Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Rabu, 25 Maret 2009, 04:59 WIB

Boleh dibilang artikel ini terinspirasi dari artikel di blognya Pak Mardoto. Selain itu, aku juga pernah terlibat ”percakapan ranjang” dengan Budi ”Yuda” Anduk tentang nikmatnya tinggal di kota gudeg ini. Belum lagi kalau mengingat serentetan pertanyaan dari orang-orang di sekelilingku yang intinya menanyakan kapan aku kembali ke ibu kota. Sepertinya aku harus segera menelurkan artikel ini ke publik.

 

Yah, mungkin beberapa poin di bawah ini bisa memuaskan rasa ingin tahu Pembaca semua kenapa aku betah tinggal di Jogja.

 

  1. Jogja punya pemandangan yang menakjubkan! Kalau bangun pagi sekitar jam 6 pagi pas mau ke pasar atau beli koran, sering terlihat jelas Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di utara kota Jogja. Selain itu kalau sedang main ke daerah Kaliurang, Cangkringan, atau Pakem aku selalu terpana melihat kemegahan dua gunung tersebut. Biasanya aku jarang menyebutkan lafadz Allah tapi untuk karya-Nya yang satu ini, hati dan lisaku selalu mengucapkan Subhanallah.
  2. Jogja masih kental dengan unsur budaya, baik yang terlihat maupun yang nggak terlihat. Karena aku orang Jawa dan sejak kecil hanya sedikit tahu tentang budaya Jawa, maka semenjak aku kuliah di Jogja ini aku berusaha memperdalam pengetahuanku akan budaya Jawa. Yah, bisalah aku sekarang berbicara Jawa krama walau terpatah-patah. Atmosfir budaya Jawa itu juga yang selalu mengingatkanku bahwa hidup itu semata-mata nggak mencari uang tapi berbakti kepada orang lain. Untuk yang satu ini aku salut kepada pengabdian para Abdi Dalem Keraton Yogyakarta.
  3. Sebagai orang yang hobi motret, setiap saat di Jogja selalu ada aja acara yang bisa dijadikan objek foto. Acara-acara itu kebanyakan juga merupakan prosesi kebudayaan, seperti kirab budaya dan Grebeg.
  4. Sebagai orang yang hobi jalan-jalan alias blusukan, dimana lagi bisa pindah provinsi dalam hitungan kurang dari 1 jam kalau bukan di Jogja? Jalan terus ke Barat sampai Magelang, kalau jalan terus ke Timur sampai Solo. Selain itu Jogja juga kaya akan objek wisata, mulai dari gunung, pantai, sampai candi. Boleh juga lho buat objek foto.
  5. Di Jogja aku punya tempat ”pelarian” jika sewaktu-waktu aku suntuk dan butuh sejenak menghirup udara bebas. Alun-Alun Utara Keraton Yogyakarta, Kaliadem, dan Watu Leter merupakan beberapa di antaranya. Cukup setengah jam berada disana, pikiran jadi plong lagi.
  6. Tetapi yang pasti, walau aku menghabiskan 18 tahun hidup di Jakarta tapi 4 tahun di Jogja telah mendewasakanku. Bukan aku mengalami perubahan fisik, akan tetapi aku jadi tahu dan bisa apa-apa sendiri. Bisa naik bis sendiri, naik kereta sendiri, bayar-bayar biaya administrasi sendiri, ngurus ini, ngurus itu, dan lain sebagainya. Mungkin itu efek-sampingnya hidup sendiri, jauh dari orangtua. Tapi aku nggak sendiri, karena di Jogja ini aku punya banyak teman, macem-macem deh pokoknya. Jadi, rasanya menyenangkan sekali menghabiskan waktu di kota ini.

 

Life Must Go On dan poin terakhir itu pula yang suatu saat bakal sirna dari kebahagiaanku seiring dengan berlalunya waktu. Sebagai seorang yang menjadikan hidup sebagai petualangan, sebenarnya aku nggak boleh terlalu betah tinggal di suatu tempat. Karena bisa-bisa aku mandeg untuk melakukan petualangan yang berikutnya.

 

A person travel around the world, just to find their way home. Jalan masih panjang, dan ujungnya nggak terlihat. Semoga Jogja bukan jalan buntu di kehidupanku ini.


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • LINTANG KENES
    avatar komentator ke-0
    LINTANG KENES #Selasa, 13 Mar 2018, 16:09 WIB
    Aah.. Jogja, sejuta kisah seru yang tak akan lekang di gerus waktu. Salah satunnya adalah suara drum band sore hari. Pernah iseng muter-muter nyari sampai Godean, ehh suaranya pindah ke timur, tapi pas menjelang azan Maghrib berhenti.

    Kata temanku sampai sekarang kadang masih terdengar suaranya, tapi cuma samar-samar aja sih...
    Wah, aku malah belum pernah mendengar suara drumband di Jogja e Mbak. Berarti belum sah jadi warga Jogja ya aku... :D
  • VIZON
    avatar komentator ke-1
    VIZON #Kamis, 7 Okt 2010, 09:29 WIB
    Sebagian besar dari alasanmu untuk tetap tinggal di Jogja, merupakan
    alasanku juga Wij... Jogja memang terlalu istimewa untuk dilewatkan
    begitu saja... :)
    kalau bisa lahir, hidup, dan mati ya di Jogja :D
  • PIPINK
    avatar komentator ke-2
    PIPINK #Selasa, 2 Jun 2009, 13:32 WIB
    hmm.. tapi sebagai orang jogja saya susah menemukan spot menarik buat mbojo di dalam kota.. mesti ndadak ngalor ngidul or ngetan sik lagi dapet spot yang ok..

    andai jogja punya taman kota pasti lebih sempurna...
    ah Jogja...banyak kok spot buat mbojo, dirimu aja yg ngga kreatif. Perempatan kantor pos besar tuh contohnya.
  • AGATHA MAHARDIKA
    avatar komentator ke-3
    AGATHA MAHARDIKA #Selasa, 28 Apr 2009, 12:43 WIB
    DJOGDJA....
    emang deh... never ending asia
    Kamu mah domisili enak Gat, di Singaraja banyak obyek-obyek bagus, tapi banyak doggy nya juga, he3
  • TIA
    avatar komentator ke-4
    TIA #Senin, 27 Apr 2009, 21:23 WIB
    kalo boleh memutuskan dengan egois, aku dulu milih kuliah di Jogja mas.. di Bandung gak enak sendiri, tahun pertama kuliah aku bener2 gak betah, baru akhir2 ini aja ngerasa punya keluarga disini P. benar2 bukan tipe bunglon. wah, jadi inget lagunya kla project..
    iya sih, disini juga di Jogja awalnya nggak betah. Pingin di Jakarta aja. Tapi lama-lama malah alergi sama Jakarta, hiii. Apa udah kerasan yah?
  • X
    avatar komentator ke-5
    X #Rabu, 25 Mar 2009, 12:24 WIB
    Aq juga KANGEN jen... KANGEN bgt... tapi bukan ma Yogya-nya, aq kangen sama moment di mana qta b'dua di atas ranjang saling bercengkrama, berbagi cerita, saling memahami satu sama lain...

    Jadi inget sama salah satu lirik lagu jadul yg begini nie:

    Awalnya biasa saja...

    Kita saling bercanda...

    du du du du...
    Eh? Kamu lupa kalau setelah kita bercengkrama itu kita guling-guling di ranjang? He3
  • EKA SANTOSO
    avatar komentator ke-6
    EKA SANTOSO #Rabu, 25 Mar 2009, 11:08 WIB
    Alhmdllh.jogja pun menaruh kenanganku ni.jogja memberikan tempat utk hidup dlm idealisme,bahkan mimpi. sekaligus pula memberikan pengalaman hidup dlm keberagaman. kadang terbersit utk menularkan suasana kota pelajar dibalikpapan..untung,internet bisa mengurangi ketergantunganku pada jogja..sampai ke batas minimal.
    Yah, apa mau dikata bahkan Jogja pun turut andil menghantarkanmu kepada seorang wanita kan? hehehe. Tapi untuk yang itu saya ndak yakin klo internet bisa jadi obatnya. Cepet sembuh ya Ka!
  • WINKY
    avatar komentator ke-7
    WINKY #Rabu, 25 Mar 2009, 09:47 WIB
    dulu saat pertama kali meninggalkan kota ini aku tidak pernah bisa menyangka bakal (sangat) merindukannya...sampai beberapa kali aku balik ke sana \"hanya\" untuk acara kumpul2 bareng kalian...ahhh..ternyata aku sangat merindukan jogja, aku rindu suasana kuliah bareng kalian, maen2 bareng...hehehehe...yahhh..tapi seperti katamu wis, life must go on...walau mungkin aku akan terus menikmati kerinduan ini..hehehe :D
    Tapi kamu tidak seperti orang yang rindu pas kamu balik ke Jogja. Tapi selain itu kamu sepertinya lebih kangen ke gubug-deritamu di Sukoharjo ya? Hehehe.
  • SAMSUL ARIFIN
    avatar komentator ke-8
    SAMSUL ARIFIN #Rabu, 25 Mar 2009, 05:19 WIB
    Kalau boleh memilih, sebenarnya aku akan memilih Jogja daripada kota lain!
    Memangnya kamu harus memilih? Yang jelas kota besar biasanya hiruk-pikuk Pin.