Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Rabu, 23 April 2008, 18:18 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Minggu pagi (9/3/2008), meski cuaca kota Yogyakarta masih kurang bersahabat, namun hal tersebut tidak menghalangi niatku dan kawan-kawan Math 2004 untuk mengunjungi Pantai Siung yang terletak di Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

 

Dari cerita kawan-kawan, Pantai Siung adalah pantai pasir putih dan banyak spot foto menarik di sana. Hmmm, menggiurkan juga sepertinya.

 

Mahasiswa UGM pergi rekreasi ke Pantai Siung saat masih belum ramai dan terkenal di tahun 2008
Ke Pantai Siung bareng manusia-manusia ini.

 

Kami berangkat dari Yogyakarta pukul 9 pagi dari Kampus FMIPA Utara UGM. Perjalanan diawali dengan menuju Kota Wonosari terlebih dahulu. Tentu rutenya melalui Jl. Wonosari.

 

Bagi sebagian orang, perjalanan menuju Kota Wonosari tergolong mendebarkan karena terdapat sejumlah titik yang melintasi hutan lebat serta kelokan tajam. Apalagi, ada kabar burung yang beredar bahwasanya polantas Wonosari lumayan tegas dalam menindak pelanggar aturan lalu lintas. Yang demikian ini membuat kami cukup berhati-hati dalam mengemudikan kendaraan.

 

Setelah sampai di Kota Wonosari, kami mengambil jalur menuju Pantai Baron yaitu lewat Jl. Baron. Untuk menuju ke Pantai Siung, ambil belokan ke kiri sesuai petunjuk papan hijau yang mengarahkan ke objek wisata minat khusus bukit karst. Selanjutnya, tinggal mengikuti jalan raya lurus dan mulus tersebut. Kami sampai di Pantai Siung sekitar pukul 11 siang. Biaya retribusi Pantai Siung cukup murah, yaitu Rp1.000 per orang dewasa.

 

Pemandangan Pantai Siung dari atas bukit karst saat masih belum ramai dan terkenal di tahun 2008
Pemandangan Pantai Siung dari puncak bukit.

 

Seperti pada pantai-pantai di kawasan Gunungkidul pada umumnya, panorama yang tersaji di Pantai Siung adalah bukit-bukit karst yang menjulang tinggi. Beberapa di antara bukit karst tersebut digunakan untuk kegiatan panjat tebing. Kami sempat menjumpai beberapa orang yang sedang melakukan aktivitas panjat tebing di sana.

 

Susuan bebatuan, pantai yang bersih, laut yang biru, serta langit yang cerah adalah poin-poin menarik pemotretan kali ini. Untuk mengabadikan keindahan panorama Pantai Siung, pengunjung dapat memposisikan diri dari puncak bukit-bukit karst.

 

Hamparan pasir putih di Pantai Siung di masa lampau tahun 2008
Pasir putih yang menjadi ciri khas Pantai Siung.

 

Ombak yang ada di Pantai Siung ini tergolong besar dan ganas. Khas pantai laut selatan Jawa. Pengunjung juga tidak dapat bermain air sepuas hati karena bibir Pantai Siung penuh oleh bebatuan karang.

 

Bagaimana dengan cerita putihnya pasir? Ternyata pasir di pantai Siung tidak seputih yang kuduga. Tapi, karakteristik pasirnya berbeda dengan pasir-pasir pada umumnya. Ukurannya lebih besar dan ada campuran serpihan batu dan karang. Yang menarik, apabila cahaya matahari cukup terik, pasir Pantai Siung terlihat mengkilat bercahaya layaknya pasir putih.

 

Kegiatan warga desa turun ke bibir Pantai Siung mencari kerang di tahun 2008
Saat pasang surut, banyak warga yang turun ke bibir pantai mencari kerang.

 

Aku perhatikan, tidak banyak warga yang berjualan di sekitar Pantai Siung. Bisa jadi karena Pantai Siung ini mendapat cap sebagai pantainya pemanjat tebing, sehingga sarana dan prasarana yang tersedia minim. Meski demikian, di Pantai Siung tetap tersedia toilet, mushalla, pondokan, serta beberapa warung.

 

Apabila air laut dalam kondisi pasang surut, aktivitas warga yang turun ke bibir Pantai Siung mencari kerang-kerang lumayan menarik untuk diabadikan. Tapi, harus tetap sangat berhati-hati, karena bebatuan di Pantai Siung licin dan rawan membuat terpeleset. Terutama, harus siap siaga menghadapi kemungkinan terjangan ombak besar.

 

Anak-anak desa bermain di bibir pantai siung, Gunungkidul di tahun 2008
Sejumlah anak-anak sedang bermain di Pantai Siung.

 

Tidak ada kendala teknis pada pemotretan kali ini. Hanya saja, untuk bisa mencapai spot-spot tertentu butuh usaha ekstra. Sebab, harus berjuang naik-turun bukit. Yang seperti ini cukup melelahkan.

 

Sebetulnya, mungkin bagus juga mengabadikan matahari terbenam dari Pantai Siung. Tapi sayangnya, karena jarak tempuh perjalanan yang amat jauh, kami harus bertolak dari Pantai Siung sekitar pukul 3 sore. Secara keseluruhan Pantai Siung adalah tempat yang tepat untuk menghasilkan foto pantai layaknya yang tercetak di lembaran kartu pos.


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • RITA
    avatar komentator ke-0
    RITA #Senin, 15 Ags 2011, 11:19 WIB
    pastinya...
    mudah-mudahan saya bisa kesana.. :)
    Amin....
  • RITA
    avatar komentator ke-1
    RITA #Jumat, 12 Ags 2011, 10:35 WIB
    geregetan jadinya.... :D
    pantai di gunung kidul banyak yang indah lho mbak
  • WARM
    avatar komentator ke-2
    WARM #Minggu, 13 Jun 2010, 12:48 WIB
    hmm ke wonosari dan baron aja blom pernah
    ternyata ada yg menarik lagi
    info menarik nih mas
    Patut dicoba Kang, soalnya pantainya masih tersembunyi
  • PEIN
    avatar komentator ke-3
    PEIN #Minggu, 28 Mar 2010, 17:08 WIB
    Hm,
    Adakah transportasi umum dari Yogya langsung ke Pantai ini ?
    Sepertinya tidak ada. Harus berhenti dulu di Terminal Wonosari untuk kemudian mencarter ojek.
  • IPIN MARIPIN
    avatar komentator ke-4
    IPIN MARIPIN #Rabu, 7 Mei 2008, 11:21 WIB
    kok foto kita yang bareng2 di atas lereng ga ditampilkan? ayo tampilkan dong. biar ada gregetnya gitu.
    Kasihan pengunjung situsku, nanti mereka bakal muntah-muntah begitu melihat mukamu. hehe.