Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Rabu, 5 Mei 2010, 20:36 WIB

Etika Berwisata Alam

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak alam!
  3. Patuhi peraturan dan tata krama yang berlaku!
  4. Jaga sikap dan sopan-santun!
  5. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  6. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

PANTAI! Aku yakin, semua orang senang ke pantai. Seenggaknya di pantai kan kita bisa main air, main pasir, atau "cuci" mata. Ya toh?

 

Berhubung kami berempat: aku, Mbah Gundul, Vendy, dan Raditya "Brindhil" masih perjaka, jadi pergi ke pantai tidak boleh hanya sekadar cari pasir atau cari air laut saja. Mungkin sekali-kali perlu dicoba ke pantai mencari tantangan?

 

Empat Perjaka bersepeda ke Pantai Ngerenehan, Gunungkidul
Pria-pria perjaka yang mencari pantai itu.
Ki-Ka: Mbah Gundul, Aku, Raditya "Brindhil", dan Vendy.

 

Oleh sebab kami sudah bosan bolak-balik pergi ke Pantai Parangtritis, aku mengajukan usul untuk pergi ke pantai yang ada di Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta saja.

 

Ah iya, tentu saja kami pergi ke pantai dengan naik sepeda. Pantai di Gunungkidul yang menjadi tujuan dipilih yang jaraknya lumayan dekat dari kota Jogja, yaitu Pantai Ngrenehan. Kira-kira jaraknya dari Kota Jogja ya sekitar... ehm... 60 km saja . Dengan demikian, jarak pergi-pulang berarti ya 120 km dong! Lebih jauh dari jarak Jogja-Kebumen.

 

EDAAAN!

 

Perjalanan edan kami bersepeda dari Kota Jogja ke Pantai Ngrenehan dilaksanakan pada hari Senin (3/5/2010) dengan rincian etape sebagai berikut.

 

Etape 1: Jogja – Pasar Piyungan (16 km)

Aku berangkat dari rumah (dekat Stasiun Tugu) pukul 6 pagi. Tujuan pertamaku adalah menuju perempatan Ringroad Jl. Wonosari guna berkumpul dengan tiga perjaka yang lain. Selepas itu, perjalanan dari Ringroad Jl. Wonosari menuju Pasar Piyungan ditempuh lewat Jl. Wonosari. Kontur jalannya landai halus-mulus. Sayangnya, banyak kendaraan bermotor.

 

Etape 2: Pasar Piyungan – Patuk (4 km)

Tanjakan Patuk adalah rute sejuta umat kalau mau berpindah lokasi ke Gunungkidul. Umumnya orang-orang yang berpergian arah ke Wonosari bakal melewati rute tanjakan curam dan berkelok ini. Aku sendiri terakhir kali menaklukkan tanjakan Patuk ini saat bersepeda ke Gunung Api Purba Nglanggeran di bulan Januari silam. Oleh karena kami berempat tergolong pesepeda tangguh #sombong, tak butuh banyak istirahat untuk melahap tanjakan Patuk ini.

 

Etape 3: Patuk – Lapangan Gading (15 km)

Dari Patuk ke Lapangan Gading mayoritas kontur jalannya turunan. YES! Lumayanlah untuk hiburan setelah berjuang menaklukkan tanjakan Patuk. Meskipun ya tetap ada beberapa tanjakan yang lumayan panjang, seperti di sekitar hutan Wanagama Bunder. Sekitar pukul 9 pagi kurang sedikit kami sarapan soto di dekat Lapangan Gading.

 

Rambu turunan sepanjang perjalanan ke Pantai Ngerenehan, Gunungkidul
Rambu yang diidolakan ini kok ya jarang dijumpai.

 

Soto enak di dekat lapangan udara Gading, Gunungkidul
Ke mana-mana sarapannya selalu soto.

 

Papan petunjuk arah menuju Pantai Ngerenehan, Gunungkidul
Sesat! Jangan dipercaya! Kata siapa cuma 27 km dan hanya 25 menit? Beh!

 

Etape 4: Lapangan Gading – Paliyan (12 km)

Kebetulan aku lupa di sini medan jalannya seperti apa, hahaha . Tapi seingatku sih, kontur jalannya masih didominasi turunan. Jalannya relatif sepi dari kendaraan bermotor dan sekelilingnya adalah hutan lebat.

 

Memanjat menara intai di Paliyan, Gunungkidul
Ada semacam menara intai. Mau manjat sampai atas nggak berani.

 

Etape 5: Paliyan – Sendang (6 km)

Kebahagiaan kami mendadak usai. Sebab, dari kejauhan kami menyaksikan sebuah bukit menjulang tinggi, tepat setelah melewati kota Kecamatan Paliyan. Mampus....

 

Betul saja! Medan jalan di bukit ini tidak lain adalah TANJAKAN yang (terpaksa) harus ditaklukkan.

 

Gadis muda mandi telanjang di sendang mata air Gunungkidul
Di Sendang ini banyak yang nyuci dan mandi lho. Sayangnya kami nggak ketemu gadis yang lagi mandi.

 

Di atas bukit ini terdapat sendang (mata air) yang letaknya persis di pinggir jalan raya. Lagi-lagi, aku lupa mencari tahu apa nama sendang ini.

 

Di dekat sendang ini aku sempat mengisi angin ban sepeda di sebuah bengkel motor. Mungkin karena tahu aku bersepeda dari Jogja, makanya ongkos isi angin digratiskan pemilik bengkel. Alhamdulillah.

 

Etape 6: Sendang – Reklame Besar (1 km)

Aku lupa seperti apa kontur jalannya. Yang jelas sih tidak begitu menyulitkan kami. Yang aku maksud dengan reklame besar adalah papan informasi Pantai Ngrenehan yang dipasang di dekat pertigaan. Di sana tercantum jarak ke Pantai Ngerenehan hanya sekitar 12 km lagi. Sementara itu, waktu menunjukkan pukul 11.15 siang.

 

Etape 7: Perjuangan 12 km Menuju Pantai Ngrenehan (12 km)

Posisi Pantai Ngrenehan itu kan di permukaan laut (ya iya lah!). Sedangkan posisi kami sendiri ada di puncak bukit, yang notabene bermeter-meter di atas permukaan laut. Jadi sudah jelas toh? Kontur jalan ke Pantai Ngrenehan adalah turunan! YIIHAAA!

 

Alhasil, semua pada ngebut menuju Pantai Ngerenehan. Bahkan anak-anak SD sampai mau tanding balapan dengan kami. Weleh-weleh...

 

Istirahat di Pantai Ngrenehan

Kami tiba di Pantai Ngrenehan sekitar pukul setengah 12 siang. Artinya, sudah hampir 5 jam kami bersepeda sejauh 60-an kilometer dari kota Jogja. Tapi ya pas mendekati Pantai Ngerenehan, kami sempat nyasar ke Pantai Ngobaran yang jaraknya terpaut 1 kilometer dari Pantai Ngerenehan, hehehe.

 

Rute bersepeda ke Pantai Ngobaran Gunungkidul dari kota Jogja
Sempat-sempatnya nyasar ke Pantai Ngobaran. Sayang di sini nggak ada pasirnya.

 

Pesepeda berfoto di Pantai Ngerenehan, Gunungkidul
Akhirnya sampai juga deh di Pantai Ngerenehan!

 

Di Pantai Ngerenehan kami bersantap siang di sebuah warung yang menyajikan aneka hasil laut. Harga yang mesti kami tebus untuk sajian 1 kg ikan laut goreng + 1 bakul nasi + lalapan + sambal super pedas adalah Rp35.000. Murah kan? Kalau minumnya Rp2.000 per gelas.

 

Warung masakan ikan laut di Pantai Ngerenehan, Gunungkidul
Isi perut di Pantai Ngerenehan dengan olahan hasil laut yang murah meriah.

 

Kami hanya beristirahat selama 1 jam di Pantai Ngerenehan. Soalnya, jarak pulang ke Kota Jogja MASIH JAUH!

 

Etape 8: 12 km Pergi dari Ngrenehan (12 km)

Kalau di Etape 7 tadi kan kontur jalannya turunan terus. Nah, berhubung hanya ada satu jalan menuju Pantai Ngerenehan, jadi ya... untuk rute pulang terpaksalah berlaku kebalikannya. Gampangnya, aku sebut perjalanan 12 km pulang ini sebagai 12 KM TANJAKAN JAHANAM!

 

Aku sebut tanjakan jahanam karena ya memang benar-benar jahanam! Jalan aspal sepanjang 12 km itu wujudnya tanjakan curam. Apalagi cuacanya....panaaaaassss! Komplit sudah penyiksaan....

 

Kecapekan bersepeda melibas tanjakan dari Pantai Ngerenehan, Gunungkidul
Berpose sejenak di tengah jalan tanjakan.

 

Etape 9: 20 km Menuju Panggang (20 km)

Kami paham, kalau rute pulang adalah kebalikan dari rute pergi, maka kami akan kembali berhadapan dengan tanjakan jahanam menuju Patuk. Oleh sebab stamina dengkul sudah kelap-kelip merah, kami memutuskan rute pulangnya lewat Kecamatan Panggang saja. Tembusnya nanti bisa di dekat Pantai Parangtritis. Kontur jalannya juga lumayan banyak turunan.

 

Bangunan tua di pinggir jalan di Panggang, Gunungkidul
Kami menjumopai bangunan tua mirip istana yang dikelilingi sawah saat menuju Siluk.

 

Etape 10: Panggang – Imogiri (Siluk) (16 km)

Rute ini mengingatkanku pada hutan pinus di Mangunan. Medannya adalah tanjakan jahanam yang dikelilingi oleh rimbunnya hutan. Ini adalah etape yang benar-benar menguras tenagaku. Ditambah lagi, aku nggak berani berhenti lama-lama untuk memulihkan tenaga karena jalannya sepi dan sepertinya rawan kejahatan.

 

Etape 11: Imogiri (Siluk) – Jogja (19 km)

Di etape terakhir ini staminaku drop total. Kondisi tubuhku nggak karu-karuan. Seusai melibas turunan dari Panggang menuju Jembatan Siluk, tiba-tiba aku cegukan!

 

Hik! Hik! Hik!
Begitu.

 

Benar-benar menganggu banget ketika bersepeda. Apalagi bikin dada ikut sakit. Aku pikir ini karena jantungku yang nggak kuat. Itu karena jantungku lumayan berdebar keras saat aku melahap tanjakan. Tapi setelah aku amat-amati, ini bukan karena jantung melainkan karena paru-paru. Terpaan angin dan gerimis sepanjang jalanlah yang membuatku cegukan.

 

Hik! Hik! Hik!

 

Waktu itu aku cuma mikir kalau AKU NGGAK BOLEH MATI DI TENGAH JALAN! Aku kayuh sepeda perlahan-lahan. Setiap menempuh jarak 5 km cegukanku muncul lagi. Mana waktu itu kami lewat Jl. Imogiri Timur yang lebih jauh dari rumah dibanding Jl. Imogiri Barat. Aku berpisah dengan teman-teman selepas Pasar Giwangan.

 

Akhirnya, di Jl. Tamansiswa aku menyerah. Di depan suatu toko kelontong aku berhenti dan mencoba untuk muntah. Nggak ada makanan yang keluar, hanya angin dan suara mengenaskan orang yang muntah. Aku jadi obyek perhatian pengguna jalan deh, hehehe.

 

Seorang ibu pelanggan toko berbaik hati ingin membantuku. Tapi aku menolak. Sebab aku sudah menggunakan opsi pertolongan terakhir, meminta dijemput tetanggaku naik sepeda motor. Alhamdulillah pukul setengah delapan malam aku sampai dengan selamat di rumah.

 


 

EDAN! Itulah yang terlintas di pikiranku dan sepertinya memang iya sih, hehehe.

 

Aku sih SANGAT TIDAK MENYARANKAN untuk bersepeda ke Pantai Ngerenehan. Yah, kecuali kalau Pembaca ingin menorehkan sejarah kelakuan edan seperti aku ini, hehehe. Setidaknya, aku bisa merasakan bagaimana susahnya orang-orang di masa lampau untuk pergi ke Pantai Ngerenehan. Keindahannya benar-benar sebanding dengan perjalanannya.

 

Ingat ya Pembaca, jangan pernah bersepeda ke Pantai Ngrenehan!


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • KHADIJAH
    avatar komentator ke-0
    KHADIJAH #Minggu, 1 Jan 2017, 21:48 WIB
    kalo dari pantai parangtritis ke pantai ngobaran atau
    ngerehan selain naik sepeda ada kendaraan umum
    gk..? seperti bus atau apa ya..??
    Nggak ada angkutan umum mbak. Paling ya ojek kalau ada.
  • EMI
    avatar komentator ke-1
    EMI #Kamis, 4 Feb 2016, 20:29 WIB
    Tolong kalau ada info harga tanah dan yang ada mau jual di depan Pantai Ngrenehan tolong email ke: efwx977@yahoo.com.
    Coba ya...
  • EMI
    avatar komentator ke-2
    EMI #Kamis, 4 Feb 2016, 20:03 WIB
    Harga tanah di Pantai Ngrenehan berapa ya?
    Tanah yang dekat pantai itu dijual berapa per meter nya?
    Wah, kurang tahu saya Bu.
  • ISABELLA AGUSTINA
    avatar komentator ke-3
    ISABELLA AGUSTINA #Senin, 1 Feb 2016, 15:39 WIB
    Wah...
    Jadi pengen ke sana deh. Mau lihat pantainya juga. Uhuk.
    Ayo, ditunggu kunjungannya ke Jogja. :D
  • ADHAM PRANA
    avatar komentator ke-4
    ADHAM PRANA #Sabtu, 19 Des 2015, 07:29 WIB
    Kalo jalur Patuk itu lebarnya bisa buat papasan dua big bus nggak Bro?
    Bisa lho.
  • STEFANI RIA
    avatar komentator ke-5
    STEFANI RIA #Selasa, 23 Jun 2015, 00:45 WIB
    Walah kak.. kalian super great banget :D
    Pantainya keren yeh.. kayak gak ada ombaknya.
    Thanks buat explain rutenyaa!!!
    Semoga nggak nyasar yaaa! :D
  • BACKPACKTOR.COM
    avatar komentator ke-6
    BACKPACKTOR.COM #Jumat, 4 Apr 2014, 09:03 WIB
    Ngg 120 km nyepeda :s
    Jangan ditiru ya Mas! :D
  • HERRY A
    avatar komentator ke-7
    HERRY A #Jumat, 30 Nov 2012, 07:53 WIB
    salut mas...saya snang jg traveling..cm skg ngg ada wkt lg ..
    aplg tpt tgs diluar jawa...ttap smangat mas..salam hangat dan kenal...trimakasih bs nambah kecintaan kpd tanah air trcinta ..
    salam kenal Mas Herry,

    Kita senasib Mas, agar dapur tetap bisa mengepul mesti mengurangi aktivitas jalan-jalan, hahaha. Tapi saya yakin mas, kalau memang pada dasarnya senang jalan-jalan, suatu saat nanti bakal datang kesempatan itu untuk kita, hahaha.
  • PUPUNG
    avatar komentator ke-8
    PUPUNG #Rabu, 30 Mei 2012, 08:36 WIB
    Haha ga kapok Om, malah ketagihan hehe.. pengen juga ke Cinomati yang legendaris itu. Om uda pernah coba tanjakan petir? saya pernah, tapi turunnya hehe.. kalo nanjaknya belum coba.

    Sipp.. berarti kapan2 bisa dicoba jalur Panggang - Imogiri. kmaren sama rombongan pengen lewat sana pas pulang dari Baron.. tapi salah jalan, ya terpaksa lewat Bunder - Patuk jahanam deh hehe
    Tanjakan petir di Cinomati? Setahu saya sih Tanjakan Hidung Petruk. Tapi ada sih satu tanjakan di Cinomati yang terjal banget. Untuk naik di atas sepeda aja susah.

    Kalau dari Wonosari ya lebih enak Bunder-Pathuk, klo ke Panggang terlalu jauh ke kota Jogja.
  • PUPUNG
    avatar komentator ke-9
    PUPUNG #Selasa, 29 Mei 2012, 21:59 WIB
    Oya Om, terkait postingan artikel ini.. kesimpulannya, lebih baik pulang lewat gunung bunder - patuk, atau lewat panggang - imogiri.. ya walaupun dua-duanya jahanam, tapi mana yang lebih manusiawi? hehe.. thx Om
    Hmmm, relatif sing Pung.

    Rute Bunder-Pathuk bisa dibilang manusiawi karena lewat Jl. Wonosari yang notabene ramai dengan peradaban manusia. Jadi nggak perlu khawatir kekurangan pasokan logistik.

    Tapi tanjakan setelah hutan Wanagama tergolong jahanam, apalagi pas di Polsek Pathuk.

    Kalau lewat Panggang-Imogiri tanjakannya nggak begitu curam. Jalannya juga relatif sepi jadi bisa nyepeda dengan tenang. Resikonya ya itu, jauh dari peradaban jadi agak serem kalau ada apa-apa.
  • PUPUNG
    avatar komentator ke-10
    PUPUNG #Selasa, 29 Mei 2012, 21:56 WIB
    Wah saya salut dengan perjuangan Om Wij dan teman2 yang udah gowes ke banyak tempat ga biasa di Jogja dan sekitarnya.. salam kenal om, saya pemula di gowes nanjak/turing.. belum lama kerja di Jogja. Kapan2 saya boleh join ya om.. hari Minggu kmaren baru dari pantai Baron sama 4 orang goweser Kotagede yg ktemu di Patuk.. mantap.. sampai hari ini pegelnya belum ilang hehe.. salam gowes
    Salam gowes juga Pupung!

    wah, baru sekalinya nyepeda di Jogja langsung \"nanjak\" ke Pantai Baron? Dahsyat sekali. Semoga nggak kapok ya! :D

    Kalau Sabtu libur kerja, ikut aja agenda kegiatan kami di Sabtu Pagi Sepeda Santai. Pantau saja halaman page Facebooknya yah.
  • NANA PODUNGGE
    avatar komentator ke-11
    NANA PODUNGGE #Jumat, 20 Jan 2012, 19:18 WIB
    pengen nih gowes ke Ngrenehan, meski ga disaranin, hahaha
    btw, ga ada penginapan ya bro?
    btw (lagi), aku biasanya bikepacking naik seli :-P nekaaaad be ge te ya? :-D
    di sana nggak ada penginapan, adanya rumah-rumah warga mbak. Wah bikepacking naik seli berarti sekalian naik bus dong?
  • DELIMA
    avatar komentator ke-12
    DELIMA #Jumat, 18 Nov 2011, 06:03 WIB
    apa tempat itu hanya bisa di tempuh dengan sepeda ?
    atau bisa juga dengan mobil ?
    pls answer this question
    Bisa dengan mobil atau kendaraan bermotor lainnya. :)
  • FITRI
    avatar komentator ke-13
    FITRI #Rabu, 1 Jun 2011, 13:28 WIB
    mas, tanya, kalo kesana dengan kendaraan roda empat bisa nggak? trus
    ada wc/mushola nggak yah ?...utk berwisata dgn anak balita aman nggak?
    maaf interogasi.....nuwun sebelumnya....
    aman kok mbak, WC dan Mushalla ada tapi maaf kurang bersih. Kalau berwisata untuk balita aman, ombak di pantai tidak terlampau tinggi dan suasananya masih relatif sepi (nggak rame seperti di Parangtritis).
  • UCUKLUPRUT
    avatar komentator ke-14
    UCUKLUPRUT #Selasa, 31 Mei 2011, 18:09 WIB
    mas bangunan yg kayak kuno itu katanya oven, untuk ngeringkan hasil tani, itu daerah kidul dusun sumber panggang, aku dulu kkn disana nginep 1 bln
    hah? hasil tani kok dioven? apa bukan untuk proses penambangan batu gamping kah?
  • HAFID JUNAIDI
    avatar komentator ke-15
    HAFID JUNAIDI #Selasa, 8 Feb 2011, 17:07 WIB
    Wah, yang ini juga bagus tempatnya, Indonesia emang cantik ^_^
    emang cantik lho Kang. Kapan kemari lagi?
  • ADIT
    avatar komentator ke-16
    ADIT #Rabu, 21 Jul 2010, 09:04 WIB
    emeng gila laki2 nie...heheheh heran aq...
    lha iya, kami ini gila jew
  • DENBAGUS
    avatar komentator ke-17
    DENBAGUS #Rabu, 30 Jun 2010, 21:37 WIB
    wah apik yo pante ne mas...pengen mrono sesuk ahh
    monggo Kang
  • DEE
    avatar komentator ke-18
    DEE #Senin, 24 Mei 2010, 16:17 WIB
    salam kenal...
    lagi browsing di google ternyata malah dibawa kesini...
    kereen bro...
    tfs ya...
    nuwun kunjungannya
  • BOTOL
    avatar komentator ke-19
    BOTOL #Sabtu, 22 Mei 2010, 17:12 WIB
    Wah jelas sampeyan rodo 'bocor' mas. Itu berangkat 4 perjaka...pulangnya masih perjaka nggak ya? ha...ha...go bike go green
    wah ndak tau, yg jelas selangkangan senut-senut, hehehe
  • RIRIE R
    avatar komentator ke-20
    RIRIE R #Rabu, 19 Mei 2010, 21:49 WIB
    mantaaf.... tp sy recommend pantai gesing, tipikal natural, angle pemotretan yg apik, fishing area, dilingkungi oleh perbukitan dan sangat menantang medannya.....
    next target!
  • BAYU SETIAJI
    avatar komentator ke-21
    BAYU SETIAJI #Minggu, 16 Mei 2010, 07:48 WIB
    wah itu mah harus dicoba mas..
    tengkiu infonya,, ntar saya tak menapak tilas jejaknya sampean.. hehe..
    kalau tergoda iman untuk loading, jangan salahkan saya lho ya :D
  • HOLADALA KONCOMU NGEPIT
    avatar komentator ke-22
    HOLADALA KONCOMU NGEPIT #Jumat, 14 Mei 2010, 21:13 WIB
    woladala... . maksudnya indomie gosong : yg pake helm kuning putih ituloh... .yg rmh nya deket pantai(papan kanggo santai)...
    aku kok pingin nyepeda k sono sendirian aja : pingin nyoba, aku nyakin bs lebih cepet... .wuusssss...
    saya percaya Kang...saya amat sangat percaya...
  • INDOMIELEZAT
    avatar komentator ke-23
    INDOMIELEZAT #Selasa, 11 Mei 2010, 09:46 WIB
    aku ga yakim mereka semua perjaka ting ting....
    *gagal pertamax*
    maksudnya yang pakai kacamata item itu kan? :D
  • UUN
    avatar komentator ke-24
    UUN #Selasa, 11 Mei 2010, 08:35 WIB
    Baca artikele.. Judule wajib diganti \" Perjaka Gendeng\" wwooahhahah...
    Perjaka gendeng tapi kan cakep-cakep, aw aw aw...
  • CERITAEKA
    avatar komentator ke-25
    CERITAEKA #Senin, 10 Mei 2010, 15:37 WIB
    Sikilmu opo ra putul kuwi? 120km??? Sintiiiing!

    Eh pantai ini lupa aku kunjungi waktu itu.. heeem.. my next visit deh ;) nantikan aku ya Ngrenehaaan :)
    saya memang edan mba :D
    ndak bakal kecewa deh kalau kemari.
  • EM
    avatar komentator ke-26
    EM #Sabtu, 8 Mei 2010, 20:26 WIB
    Tulisannya mantaphf....jarang2 Wijna nulis perjalanan yg dilewati dg detail, mungkin karena stamina yg bicara :D

    *baca sambil nahan cegukan, wkwkwkwk
    **dpt kode verifikasi bagus 366EM :D
    itu karena artikel ini juga dipost di forum B2W Jogja, jadi mesti detil
  • ANNOSMILE
    avatar komentator ke-27
    ANNOSMILE #Jumat, 7 Mei 2010, 18:12 WIB
    capek tenan mesti perjalanannya..
    memang pantainya keren bro..numpak motor wae lah
    touring..
    yang ini sengaja naek sepeda biar lebih seru No :D
  • BDYAKIN
    avatar komentator ke-28
    BDYAKIN #Jumat, 7 Mei 2010, 17:56 WIB
    bener2 keren nih pantai nya
    :D
  • BDYAKIN
    avatar komentator ke-29
    BDYAKIN #Jumat, 7 Mei 2010, 17:47 WIB
    yuk ke Ngrenehan.... biar edan tapi pasti asyik nih route... ada yang mau ?
    besok yuk...
    hahaha, ampun om, nanti diulang kalau saya dah lupa pernah kesana nyepeda :D
  • MURWANI
    avatar komentator ke-30
    MURWANI #Jumat, 7 Mei 2010, 16:09 WIB
    beli makannya kok mahal ? mungkin belum musim ya, dulu saya pas panen kepiting dan lobster, aduh...sampai kenyang sekali. he..he..jadi pingin kesana lagi.eh..di pantai ngobaran sering dipakai umat hindu untuk upacara. Katanya ada pura atau candi ??? he..he... sudah pingin cerita tentang candi nih....
    hehehe, memang mungkin belum musim ya Bu. Untuk sementara artikel candinya istirahat dulu :)
  • RASARAB
    avatar komentator ke-31
    RASARAB #Jumat, 7 Mei 2010, 15:47 WIB
    wah mantab jaya sayang ane gak jadi ikut, next time ikut dah :D
    ndak ada tandeman buat dirimu lho Bal :D
  • ZEE
    avatar komentator ke-32
    ZEE #Jumat, 7 Mei 2010, 12:48 WIB
    Pantai Ngrenehan nya bagus benar. Mirip puketh ya, tapi sepertinya ini lebih bersih..
    lebih bersih Bu, soalnya masih jarang pengunjungnya
  • HARYANTO
    avatar komentator ke-33
    HARYANTO #Kamis, 6 Mei 2010, 10:58 WIB
    indomi goreng kok tumben belum pertamax sih...
    lagi sibuk lembur :D
  • PEIN
    avatar komentator ke-34
    PEIN #Kamis, 6 Mei 2010, 10:55 WIB
    Hm,
    Mending jalan kaki aja ya,
    Pulangnya bisa numpang truk........... :D
    Mas, adakah angkot ang menuju ke sana atao ke pantai Ngobaran dan estimasi harganya......... ?
    Kalau angkutan umum, sayangnya nda ada... :(