Dari judul artikel ini, kiranya ada Pembaca yang bertanya-tanya. Apa itu brongkos? Jawaban singkatnya, itu makanan. Tapi mungkin ada Pembaca yang belum puas. Seperti apa bentuknya? Oke lah. Wujud sajian brongkos itu bisa Pembaca lihat pada foto di bawah ini.

Yang kiri brongkos Pasar Pakem, kulit melinjonya banyak.
Yang kanan brongkos Pasar Turi, dagingnya banyak.
Aku harap Pembaca nggak mengeriyitkan dahi dulu. Penampilan brongkos jelas berkaitan erat dengan bahan yang dipakai. Brongkos itu berwarna hitam sebab memakai kluwak, sejenis dengan yang dipakai di rawon. Yang membedakan brongkos dengan rawon adalah penggunaan santan. Makanya kuah brongkos lebih pekat.
Pelengkapnya pun sederhana. Ada irisan tahu. Kacang merah tholo. Kulit melinjo. Kadang dilengkapi suwiran daging. Enak? Aku sih cuma bisa mengangguk-angguk. Tandanya setuju sekali!

Yang kiri Warung Ijo dekat Pasar Pakem, banyak sepeda mahal parkir disini

Yang kanan Warung Ijo Pasar Turi Tempel, banyak mobil mahal parkir disini.

Santapan brongkos ini disajikan di Warung Ijo. Diberi nama Warung Ijo sebab interiornya didominasi warna hijau. Sederhana bukan?
Namun harap diperhatikan. Warung Ijo ini bukan sembarang warung. Pasalnya, warung ini terkenal. Ada dua Warung Ijo. Pemiliknya pun dua. Maksudku, beda warung, ya beda pemilik. Gitu loh.
Warung Ijo pertama, letaknya di dekat Pasar Turi Tempel, di bawah jembatan. Ini Warung Ijonya Bu Padmo. Pak Bondan Winarno pernah bilang Mak Nyusss di sini.
Warung Ijo kedua, letaknya di dekat Pasar Pakem, di Jl. Pakem – Turi. Entah siapa yang punya warung ini. Yang jelas, di sini tempat nongkrongnya para pesepeda di hari Minggu.
Dua-duanya sama-sama bisa ditempuh pakai sepeda. Sekitar 18 km dari kota Jogja. Jalannya pun sama-sama menanjak. Bikin perut keroncongan saat sampai di sana.

Yang kiri adalah macam jajanan pasar di Warung Ijo Pasar Pakem, murah-meriah.
Yang kanan macam lauk lain yang bisa dipesan di Warung Ijo Pasar Turi Tempel, mahal juga nggak yah?
Lha terus bedanya di mana?
Di harga brongkosnya!!!
Brongkos di Warung Ijo Pasar Turi Tempel dihargai Rp11.000 per porsi. Nasinya sedikit. Lauk tambahannya pun dihargai Rp2.000. Kesimpulan, muahal!
Brongkos di Warung Ijo Pasar Pakem dihargai Rp2.500 per porsi. Nasinya bisa ngambil sepuasnya. Lauk tambahan cuma Rp500. Kesimpulan, muurah!
Jadi, seandainya pembaca pingin makan brongkos, milih yang mana?
NIMBRUNG DI SINI
yg pasar Turi, salah sebut daerah om, yg bener Pasar Tempel (Turi sama Tempel udah
beda Kecamatan lho) bawah Jembatan Kali Krasak tepatnya, sekarang buka warung ijo
baru di jl. magelang, sebelum jembatan barat jalan.
menyukainya karena memang enak betul, tetapi malahan belum mencobanya di tempat
aslinya, Jogya. Bila ada kesempatan ke sana pasti akan kucari..... :)
JADI WARNANYA ITEM , TAPI RASANYA GURIH & LAZIS .
coba...he5x
turi deh.....(pasar turi kagak ada jembatannya loh)
jadi letaknya di pasar tempel, bawah jembatan krasak...sisi timur
enaknya seh enak..tapi hehe setubuh banget ma kamu, muahal & dagingnya
dikit banget, ku itung cuma sekitaran 4 mpe 6, makanya habis itu kalo
pengen mendink bikin sendiri yg rasanya jelas lebih makyuss karena
mumer :)
wah, candi apa ya Bu?
sduah lama saya baca artikel brongkso ini,namun sampai sekarang belum pernah mencicipinya.
kapan bisa kontak ama mas MAW ya?
selain karena kuantitas daging, pernah-tidaknya om Bondan mampir juga sepertinya berpengaruh...
hahaha....
http://wijna.web.ugm.ac.id/index.php?id=4
btw, tengkyu banyak yach :lol:
Nuwun Bu buat apresiasinya tapi saya ini bukan dokter hewan, hehehe.
Saya belon coba,
Disini adanya nasi pecel doang,
Ga ada brongkos........
Kemaren aku ke karanganyar nyobaen brongkosnya disana, harganya 9000 (nasi included), dagingnya dikit, banyak kacang merah (ato kacang apalah namanya). Intinya...muahaal jg.
kacang koro dan kacang benguk tapi ukurannya sebesar kedelai. CMIIW.
:D
:mrgreen: