memotret Candi Kalasan, aku dan Andreas melanjutkan perjalanan menuju Candi Sari. Masih di seputar Kalasan dan di hari Jum’at pagi (18/4/2008). Candi Sari masih termasuk candi yang ada di seputar pinggiran jalan raya Yogyakarta – Solo. Tapi letaknya lebih masuk ke dalam perkampungan. Sekitar 100 meter lah dari jalan raya. Jadinya ya dari jalan raya tidak kelihatan seperti Candi Kalasan.
Rute Menuju Candi Sari
Rute menuju Candi Sari cukup mudah diingat. Sekitar 300 meter di timur jalan raya Yogyakarta - Solo dari lokasi Candi Kalasan, nanti kita bakal berjumpa dengan masjid berkubah unik dan berwarna-warni di pinggir jalan raya yang bernama masjid An-Nurumi.
Nah, tepat di dekat masjid An-Nurumi tersebut ada jalan yang mengarah ke perkampungan. Ikuti jalan tersebut. Setelah kira-kira 100 meter kita akan berjumpa dengan Candi Sari. Secara administratif Candi Sari terletak di Dusun Bendan, Desa Tirtomartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.
Biara para Pendeta Tempo Dulu
Pengunjung dikenakan retribusi Rp500 per orang untuk memasuki Candi Sari. Menurut kertas yang dipajang di papan informasi, fungsi Candi Sari bukan sebagai tempat ibadah, melainkan asrama atau biara bagi pendeta agama Buddha.
Karena Candi Sari berciri agama Buddha, wajar bilamana bangunan Candi Sari menghadap ke arah barat. Para ahli arkeologi belum mengetahui secara pasti tahun pendirian Candi Sari. Mereka menduga bahwa Candi Sari didirikan pada kurun tahun yang sama seperti pendirian Candi Kalasan.
Logikanya kan Candi Kalasan itu tempat ibadah. Sementara Candi Sari itu tempat tinggalnya pendeta. Jarak Candi Kalasan dan Candi Sari juga terbilang dekat. Kalau jalan kaki paling ya sekitar 15 - 20 menit. Jadi mungkin dugaannya, para pendeta Candi Kalasan bertempat tinggal di Candi Sari.
Arsitektur Candi Sari
Candi Sari memiliki tiga ruangan. Jika menilik isi ruangannya, memang terkesan bahwasanya dahulu kala bangunan Candi Sari difungsikan sebagai tempat tinggal.
Diduga kuat bangunan Candi Sari dahulunya terdiri dari dua lantai. Sebab, di setiap ruangan terdapat relung-relung pada dinding yang berfungsi sebagai tempat meyangga kayu dan tangga. Kalau mengamati sisi luar bangunan candi, kita juga bisa melihat adanya jendela-jendela di lantai dua.
Hal unik lainnya pada Candi Sari adalah adanya relief kinarra-kinarri sebagai penghias bangunan yang digambarkan seperti malaikat bersayap pada agama Katolik. Hmmm, apa ini artinya agama Buddha menginspirasi wujud malaikat yang kerap digambarkan pada agama Katolik?
Untuk Pembaca yang penasaran seperti apa bentuknya bangunan biara para pendeta di zaman dulu, silakan mampir ke Candi Sari.
NIMBRUNG DI SINI
terimakasih karna karena sampeyan menambah destinasi tujuan saya..
nuwun..
huhuhu, aku capek PP nya, pergi pagi, nyampe rumah maghrib, he3, tapi aku menikmatinya kok :D.
kamu gak maen ke candi sari lagi mas wijna?
soal relief wanita di Candi Sari itu, kok beda versi ya? Setahu saya, patung wanita itu adalah Dewi Tara dan di sampingnya adalah Bodhisatva. secara histori, memang Candi Sari dan Kalasan mempunyai keterikatan. Candi Sari dulunya dipakai sebai tempat tinggal (asrama) pendeta budha.
soal mkhluk di foto, kalo boleh menebak sepertinya itu adalah makhluk pada mulut Makara?
Soal candi ini, sudah pernah saya tulis di http://jengjeng.matriphe.com/index.php/2007/08/06/candi-kalasan-candi-budha-tertua-di-jogja.html dan http://jengjeng.matriphe.com/index.php/2007/08/26/candi-sari-tempat-tinggal-pendeta-budha.html