Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Jumat, 17 September 2010, 14:27 WIB

Cinomati berasal dari dua kata, cino dan mati. Kata cino mengacu kepada kata cina yang dilafalkan dengan dialek Jawa. Sedangkan kata mati ya berarti mati, meninggal, atau wafat.

 

Eh iya, ini aku lagi nggak ngomongin tentang orang cina yang mati lho! Sebab, Cinomati yang aku singgung ini adalah nama lain ruas jalan alternatif yang menghubungkan Desa Wonolelo dan Desa Terong. Kedua desa tersebut termasuk wilayah Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.

 

Rute ke Cinomati...

Cinomati relatif mudah untuk dicapai. Dari Kota Jogja, arahkan kendaraan ke Kotagede, menyebrang ringroad selatan, menuju ke Pleret. Dari Pleret tinggal mengikuti jalan raya hingga sampai ke Desa Wonolelo.

 

Foto ruas jalur tanjakan Cinomati desa Wonolelo-Terong, Bantul dari kejauhan di tahun 2009
Bukit tinggi, dibalik cagak sutet listrik itulah Cinomati berada.

 

Menurut penuturan warga, nama Cinomati mulai populer semenjak ada orang cina yang mati di ruas jalan tersebut. Tapi pada kenyatannya, ruas jalan Cinomati ini memang terkenal bahaya. Benar-benar rawan bikin orang mati! Nggak hanya sebatas orang cina saja.

 

Lha kok bisa bikin orang mati seperti itu?

Berlebih-lebihan kah?

 

Cinomati Tanjakan Legendaris di Yogyakarta

Jadi begini. Desa Terong letaknya ada di atas bukit setinggi kurang lebih 400 meter. Sedangkan Desa Wonolelo, letaknya ada di dasar bukit. Alhasil, Cinomati adalah ruas jalan menyusuri lereng bukit.

 

Eits, nggak hanya itu!  Yang bikin Cinomati lain dari pada tanjakan yang lain adalah kemiringannya yang SANGAT TERJAL dan PENUH KELOKAN TAJAM!

 

Kalau mau lebih seru, silakan coba melintasi ruas jalan Cinomati pada malam hari. Dijamin gelap gulita karena sama sekali nggak ada penerangan jalan!

 

Salah satu bukti keganasan jalur Cinomati yang selalu terkenang dalam ingatanku adalah kejadian meledaknya busi sepeda motor saat mencoba mendaki Tanjakan Cinomati. WEH! Ngeri nggak sih?

 

Foto tikungan maut irung (hidung) petruk di ruas jalur tanjakan Cinomati desa Wonolelo-Terong, Bantul di tahun 2009
Kelokan tajam di ruas jalur Cinomati ini kami sebut sebagai irung (hidung) petruk. Bayangkan kondisinya di malam hari.

 

Akan tetapi, bagi kami para pesepeda Jogja, Cinomati itu tergolong rute legenda. Sampai-sampai ada mitos yang berbunyi seperti ini,

 

barangsiapa yang bisa bersepeda menaklukkan tanjakan Cinomati tanpa pernah menuntun sepeda, dijamin dia pasti bisa menaklukkan setiap tanjakan di Jogja.

 

Hmmm...

 

 

Saat Para Pesepeda Menaklukkan Tanjakan Cinomati

Oleh sebab tertarik dan merasa tertantang, pada hari Sabtu (12/6/2010) yang lalu sahabat SPSS pun mencoba menjajal ganasnya Tanjakan Cinomati. Alhamdulillah, kami semua selamat. Nggak ada satu pun dengkul yang meledak dan juga sepeda yang rusak .

 

Meskipun ya harus diakui, ada beberapa sahabat SPSS yang sempat mual-mual saat melahap Tanjakan Cinomati. Sepertinya hanya Mbah Gundul yang bisa melintasi Tanjakan Cinomati tanpa pernah menuntun dan sekaligus tanpa berkeringat! Wew...

 

Foto kawan SPSS di RM Padang Giwangan sebelum melibas ruas jalur tanjakan Cinomati desa Wonolelo-Terong, Bantul di tahun 2009
Pemuda-pemudi yang tampak bersemangat melibas jalur Cinomati.
Belum tahu saja mereka ganasnya Cinomati itu seperti apa.

 

Mbah Gundul memeriksa kawan pesepeda di ruas jalur tanjakan Cinomati desa Wonolelo-Terong, Bantul di tahun 2009
Mbah Gundul memeriksa kondisi teman-teman yang kelelahan. Kalau nggak kuat boleh minta tandem.

 

Dani Indomielezat muntah-muntah di ruas jalur tanjakan Cinomati desa Wonolelo-Terong, Bantul di tahun 2009
Indomie Goreng sempat mual-mual di tengah jalan. Untung bukan karena hamil. #eh

 

Bayu Indratomo di ruas jalur tanjakan Cinomati desa Wonolelo-Terong, Bantul di tahun 2009
Hanya Mbah Gundul yang kuat bersepeda nanjak Cinomati tanpa berhenti dan menuntun! Gilak!

 

Para pesepeda berpose di tengah ruas jalur tanjakan Cinomati desa Wonolelo-Terong, Bantul di tahun 2009
Berpose dulu (sambil menarik napas) di tengah jalur tanjakan Cinomati.

 

Ada Apa di Puncak Tanjakan Cinomati?

Titik akhir dari Tanjakan Cinomati adalah sebuah perempatan dengan pohon beringin di tengahnya. Tempat ini dikenal sebagai perempatan beringin Terong. Dari sini jalan bercabang menuju Patuk, Banyu Urip, serta Hutan Pinus Mangunan.

 

Perempatan beringin terong adalah titik akhir tanjakan Cinomati desa Wonolelo-Terong, Bantul di tahun 2009
Perempatan beringin Terong. Titik akhir ruas tanjakan Cinomati.

 

Nggak jauh dari perempatan beringin Terong terdapat pos ronda yang kami sebut sebagai pos ronda super komplit. Sebab, di pos ronda itu tersedia fasilitas TV, papan koran, dan WC umum. Kalau begini fasilitasnya, mungkin maling pun bakal betah nongkrong di sini.

 

Pos ronda super komplit di ujung ruas jalur tanjakan Cinomati desa Wonolelo-Terong, Bantul di tahun 2009
Berpose di titik puncak Cinomati, pos ronda super komplit.

 

Tapi, yang lebih menarik adalah warung makan di dekat perempatan beringin Terong yang dikenal sebagai Warung Soto "Wisuda". Sajian soto dan nasi ramesnya lezat dan murah. Hari gini di mana bisa dapet nasi rames seharga Rp2.500?

 

Warung soto wisuda di ujung ruas jalur tanjakan Cinomati desa Wonolelo-Terong, Bantul di tahun 2009
Foto-foto para wisudawan-wisudawati menghiasi sudut-sudut warung soto "wisuda".
Sekarang pembaca tahu toh, ke mana larinya foto wisuda yang tak pernah diambil itu

 

Makan soto murah enak di warung dekat puncak tanjakan Cinomati desa Wonolelo-Terong, Bantul di tahun 2009
Makan soto di luar warung karena tempat di dalam warung nggak cukup.

 

Jalur Cinomati, Singkat tapi Beresiko Tinggi

Mengingat sangat curamnya Tanjakan Cinomati, menuruni Turunan Cinomati dari perempatan beringin Terong itu pun sama-sama beresiko. Apabila rem kendaraan nggak pakem, bisa-bisa pengendara bablas meluncur ke jurang yang ada di sepanjang jalur Cinomati. Serem kan?

 

Tapi ya, jalur Cinomati ini adalah jalur yang paling singkat untuk menuju Pleret dari kawasan perbukitan Bantul. Begitu pula sebaliknya. Meskipun medan jalannya bikin ngeri, sehari-hari banyak warga yang wira-wiri melintasi ruas jalur Cinomati ini.

 

Pembaca tertarik nggak mencoba sensasi melewati ruas jalur Cinomati? Saranku sih banyak-banyak berdoa. Semoga selamat sampai di tujuan dan kendaraan nggak berakhir masuk bengkel.


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • MARRIJOE
    avatar komentator ke-0
    MARRIJOE #Selasa, 15 Feb 2022, 12:18 WIB
    sungguh mnyeramkan dan menyedihkan ya kak
  • VANYA
    avatar komentator ke-1
    VANYA #Sabtu, 1 Jan 2022, 04:56 WIB
    Aku jadi penasaran deh!
  • ELFA
    avatar komentator ke-2
    ELFA #Sabtu, 27 Feb 2021, 05:18 WIB
    Hmm jadi penasaran sama tanjakan cinomati, karena saya warga Kalbar :)
  • IDA
    avatar komentator ke-3
    IDA #Minggu, 29 Des 2019, 13:49 WIB
    Aku pernah nyasar, pulang dari jalan2 ke
    pantai gunung kidul, jalannya berkelok tajam,
    sepi. Kebetulan perjalanan malam. Harusnya
    sih sore udah sampai, karna bbrapa kali
    motor temen masuk bengkel alhasil
    perjalanan malam. Sampai ke rumah (deket
    Respiras) jam 10 an. Langsung di omelin
    dan katanya jalan cino mati. Jalannya
    menegangkan, sepanjang jalan aku berdoa
  • KUNTO
    avatar komentator ke-4
    KUNTO #Selasa, 22 Okt 2019, 15:53 WIB
    Saat itu kami sedang berwisata dengan
    kendaraan Panther 1995 diesel 2300 cc.
    Setelah dari Candi Sambisari kami menuju
    Puncak Becici. Oleh GPS kami diarahkan
    melewati Berbah dan Wonolelo. Setelah
    Wonolelo jalan naik dan menanjak curam.
    Saya belum tahu itu namanya tanjakan
    cinomati. Jalan makin naik menikung dan
    curam. Di sisi kanan jurang. Saya gunakan
    gigi 1 dan 2 sehingga berhasil menaiki
    tanjakan. Saat itu penumpang ada 6 dewasa
    dan 3 anak. Puji Syukur kepada Tuhan
    bahwa kami selamat menaiki tanjakan super
    curam itu. Betul-betul pengalaman
    mendebarkan. Tuhan menolong kami.
  • ANTOK
    avatar komentator ke-5
    ANTOK #Rabu, 9 Jan 2019, 09:12 WIB
    Serem mana jalurnya dengan jalan arah ke Kaligesing dan kebun teh Nglinggo Mas?
    Kalau aku lebih serem ke Kaligesing atau ke kebun teh daripada ke Cinomati. Bukan karena kemiringan tanjakannya, tapi karena suasananya di Menoreh yang full hutan. Kalau di Cinomati kan dekat sama Pleret jadinya ada pikiran kalau dekat peradaban jadi mudah kalau terjadi sesuatu. :D
  • CRIS
    avatar komentator ke-6
    CRIS #Minggu, 17 Jun 2018, 15:04 WIB
    kalau dibandingkan tanjakan menuju dataran tinggi Dieng di Wonosobo, curam mana kemiringan jalannya?

    Saran saja kalau pakai motor non-matic, sebaiknya gir rantai belakang naik 2 tingkat, misal ukuran sekarang 37, naikkan jadi 39 agar lebih kuat menanjak. Kebanyakan motor non-matic di Indonesia memang telah didesain untuk menanjak tapi untuk ngegas napas panjang (kenceng).
    Lebih curam tanjakan di Cinomati menurutku. Tanjakan ke Dieng nggak securam ini tapi panjang.
    Terima kasih sarannya! :D
  • DIAH
    avatar komentator ke-7
    DIAH #Sabtu, 2 Jun 2018, 04:52 WIB
    Saya salah satu korban jatuh di Cinomati. Dulu pernah naik lewat situ tapi turunnya lewat pathuk. Yang kedua naik lewat situ terus rencananya turun lewat situ.
    Tapi takdir berkata lain. Setelah turun melewati 3x turunan tajam motor matic saya kayak di luar kendali. Alhamdulillah gimana ceritanya saya bertiga glangsar di tengah jalan pas tikungan ke bawah. Walau sempat berguling-guling, nggak bablas ke jurang atau sesuatu yang lebih parah.

    Kebetulan juga ditolong para pesepeda karena hari itu 25 Februari 2017 hari Minggu. Kening suami bocor, siku tangan retak, dan lecet-lecet di banyak tempat. Sedangkan saya yang bonceng dahi bocor, bibir sobek, kaki retak. Anak balita saya yang duduk bonceng di tengah Alhamdulillah selamat-mat-mat, hanya lecet di kaki dan trauma.
    Ketika dibawa menggunakan mobil pickup ke RS saya sangat bersyukur masih diberi keselamatan. Dan terima kasih untuk komunitas sepeda yang sudah menolong kami.

    Pelajaran berharga untuk melewati jalur cinomati itu
    1. Berdoa (sudah pasti)
    2. Motor harus fit (karena ternyata motor saya kampas rem belakang habis, motornya matic lagi)
    3. Menguasai medan jalan, pelan-pelan dan hati-hati (karena suami belum pernah turun lewat situ dan bilang takut ketika mulai menurun tajam)

    Saya sarankan kalau ragu-ragu jangan lewat Cinomati. Demikian pengalaman saya.
    Monggo siapkan mental dan fisik kalau mau melewati jalur Cinomati. Insyaalloh saya juga sudah tidak trauma.
    Wah, pengalaman lewat Cinomati yang sangat membekas sekali ya Bu Diah. Semoga Bu Diah beserta keluarga senantiasa selamat. Baik itu dalam perjalanan melewati Cinomati atau di jalan-jalan lain. Aammin.
  • EGI
    avatar komentator ke-8
    EGI #Selasa, 21 Nov 2017, 00:42 WIB
    Seminggu yang lalu tepatnya 12 November 2017, akhirnya rasa penasaran saya terpuaskan. Ingin sekali melewati tanjakan legendaris ini. Rutenya wow banget! Ngeri-ngeri sedap tanjakannya! Mak plong rasanya ketika sampai perempatan beringin.
    Alhamdulillah akhirnya sudah melewati Tanjakan Cinomati dan sampai dengan selamat. :D
  • SUBARDI
    avatar komentator ke-9
    SUBARDI #Senin, 7 Ags 2017, 14:34 WIB
    Saya asli Segoroyoso, Pleret. Baru sekali lewat Cinomati pada tahun 1976 dengan berjalan kaki SOALNYA dulu sepeda motor masih jarang yang punya. Di sana memang indah sekali pemandangannya. Semoga para pengunjung puas.
    WAH! Nanjak Cinomati jalan kaki!? Saya malah belum pernah liat ada yang jalan kaki di Cinomati.
  • DANANG
    avatar komentator ke-10
    DANANG #Sabtu, 8 Jul 2017, 03:42 WIB
    Aku dari Juli 2015 sampai sekarang pulang pergi lewat Jalan Cinomati.
    Wah, mantap! Selalu berhati-hati Bro! Dan semoga kendaraannya tetap sehat wal afiat. :D
  • DEWI MUSCA
    avatar komentator ke-11
    DEWI MUSCA #Jumat, 6 Jan 2017, 13:37 WIB
    Hari Senin, tepatnya tanggal 2 Januari 2017. Saya, suami, dan anak pulang dari lokasi Grojogan Lepo. Rencananya kami pulang ke Jogja lewat jalan alternatif yang sudah disarankan oleh penduduk setempat.

    Tapi ternyata kami nyasar lewat jalan yang berkelok dan curam. Tidak ada penerangan jalan. Suami saya pun mengendarai motor sangat pelan sekali. Selain medan yang ngeri, kondisi motor kami pun sudah tidak fit. Kami turun pukul 18.00.

    Setelah sampai rumah kami bercerita pada tetangga yang punya rumah di area Puncak Becici. Spontan dia langsung menasehati kami untuk tidak melewati jalan itu lagi. Tetangga bilang itu namanya jalan Cinomati. Sangat rawan kecelakaan karena medannya yang sangt curam.

    Merinding rasanya denger itu. Tapi Alhamdulilah kami sekeluarga masih diberi keselamatan hingga bisa pulang sampai rumah dengan selamat. Aminnn.
    Aamiin sampai rumah dengan selamat mbak. Langkah yang tepat sudah mengendarai motor dengan pelan, apalagi pas malam hari. Jalan alternatif dari Becici tanpa lewat Cinomati tembusnya di Jl. Wonosari daerah Patuk mbak.
  • NBSUSANTO
    avatar komentator ke-12
    NBSUSANTO #Jumat, 30 Sep 2016, 16:48 WIB
    Cinomati ki syahdu Mas.. jalur cah KKN-ku mbiyen nek pas rapat gabungan.. hahaha.
    Wekekeke, akeh kenangan e mesti. :D
  • AGUSTINUS
    avatar komentator ke-13
    AGUSTINUS #Jumat, 29 Jan 2016, 09:57 WIB
    Aku sering lewat, tujuan ke Playen atau mancing di Kali Oya.
    Jalur tersingkat. :D
  • PENJAJA KATA
    avatar komentator ke-14
    PENJAJA KATA #Kamis, 17 Des 2015, 23:13 WIB
    Seru juga kayaknya kalo drifting di rute Cinomati ini. Tikungannya itu mirip banget sama tikungan di game NFS. :v
    Salam kenal,
    http://penjajakata.com/
    Waduuuh... bisa-bisa nanti balas masuk jurang!
    Salam kenal juga! :D
  • NOVA
    avatar komentator ke-15
    NOVA #Rabu, 20 Mei 2015, 07:15 WIB
    Ada koordinat gpsnya? Start sm finishnya..
    Maturnuwun
    waduh... ngga aku catet itu...
  • 471
    avatar komentator ke-16
    471 #Selasa, 23 Sep 2014, 11:32 WIB
    naik sepeda dari kotagede kira2 butuh brp menit??
    sekitar 30 menit kalau agak ngebut untuk sampai di dasar tanjakan.
  • ARY JOGJA
    avatar komentator ke-17
    ARY JOGJA #Sabtu, 25 Mei 2013, 16:35 WIB
    kemaren habis pulang dari mangunan lewat sini,jos pokok e..
    jos jenan Ri tanjakannya
  • WAHYU TIRTA
    avatar komentator ke-18
    WAHYU TIRTA #Rabu, 15 Mei 2013, 09:25 WIB
    waduh, pakai motor aja menakutkan bro, apalagi pake sepeda,,
    kalo tidak disarankan turun lewat cinomati terus lewat mana bro??
    bisa balik lewat Mangunan atau Pathuk, cuma muternya lebih jauh.
  • RITA NURHAYATI
    avatar komentator ke-19
    RITA NURHAYATI #Jumat, 12 Ags 2011, 09:18 WIB
    waaahhhh belokannya sama tanjakannya gitu banget yah.... :D
    Jadi penegn kesana.. :)
    naik sepeda mbak? duh...motor aja terseok-seok >.<
  • SEPTIKA
    avatar komentator ke-20
    SEPTIKA #Sabtu, 18 Jun 2011, 00:16 WIB
    itu dekat rumah saya ! :D seneng banget ada yang bisa mempublish ke
    media ! ^^
    btw walopun terjal gitu, rata2 orang dlingo/terong lebih suka lewat
    situ mas, kalau mau ke kota. pilihan lainnya lewat jalan wonosari atau
    mangunan-imogiri yang bakalan muter jauh -___-
    Waduh... rumahnya beneran deket Cinomati? Berarti tiap hari bolak-balik lewat sana dunk >.<
  • ALIB STEMSA05
    avatar komentator ke-21
    ALIB STEMSA05 #Rabu, 2 Feb 2011, 14:32 WIB
    hmmmm... bener banget tu, aq dah nyoba sendiri pas bulan maret 2010 dengan tim stemsa05.. seru dan menantang banget.. merasa puas bisa menaklukan tanjakan itu.. :)
    orang motor ja ada yang gak bisa lewati tanjakan itu....
    tanjakan yg nyaris vertikal itu ya? klo motornya masih baru kuat biaasanya
  • ASOP
    avatar komentator ke-22
    ASOP #Selasa, 5 Okt 2010, 13:25 WIB
    Waduh, itu belokannya lebih bahaya dari pada belokan U... ck ck ck... :( Serem buanget kalo malem...
    *kecuali kalo ada rambunya*
    kalau malem, saya milih muter lewat jalan jauh daripada lewat sini. Kalau terpaksa ya nuntun sepeda :(
  • MAWAR
    avatar komentator ke-23
    MAWAR #Sabtu, 25 Sep 2010, 20:48 WIB
    yogya-jln wonsari, piyungan terus nanjak - hargodumilah - patuk - keselatan sampai kecamatan dlingo, bisa ya mas trims
    bisa mbak
  • YACOB-IVAN
    avatar komentator ke-24
    YACOB-IVAN #Rabu, 22 Sep 2010, 18:28 WIB
    Wah, kalau disuruh ngulang lagi belum tentu aku bisa.... ^^
    Pandu aja yang pakai Seli bisa kok :D
  • AKANG_GUGU
    avatar komentator ke-25
    AKANG_GUGU #Rabu, 22 Sep 2010, 12:47 WIB
    untuk safety brsepeda di sana gmn mas.. hhe
    kalau nanjak, dengkul harus pakem :D
    kalau turun, rem harus pakem :D
  • ANNOSMILE
    avatar komentator ke-26
    ANNOSMILE #Rabu, 22 Sep 2010, 06:20 WIB
    besok aku cek kesana
    monggo Bro
  • UHA
    avatar komentator ke-27
    UHA #Minggu, 19 Sep 2010, 14:13 WIB
    Nasi rames 2500 tu lauknya apa aja mas?? kl cm tempe tahu ya di depan SMA 3 pas q msh skolah disana malah dah dapet minum jg..
    lauknya kering tempe sama sayur :p
  • VIZON
    avatar komentator ke-28
    VIZON #Sabtu, 18 Sep 2010, 16:27 WIB
    Wuih... ngeri juga tuh jalannya...
    Kalau jalanan di Sumatera, terutama Padang-Bukittinggi-Pekanbaru,
    rata-rata seperti itu Wij. Para sopir angkutan yang terbiasa melewati
    jalur itu akan teruji ketangguhannya. Maka, sampai sekarang istilah
    \"Sopir Medan\" selalu dipakai penduduk setempat untuk menamai para
    sopir yang terkenal ketangguhannya, entah itu supir mobil pribadi
    ataupun angkutan umum... :)
    hah? di Sumatera ada jalan begini juga? Padahal itu kan jalan lintas propinsi? Duh, berarti supir-supir Sumatera tangguh2 juga yah...
  • BLONTANKPOER
    avatar komentator ke-29
    BLONTANKPOER #Sabtu, 18 Sep 2010, 11:53 WIB
    kok gak ajak-ajak, ta?
    kapan Pakdhe nyepeda di Jogja? ntar saya temani deh :D
  • RASARAB
    avatar komentator ke-30
    RASARAB #Sabtu, 18 Sep 2010, 09:40 WIB
    yap tanjakan jahanam, saran bagi pesepeda disini harus ektra hati hati
    coz banyak pengendara motor/mobil ugal ugalan. jadi harus selalu
    waspada liat kanan kiri kalu nanjak

    wah ada kafer boy yang jadi model tu, siapa sih itu ganteng banget
    pose nya (--,)
    emang gila, rame banget kalau pas sore, kalau pagi sih belum rame tapi ya itu, banyak yang ngebut, apalagi pas turun.

    Itu bukannya penampakan onta Arab di Cinomati? :p
  • MONDA
    avatar komentator ke-31
    MONDA #Jumat, 17 Sep 2010, 15:18 WIB
    irung petruk beneran kayak idung ya,
    tapi menurutku kok lebih mirip irung gareng
    petruk dan gareng sama-sama punya hidung bengkok?
  • EM
    avatar komentator ke-32
    EM #Jumat, 17 Sep 2010, 15:10 WIB
    menggugah selera untuk ditakluk-kan sepeda motor...iki yen karo tanjakan menuju curug sidohargo luwih ganas phow Wij?
    lebih ganas tanjakan Cinomati eM...
  • PARIS
    avatar komentator ke-33
    PARIS #Jumat, 17 Sep 2010, 14:48 WIB
    penasaran ....

    fotoku ada nggak ya di deretan foto2 itu ...
    kemaren Sabtu akhirnya ada fotonya juga :D