Maw Mblusuk?

HALO PEMBACA!

Selamat nyasar di blog Maw Mblusuk? !

Di blog ini Pembaca bisa menemukan lokasi-lokasi unik seputar aktivitas blusukan-ku ke sana-sini. Eh, kalau ada kritik, saran, atau pesan bilang-bilang aku yah! Nuwun!

Cari Artikel

LANGGANAN YUK!

Dengan berlangganan, Anda akan senantiasa mendapatkan update artikel terbaru blog ini.


Bisa berlangganan melalui e-mail.

oleh FeedBurner

Atau melalui RSS Feed berikut.
feeds.feedburner.com/mblusuk
Jumat, 20 Februari 2009, 10:35 WIB

Etika Berwisata Peninggalan Bersejarah

  1. Jangan buang sampah sembarangan!
  2. Jangan merusak peninggalan bersejarah! Kalau bisa batasi kontak fisik ke benda tersebut!
  3. Baca informasi sejarahnya. Kalau perlu difoto dan dibaca lagi di rumah.
  4. Patuhi peraturan yang berlaku!
  5. Jaga sikap dan sopan-santun!
  6. Jangan hanya foto-foto selfie thok!
  7. Kalau tempat wisatanya sudah ramai, jangan ke sana!

Lebih lanjut, silakan simak artikel ini.

Candi-candi ternyata tidak hanya menghuni seputar kawasan Jl. Raya Jogja – Solo saja, melainkan juga di seputar Jl. Raya Jogja – Wonosari. Salah satu peninggalan purbakala yang bisa kita jumpai di seputar kawasan ini adalah Candi Mantup.

 

Berikut adalah laporan kunjungan aku dan Andreas ke Candi Mantup yang kami laksanakan pada hari Kamis pagi (19/2/2008).

 

Foto Andreas Yenri Arditya Satriawan, mahasiswa prodi matematika UGM angkatan 2004, di Candi Mantup, Banguntapan, Bantul pada Februari 2009
Kawan perjalanan keliling candi.

 

Rute ke Candi Mantup

Seperti yang aku singgung di atas, untuk mencapai Candi Mantup adalah dengan melalui Jl. Raya Jogja – Wonosari. Ada banyak rute yang bisa dipilih untuk menuju ke Jl. Raya Jogja – Wonosari. Salah satu rute yang paling mudah adalah dengan mengarah ke Ringroad Janti terlebih dahulu, kemudian menyusuri Ringroad Janti ke selatan sampai bertemu dengan cabang perempatan Jl. Raya Jogja – Wonosari. Ringroad Janti sendiri dapat dicapai dengan mengikuti jalan raya dari Tugu Pal Putih ke arah timur (arah menuju ke Solo).

 

Nah, di sisi utara Jl. Raya Jogja – Wonosari km 7, ada sebuah gapura berwarna biru yang bertuliskan nama dusun Mantup. Selain gapura biru, ada juga plakat cor-coran semen berwarna merah muda yang juga bertuliskan nama dusun tersebut. Secara administratif, Dusun Mantup sendiri merupakan bagian dari wilayah Desa Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta.

 

Dari gapura biru ini ikuti saja jalan masuknya. Nanti sekitar 200 meter di sisi kiri jalan bakal dijumpai pemakaman umum yang bernama Segara Madu. Stop di sini! Silakan parkir kendaraan di sekitar area pemakaman. Eh, jangan bingung kalau kanan-kiri pemandangannya sawah semua ya, bukan batuan candi.

 

Foto Penampakan Pemandangan Situs di Candi Mantup, Banguntapan, Bantul pada Februari 2009
Lokasi situs Candi Mantup yang dikelilingi persawahan.

 

Nah, tidak jauh dari pemakaman tersebut, di arah barat laut, ada sebuah papan putih berdiri tegak. Di sanalah Candi Mantup berada.

 

Identifikasi Candi Mantup

Penyebutan Candi Mantup sepertinya kurang cocok, mengingat wujud dari peninggalan purbakala ini tidak berwujud bangunan candi pada umumnya. Mungkin ya lebih tepat bila disebut sebagai Situs Mantup daripada Candi Mantup.

 

Foto Sambungan Batu Candi di Candi Mantup, Banguntapan, Bantul pada Februari 2009
Sambungan antar batu candi. Terlihat celah untuk pengait?

 

Seperti foto yang dipajang di pembuka artikel ini, Candi Mantup terdiri dari tiga buah bangunan berukuran kira-kira 2 x 2 meter yang berjajar membentuk garis lurus. Jarak antar bangunan kira-kira 2 meter.

 

Foto Bangunan Candi Selatan di Candi Mantup, Banguntapan, Bantul pada Februari 2009
Bangunan candi di sisi selatan.

 

Kalau aku cermati, ketiga bangunan ini memiliki semacam ruangan (bilik). Setiap bangunan memiliki rongga (jalan) masuk kecil ke ruangan tersebut yang posisinya menghadap ke arah barat.

 

Dari sumber di internet, pada bangunan candi tengah pernah ditemukan arca yang diidentifikasikan sebagai arca Kalyanasundaramurti. Wujud dari arca Kalyanasundaramurti ini menyerupai laki-laki dan perempuan dalam posisi berdampingan dan bergandengan tangan. Para ahli purbakala menduga bahwa arca Kalyanasundaramurti ini merupakan penggambaran perkawinan antara Dewa Siwa dan Dewi Parvati (Parwati). Oleh sebab itu, kemungkinan kuat Candi Mantup ini merupakan candi Hindu. Candi Mantup diperkirakan dibangun pada abad ke-8 sampai ke-9 Masehi.

 

Foto Bangunan Candi Tengah dan Arca Kalyanasundaramurti di Candi Mantup, Banguntapan, Bantul pada Februari 2009
Bangunan candi di sisi tengah. Di sini pernah ditemukan arca Kalyanasundaramurti.

 

Aku dan Andreas sempat melakukan sedikit observasi di situs kecil ini. Dari tiga buah bangunan yang sejajar tersebut, hanya bangunan yang terletak di sisi paling utara saja yang memiliki campuran penyusun dari batu bata. Struktur Candi Mantup sendiri didominasi batu andesit sebagaimana batuan penyusun candi yang umum dijumpai di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah. Sedihnya, batu-batu di tiga bangunan tersebut tampak tertutup lumut.

 

Foto Bangunan Candi Utara di Candi Mantup, Banguntapan, Bantul pada Februari 2009
Bangunan candi di sisi utara. Terlihat batu bata sebagai penyusunnya.

 

Yang tidak kalah menarik adalah ternyata banyak batu-batu andesit berukuran besar yang tersebar di sekeliling Candi Mantup. Sebagian besar batu-batu tersebut masih terkubur tanah. Hmmm, apa mungkin dahulunya bangunan Candi Mantup ini berukuran besar ya Pembaca?

 

Foto Batu Andesit di Candi Mantup, Banguntapan, Bantul pada Februari 2009
Foto Reruntuhan Candi di Candi Mantup, Banguntapan, Bantul pada Februari 2009
Batu-batu andesit berukuran besar yang tersebar di sana-sini.

 

Foto Sesaji Jawa di Candi Mantup, Banguntapan, Bantul pada Februari 2009
Dipergunakan juga untuk ibadah atau ngalap berkah?

 

Berhubung di lokasi tidak ada juru kunci maupun warga yang bisa ditanyai, kami menyimpulkan bahwa Candi Mantup ini ditemukan secara tidak sengaja oleh petani setempat ketika mencangkul sawah. Yah, semoga pihak BP3 Yogyakarta kelak melakukan kajian yang lebih mendalam terhadap Candi Mantup ini.

 

Pembaca pernah berkunjung ke Candi Mantup?


NIMBRUNG DI SINI

UPS! Anda harus mengaktifkan Javascript untuk bisa mengirim komentar!
  • RITA
    avatar komentator ke-0
    RITA #Senin, 15 Ags 2011, 14:36 WIB
    warisan budaya lagi,
    berlumut...:)
    Matur nuwun mbak e :)
  • GOCAW
    avatar komentator ke-1
    GOCAW #Kamis, 11 Mar 2010, 13:43 WIB
    dari candi da masjid kan??
    lurus dikit nyampe ko,, ga nyampe piyungan ko,,,
    hoolha...disitu tow
  • GOCAW
    avatar komentator ke-2
    GOCAW #Minggu, 7 Mar 2010, 17:29 WIB
    huy, rumah ku dkt candi mantup lho, candi mantup ntu yg nemuin emang petani yg ga sengaja dpt ntu batu,,
    tapi heran y kuck ga d terusin ya?? kalu k situ lg, mampir yaw,,
    hohoho, rumahmu di daerah Piyungan toh? :)
  • DWIHATMOKO
    avatar komentator ke-3
    DWIHATMOKO #Sabtu, 9 Jan 2010, 22:01 WIB
    yah...sperti itulah kondisi kita....jika ndak ada nilai komersilnya ngapain untuk dipikirkan...padahal itu adalh aset yang tak ternilai tinggal cara mengolahnya saja.......
    Setidaknya dirawat, misal ada juru kunci yang berjaga disana...
  • PEIN
    avatar komentator ke-4
    PEIN #Jumat, 20 Feb 2009, 19:39 WIB
    okelah, kutunggu perkembangan selanjutnya [ YM-nya ada ndak ]..........
    ada lah, liat aja di halaman profile
  • PEIN
    avatar komentator ke-5
    PEIN #Jumat, 20 Feb 2009, 19:20 WIB
    Yup, emang betul, kayak kasus di Trowulan yang kebanyakan benda peninggalan bersejarahnya ga terurus [ lha wong mau gimana lagi, kalo diurus semua, ntar Trowulan bakal benar - benar tergusur akibat saking banyaknya benda purbakala ]. Mas, Candi Kalongan-nya dibahas juga dunk, walau cuma sisa - sisanya; siiiplah............
    heee...cepat sekali kau balas komenku? Kalo desa Trowulan diubah jadi desa masa lampau gitu apa ga mungkin ya? Kayaknya Candi Kalongan udah pernah kusinggung dikit di artikel Candi Sojiwan deh. BTW, aku ga tau mesti cari info kemana, lagipula yg punya rumah anjingnya galak banget.
  • PEIN
    avatar komentator ke-6
    PEIN #Jumat, 20 Feb 2009, 19:01 WIB
    Oalah, mas...mas..., masih ada yang lebih ngenes lagi dari Candi Mantup ini, kayak di Situs Marangan [ http://www.disbudpar-diy.go.id/dktb/result_view.php?oid=435&tipe=tidakbergerak ] Btw, oke juga nih artikelnya walau terlalu singkat [ ga pa-pa lah ] artikel lanjutannya kapan nich ? [ da schedulnya ga nich ? ]
    Di Klaten, Jawa Tengah juga ada candi (namanya Candi Kalongan) yang batunya habis dipakai buat pagar rumah warga. Bener-bener bangsa kita ni ndak menghargai sejarahnya banget. Ya, makanya tonton terus ni blog, he3.