Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Kamis, 31 Desember 2009, 11:42 WIB

Perihal meninggalnya Gus Dur itu aku pertama kali tahu dari jeritannya Mbak Lia. Awalnya kupikir Resta berulah lagi. Namun kulihat Mbak Lia malah tergopoh-gopoh menyalakan tevelisi sembari berujar, ”Gus Dur meninggal!”.

 

Tapi apa dikata aku tak sempat menyimak apa yang tertutur di layar kaca. Kalaupun Gus Dur meninggal karena penyakit itu bukan suatu yang mengagetkan. Sebab seingatku, saat beliau menjabat sebagai Presiden RI ke-4 pun, kondisi kesehatannya sudah terganggu. Pukul setengah sepuluh malam aku menerima SMS dari rekan Bike2Work, Tiwi, yang mengabarkan ada momen peringatan 1.000 lilin mengenang Gus Dur di Tugu Pal Putih Yogyakarta.

 

Seorang Pemuda mengukir nama Gus Dur menggunakan lilin

 

Pukul sepuluh lebih lima belas aku tiba di Tugu Pal Putih. Saat itu di seputar tugu yang baru selesai direnovasi itu penuh dengan kerumunan massa yang membawa lilin. Di antara mereka terdapat perwakilan dari berbagai kelompok sosial di Jogja. Seperti LBH Jogja, Perkumpulan Masyarakat Papua, Muda-Mudi Katolik DIY, Kerabat Rakyat Mataram, dan masih banyak lain. Mereka mendoakan arwah Gus Dur agar diterima di sisi-Nya dan bertutur kesan terhadap beliau.

 

Nah, bagaimana seorang Wijna mengenal Gus Dur? Saat beliau menjabat jadi Presiden RI ke-4 waktu itu aku masih duduk di bangku SMP. Di masa itu, diriku buta perkara politik (apalagi sekarang ). Namun setidaknya di benakku mencatut nama Gus Dur sebagai pemimpin bangsa yang nyeleneh.

 

Riuh masyarakat yang memadati Tugu Pal Putih.

 

Gimana ndak? Seusai lawatan ke luar negeri, pasti ada saja pejabat negara yang dipecat. Selain itu manuver politiknya cukup kontroversial, semacam mengijinkan pengibaran bendera Papua Barat, hubungan diplomasi dengan Israel, sampai dekrit pembekuan DPR. Sebab itu nggak heran kalau di akhir masa jabatannya, pasukan TNI siap siaga mengepung Istana Negara.

 

Namun dibalik itu, aku memuji langkah beliau yang mendukung penuh toleransi antar umat beragama. Seperti pencabutan larangan publikasi budaya Cina. Juga keputusan beliau membubarkan Departemen Penerangan. Kita semua juga pasti hapal slogan beliau, ”Gitu aja kok repot?” yang selalu mengingatkan kita agar berpikir kritis.

 

Seorang anak turut menyalakan lilin tuk mengenang Gus Dur.

 

Yah kini memang beliau telah meninggalkan kita untuk selamanya. Aku turut mendoakan agar arwah beliau diterima di sisi Allah SWT. Manusia memang tak ada yang sempurna, begitupun dengan beliau. Namun, semoga kita dapat mengambil pelajaran berharga yang diberikan oleh Gus Dur sebagai guru bangsa tercinta ini.

 

Eh iya, ini adalah artikel terakhir blog Maw Mblusuk? di tahun 2009. Agak aneh menutup blog di akhir tahun dengan obituari. Bagaimana menurut pembaca?


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • X-MAN
    avatar komentator ke-0
    X-MAN #Senin, 10 Mar 2014, 18:30 WIB
    tokoh yang sekilas nyeleneh bukan main, tapi banyak jasanya buat negeri ini....
    amiin
  • VICKY LAURENTINA
    avatar komentator ke-1
    VICKY LAURENTINA #Jumat, 1 Jan 2010, 01:19 WIB
    Slogannya itu, masih saya tiru sampai sekarang dalam cara berpikir. Kalau ada yang bisa dibikin gampang, kenapa harus dibikin susah?
    Dibikin susah biar mendulang pendapatan mungkin mbak Dokter...
  • TURTLIX
    avatar komentator ke-2
    TURTLIX #Kamis, 31 Des 2009, 14:24 WIB
    \"Gitu aja kok repot!\"
    Menggambarkan bahwa pemerintah selama ini selalu
    merepotkan diri sendiri supaya terlihat sibuk.

    Owgh!
    Aku akan merindukan gojeg-kere guyon-mlarat
    guyon mikir dari seorang Gus Dur.
    Ho oh Paklik. Lama-lama kangen celetukannya Gus Dur ini... :(